David Bahagia

9.6K 559 5
                                    

Loe selalu aja baperin gue. Tapi kok gue nggak bisa baperin lo ya? -Dave

“Pah.” Panggil David pada Resky.

“Najis panggilan lu!” Resky mendecak kesal. Jijik mendengar panggilannya dari David.

“Tadi di toilet ada cowok yang mau ngintip aku!” ucapnya berapi-api.

Resky menatapnya aneh, Resky lama-lama bisa gila mendengar celotehan dari David.

Gilberth meladeni cerita David. “Terus Nak, kamu nggak tampar dia atau kamu tinju gitu?”

“Nggak aku apa-apain Ma.” Ucap David sedih.

Melihat anak angkatnya dilecehkan Gilberth sempat naik darah “Kok nggak diapa-apain?”

David langsung memeluk dirinya sendiri seperti wanita baru saja habis dilecehkan.

“Habisnya yang tadi aku ceritaiin itu bohong Ma”

Hampir saja Gilberth memukul kepala bosnya, mobil yang dikendarai Resky sudah memasuki komplex dan berhenti di depan rumah mewah milik Vanya.

David memang sengaja tidak membawa kendaraan karena dia ingin dijemput Gilerth dan resky yang sudah dianggap seperti kedua orang tuanya.

“Mama Papa. David belajal dulu ya cama pacal David.” Katanya sengaja di cedal-cedalkan.

“Belajarlah nak. Agar cita-citamu menjadi bapak rumah tangga akan tercapai.”

David mengangguk patuh pada Gilberth. “Makasih Ma. Doa mama akan David kenang.”

Lalu dia turun dari mobil Resky dan berjalan masuk kedalam halaman rumah Vanya. Karena sebelumnya David sudah menghubungi Vanya terlebih dahulu jadi saat dia sampai Vanya langsung menyambutnya di depan pintu.

David bahkan mengatakan bahwa dia ingin disambut oleh pacarnya di depan pintu seperti seorang istri menyambut suaminya pulang kantor.

***

“VANYAAA!”

“Apaan sih?”

“Dirumah kamu ada serigalanya tuuuh itu tuhhh!” tunjuk David saat baru memasuki rumah Vanya.

Rencananya dia akan menyuruh pacarnya itu untuk membuat tugas Bahasa Indonesia yaitu cerpen.

Bukannya mengerjakan dirumahnya malah datang kerumah Vanya.
Alhasil saat di persilahkan masuk kedalam rumahnya, dia mendapati seekor hewan yang mirip seperti serigala sedang duduk di atas kursi kecil berwarna biru sambil menatap tajam kearah David.

“Mana mana?!” Vanya ikut panik, tapi sesaat dia kembali normal, mana ada sih serigala di rumahnya.

“Itu!” tunjuk David gemas. Cowok itu berdiri di belakang Vanya.

“Itu anjing aku, bego!”
David terkejut.

Ternyata hewan itu adalah seekor anjing yang besar, bentuk matanya yang tajam dan giginya yang lancip saat sedang menguap. Warna anjing itu abu-abu dengan bercak-bercak hitam di area punggungnya.

“Argen, sini sayang!”panggil Vanya ramah.

Anjing bernama Argen pun datang menghampiri pemiliknya sambil mengibas-ngibaskan ekornya bahagia di depan Vanya.

David semakin takut saat mendapati tingginya tingginya mencapai setengah meter lebih.

“Anjiiir, kamu pelihara apaan sih Van?”

“Argen kenalin ini David. David, ini namanya Argen.” Kata Vanya seperti memperkenalkan seseorang pada David.

“Idiiih,”

“Apaan sih salaman aja nggak mau. Dasar cowok angkuh!” sembur Vanya kesal pada David.

Dengan terpaksa David menyodorkan jari telunjuknya. “Ini anjing siapa Van?”

“Aku.”

“Serem amat kamu meliharanya.”
Vanya mendecak sambil membuka buku tulis milik David.

“Dia itu peninggalan nenek aku. Waktu itu umur Argen masiih tujuh bulan.”

David mengangguk-angguk mengerti tetapi sedikit terkejut jika anjing Belgian Malinois itu datang didekatnya.

“Baik-baik ya lu sama gue.” Ucap David sambil mengelus perut Argen yang sedang tiduran di lantai.
Tapi saat akan mengelus kedua kalinya, kepala Argen bergerak cepat dan langsung menggigit kelingking David.

“AAAKK!!”

“Kenapa?” tanya Vanya datar.

David meringis sambil mengusap-usap jemarinya yang sakit. Beruntung saat Argen menggigitnya dia langsung menarik tangannya.

“Anjing kamu tuh main gigit orang aja.”

“Pantesan, Argen itu jantan dia nggak suka dielus perutnya.”

“Mana David tau dia jantan atau betina.”

“Ya udah sih,” jawabnya acuh.

“Udah salah juga.” Gerutu David tidak mau kalah.

“Yang gigit kan Argen!”

David memberengut kesal, “nggak tau lah!”

Keduanya kembali pada kesibukan masing-masing. Selama Vanya mengerjakan tugas David, David malah tiduran sambil bermain game di hpnya.
Vanya ikut kesal karena David yang suka sekali menyuruhnya mengerjakan prnya itu.

Padahal Vanya adalah adik kelas yang seharusnya meminta bantuan mengerjakan pr pada senior ini malah sebaliknya.

Ketika hp Vanya berdering notifikasi dari BBM. Cewek itu langsung menarik hpnya dari atas meja belajar.

“Dari siapa?”

Vanya melirik David, “Kepo” 

“Ya udah”

BBM

Haikal : Van, lagi apa?
Haikal: *smile*
Vanya: lagi ngerjaiin pr David, kak
Haikal : kasian :p
Vanya : udah biasa diginiin :D
Haikal : blg David klo mo bljr sm gue aja
Vanya : iya ka
Vanya : kk kenal David darimana?
Haikal : kita sahabatan
Vanya : Serius? David ga pernah cerita
Haikal : serius?
Vanya : kalian lagi berantem?
Haikal : nggak, kita emg kyk gini orgnya
Vanya : oke ;)
Haikal : Van?
Vanya : Iya?
Haikal : David siapanya elo?

Vanya terdiam sesaat. “Dave.”

“Hm,”

“Haikal tanya, kita ini apa?

David hampir saja tersedak air liurnya sendiri.
“Kita kan pacaran.” Jawab David serentak “Pura-pura” tambahnya.

“Okedeh, tapi aku bilang kita pacaran aja ya. Takut ketauan kalo pake ‘pura-pura’-nya.”

Seketika hati David langsung berbunga-bunga. David nggak kuat nanggung semuanya, David bahagia ya Tuhan.



Cieee..  David yang lagi seneng2nya.

Jangan lupa vote&comment

I Want You (ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang