Pejodohan Yang Terjadi

6.1K 302 21
                                    

"Biarlah semua berjalan apa adanya, berlalu dengan semestinya, dan berakhir dengan seharusnya." -Vanya

Semua mata menatap Vanya dengan penuh kagum. Cewek itu berhasil merebut perhatian seisi ballroom hotel itu.

David membiarkan lengannya di dagandeng Vanya. Sesekali David menatap tajam laki-laki yang menatap Vanya dengan tatapan ingin.

"Lain kali kalo ke acara, Vanya pake kaos oblong aja yah?" David membuka suaranya.

"Lah, yang bener aja? Emang kenapa sih?" tanya Vanya bingung dengan perkataan David.

David menarik nafasnya panjang kemudian menghembusnya kasar. Dia menatap Vanya sinis.

"Aku nggak mau kamu jadi sorotan orang. Kamu tuh cantik cuma buat aku."

Vanya terkekeh kecil sambil mencubit pinggang David. "Bukannya udah kodrat perempuan jadi sorotan? Kamu mikirnya jangan kejauhan. Mereka cuma kagum kali sama aku." jawab Vanya dengab entengnya.

David hanya menaikan alisnya, seakan tak peduli dengan penjelasan Vanya.

"Gila! Acara tunangan aja kayak acara nikahan gini" Vanya berdeham pelan.

"Kebanyakan sih tamu papi."

Vanya menatap sekelilingnya. Banyak sekali orang yang lalu lalang disini. Dan sepertinya semua orang yang ada disini adalah orang sukses. Karena bisa dilihat dari cara berpakaian mereka.

Vanya menyapu pandangannya ke belakang. Dia pun membulatkan matanya lebar. "Mama Papa?" katanya sedikit kaget.

"Mana?" tanya David.

Vanya menunjuk ke arah orangtuanya berdiri. Mereka sedang berbincang dengan beberapa orang.

"Tuan, anda di cari Pak Demian disana" kata seorang pelayan hotel.

"Eh iya. Trimakasih." balas David pada pelayan itu.

"Aku samperin mereka dulu yah" ijin Vanya.

"Iya, aku juga mau ke papi dulu."

Vanya pun bergegas menuju ke tempat Mama dan Papanya berada.

"Ma." panggil Vanya.

Mamanya yang merasa dipanggil langsung membalikkan badannya ke arah Vanya.

"Vanya, kok kamu disini?" tanya Papa Vanya.

"Yang tunangan itu kan Haikal Ma, Pa. Mama dan Papa kan kenal siapa itu Haikal." jawab Vanya.

"Oh iya bener. Eh tapi kok kamu nggak pernah bilang kalau Haikal tuh anaknya teman mama sama papa.

Vanya mendengus kesal pada mamanya. Mana Vanya tau kalo Ayahnya Haikal adalah teman mama sama papanya? Emangnya Vanya cenayang apa?

"Ya mana Vanya tau Ma."jawab Vanya dengan kesal.

"Oh iya bener juga yah." Mamanya tampak menganggukan kepalanya pelan.

"Tau gini, mending kamu bareng aja sama Mama dan Papa." Timpal papanya.

"Iya juga sih." jawab Vanya singkat.

I Want You (ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang