Argen Sakit

8.7K 455 12
                                        

"Aku sering mikir, sebenarnya apa perasaan aku sekarang sama kamu? " -David

"Gue mau buat es teh, ada yang mau?" tanya Gilberth saat ketiganya sudah berada di rumah David.

Mumpun kedua orang tua David sedang bekerja, mereka habiskan waktu dirumah setelah pulang sekolah.

Maminya David meminta anaknya untuk berada dirumah saja karena rumah sedang kosong alias kedua orang tuanya akan pulang terlambat.

David memilih masih duduk di sofa dekat tv kamarnya. Hatinya masih sakit saat Vanya membantahnya memilih pergi bersama Dhea dan Rian dibanding menuruti perintahnya.

Sebagai pacar yang baik, tentu saja David harus menjaga Vanya. Tapi orang yang dijaga seperti tidak tahu kalo dia khawatir.

"Es teh?" ulang Resky yang sedang menggenggam stik Ps, "ini teh kantung bunda sari murni yang rasanya enak sekali semua suka aromanya nikmat bikin kita jadi semangat."

"Dasar lucu njiirr!" sembur Gilberth sebal.

"Ya udah, gue satu deh." Ucap Resky akhirnya.

"Manis?"

"Nggak perlu yang manis, asal setia aja!"

"Taik! Eek kodok lu! Serius ni kampret!"

Resky tidak mau kalah, "Ya namanya juga teh pasti manis lah goblok!"

"Emang yang bilang teh itu pedas siapa?"

"David nggak pesen?" ingat resky.

David yang wajahnya jutek parah hanya diam dan membuang wajahnya kesegala arah.

"Idihh.. lu kayak cewek pms aja"

"Lo kan nggak pernah punya pacar makanya kayak gitu. Nggak ngerti lo!" bentak David.

Gilberth yang memang belum pernah pacaran, selama tujuh belas tahun dihidupnya belum pernah merasakan mencintai seseorang yang istimewa,

"Terus kenapa? Toh ntar di akhirat yang ditanya siapa Tuhanmu bukan siapa pacarmu!"

Disela-sela perdebatan mereka tiba-tiba hp David bergetar, cowok itu tersentak kaget. Vanya menelfonnya!

"Apa?" sapa David tidak ramah.

Vanya bergumam sebentar, sadar kalau David pasti masih marah padanya.

"Argen sakit." Suaranya terengar panik.

David mengerutkan alisnya, rasa kesalnya semakin meningkat saat tau bahwa Vanya menghubunginya hanya untuk memberi tahu bahwa anjingnya sakit, harusnya kan Vanya meminta maaf padanya.

"Terus?"

"Anterin gue ke dokter hewan ya?" rengek cewek itu.

"Males"

"Ih David mah gitu" rengek Vanya

Meski merasa kasihan tapi David masih meninggikan egonya,

"Minta anterin sama Haikal sana."

"Apaan sih kamu?"

"Apanya?" balas David pura-pura nggak tau.

"Kenapa bawa-bawa Haikal?"

"Terus?"

"Nyebelin banget sih lo!"

Keluar lagi lo-guenya, batin David sebal.

"Bodo." Ucap David

Vanya menggigit bibirnya menahan amarah,

"jahat banget lo,"

"Emang gue jahat, puas lo?!"

Cewek itu tangisnya, dia pikir jika menelfon David dan semuanya akan baik-baik saja. Tapi setelah menghubungi cowok itu yang ada membuatnya sakit hati. Setelah itu Vanya memutuskan panggilannya sepihak.

"Itu dari Vanya ya?" tanya Gilberth
setelah membawa minuman.

"hmm"

"Kenapa dia?"

David menatap hpnya, "Anjingnya sakit, minta gue anterin ke dokter."

Resky langs ung menatap David tidak suka.

"Lo kalo masih marah tuh bilangg, jangan jadi cowok brengsek gitu dong."

"maksud lo apa sih Ky?" tanya David sengit.

Dia tidak suka jika sahabatnya itu tidak mendukungnya sama sekali.

"Vanya butuh lo, terus lo dengan sangat bodohnya nolak permintaan dia. Kalo beneran Vanya minta tolong Haikal gimana, pasti dia bakal berpikir kalau yang selalu ada dideket dia itu Haikal bukannya lo."

Saat itu juga hati David seperti tertusuk ucapan Resky.

"Dia yang selalu ngelanggar perintah gue" David berkata pelan.

"Emang kapasitas lo itu apa? Cuma pacar pura-pura dia kan? Selama kalian masih pacaran pura-pura, selama itu pula lo nggak ada hak ngatur hidup dia. Jangan lo diam aja kalo Haikal deketin dia. Kenapa?" tanya Resky menatap wajah David yang cemberut.

"Lo pasrah saat tau yang bakal ngerebut Vanya adalah Haikal?"

"Lo nggak tau apa-apa Ky."

"Justru itu, karena gue Cuma tau garis besarnya aja, gue Cuma mau lo itu usaha, lo mau masa lalu lo terulang lagi?"

***

Vanya mencari kontak Haikal, sesuai harapan David, dia akan meminta tolong pada Haikal saja. Baru kali ini dia seperti menenukan cowok nyebelin seperti David.

"Halo, Haikal?"

"Iya, kenapa Van? Tumben telfon."

"Anterin gue ke dokter hewan ya?"

"Loh?"

"Anjing gue sakit, jadi gue minta tolong lo buat anterin gue ya?"

"Boleh, sekarang?"

"Iya."

"Sepuluh menit lagi gue sampe rumah lo."

"Thanks"

I Want You (ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang