Munafik

5.3K 291 5
                                    


Vanya yang melihatnya juga ikutan panik dan akhirnya ada ide yang terlintas di kepalanya.

"Sayang bukain ada Haikal nih dia mau ketemu kamu. Ayo dong bukain" Pinta dibalik pintu.

Vanya tiba-tiba terdiam saling berpandangan dengan Gilberth saat mereka mendengar kalo ada Haikal.

"Mampus lo!"seru Vanya membulatkan matanya "Lo masuk ke lemari gue aja!"

Gilberth bergedik kesal,  "Gue tau lemari lo gede,  tapi nggak usah lemari ah elah." katanya pelan dan cemberut.

Pasti akan sumpek rasanya disana, mungkin harus ditempat lain.

"Masuk kamar mandi!!" seru Vanya mendorong Gilberth ke arah pintu kamar mandi. Gilberth yang didorong begitu saja akhirnya pasrah saja mengikuti Vanya.

"Sayang bukain dong,  Mama buka yah?"

"Iya Mam, sebentar" balas Vanya di buag-buat serak dan terlihat sakit

Setelah membalas itu,  Vanya mendengar gumaman tidak jelas di balik pintu. Pasti itu suara Haikal.

"Lo disini jangan sampe keluar kalo bukan gue yang ngijinin." kata Vanya pelan sambil menutup pintu kamar mandinya.

Tiba-tiba tangannya ditahan, Vanya menatap garang Gilberth. "Apa lagi?!"

"Apapun yang Haikal ngomong ke lo itu semua bohong oke? Intinya dia nggak baik dan ngejebak David selama ini."

Vanya mengangguk,  sebenarnya dia nggak mengerti tapi dia mengangguk karna ingin membuka cepat pintu takut mamanya curiga.

Dia berjalan cepat ke meja riasnya,  dilihat dirinya yang acak-acakan. Kelihatan banget kalo dia lagi stress.

Akhirnya dia memoleskan bedak tabur ke wajahnya, setidaknya mengurangi kadar muka stress nya.

Vanya dengan buru-buru memutar kunci di gagang pintu, dia membuka cepat pintu itu.  Dan benar di depan pintu ada Mamanya dan Haikal yang sedang berbincang lalu menatap Vanya lega.

"Kal, Haikal. Ayo ma..masuk.." ucap Vanya akhirnya sedikit gugup. Sudah seminggu ini dia tidak bertemu Haikal. Karena di sekolah dia nggak pernah keluar kelas,  apalagi kelasnya sudah pindah lantai tiga.

Haikal tersenyum lirih pada Vanya.

"Ah yaudah mama tinggal dulu ya," kata Mamanya Vanya yang tersenyum kaku menepuk bahu Haikal.

Sepeninggalan mamanya,  Vanya memberikan akses Haikal untuk masuk ke kamarnya,  "Masuk, Kal." kata Vanya gugup. "Maaf agak berantakan nggak semlat beresin." lanjutnya pelan.

"Nggak apa-apa yang penting bisa liat kamu."

Vanya tertawa renyah dibalik punggung Haikal. "Lo darimana Kal?"

Dia berbalik menatap Vanya di hadapannya, "Baru selesai Futsal."

Vanya kaget dan mengerutkan keningnya, ini kan hari minggu, setau Vanya di tempat futsal David dan Haikal biasa latihan nggak ada jadwal buat hari minggu. Mungkin aja ya sekarang udah ada?

"Aku baru aja selesai latihan, langsung kesini." Haikal merenggangkan tubuhnya lalu duduk di tepi kasur Vanya. "Aku kangen banget sama kamu Van, soalnya aku jarang liat kamu di sekolah."

"Oh ya, lo baru selesai latihan?" Vanya memperhatikan Haikal. Potongan rambutnya berubah sekarang dengan sedikit jambul di atas.

Haikal berdiri menghampiri Vanya yang masih terdiam. Dia ingin memeluk Vanya namun dengan cepat Vanya mendorong dadanya.
"Sorry, Kal"

Haikal hanya tersenyum kecut.

Saat Haikal mendekat Vanya tak sengaja mencium aroma shampo dari rambutnya  Haikal baru mandi? Diciumnya lagi dalam aroma tubuh Haikal.

'Haikal pakai parfum yang fresh kayak baru habis mandi aja. Setahuku kalau baru habis latihan pasti bau keringat ya, ini malah wangi. Apa sehabis latihan dia pake parfum? batin Vanya keheranan.

"Aku kangen banget sama kamu, Van" Haikal tersenyum manis pada cewek itu.

Vanya menaikan sudut bibirnya kaku,  dia tidak ingin tersenyum tapi dia ingin menanyakan kejujuran dari Haikal.

Ucapannya mengatakan dia baru selesai latihan futsal,  tapi secara penampilan dia seperti habis dari rumahnya. Aroma tubuhnya pun menandakan kalau dia memang habis dari rumah.

"Ya udah,  aku kesini cuma mampir doang, soalnya aku pengen pastiin kamu baik-baik aja."

"Lo mau pulang?"

"Iya aku pulang dulu yah, bye. Keep Strong yah." Haikal pun keluar dari kamar Vanya.

Vanya menyimpan banyak tanda tanya. Mulai dari latihan futsal yang nggak biasanya hari minggu,  penampilan Haikal yang nggak seperti orang habis latihan futsal, dan kalimat terakhir Haikal. 'Keep Strong'

Emangnya dia tau Vanya lagi galau?  Kalo emang dia tau, darimana taunya? Dari David? Nggak mungkinlah. David kan anti banget sama Haikal.






------------
Makin seru nggak ceritanya?
Nggak yah?
Haha maklumin deh, nggak ada mood banget nih buat nulis.
Soalnya lagi mikirin UTS.

jangan lupa vote&comment yah..
Biar thor mood lagi nulisnya. 😂😂

I Want You (ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang