The Feeling

7.6K 385 4
                                    

"Kalau kamu saja sudah mengisi penuh hatiku, lalu untuk apa aku mencari yang lain untuk mengisi juga?" -Vanya


Siang itu saat isitrahat pertama. Vanya, Dhea, David, Gilberth dan Resky memutuskan untuk makan di kantin.

Mereka duduk di meja yang letaknya di tengah keramaian, karena memang meja itulah yang menjadi tempat keseharian David dan kedua sahabatnya.

Lalu setelah mereka makan, Gilberth mengajak mereka memainkan permainan. Sebuah permainan yang menggunakan kartu domino.

Vanya dan Dhea yang tidak tau cara bermainnya hanya ikut-ikutan saja, karena Gilberth dan Resky menganggap mereka tidak keren.

"Yah Vanya kalah lagi deh" ujar Vanya setelah menghitung bulatannya yang lebih banyak dari mereka.

"Yes Dave menang banyak nih" seru cowok itu girang.

Pasalnya siapa saja pemain yang kalah akan dicoret dengan selai cokelat yang sempat Resky beli di mini market depan sekolahnya. Tapi jika Vanya kalah maka David akan mencium pipinya, dan sebaliknya. Kecuali Resky, Gilberth, dan Dhea mereka hanya berhak mencoret saja dengan selai cokelat tersebut.

Resky mulai mengumpulkan kartu tersebut,

"Siapa yang menang pertama?"

"GUEE!" teriak David bahagia.

"Dasar raja judi" gumam Resky.

"Nih."serah Dhea membuka selai cokelatnya dan memberikannya pada Gilberth.

Cowok itu sudah siap akan mengoles selai itu pada pipi Vanya. Ketika coretan itu dioleskan berbentuk hati dan langsung mendapat pelolotan oleh David karena tidak suka dengan bentuknya.

Setelah mengoleskan di pipi Vanya, Gilberth sudah akan bersiap menciumi pipi Vanya tapi bibir Gilberth langsung ditampar oleh David dengan sebal.

"Bangsat lo!" sembur David sebal.

"Elah, Dave. Kan gue juga pengen cium Vanya."

Vanya tertawa keras mendengarnya.

"Siapa lagi?"

"Dhea aja." Lanjut Gilberth.

"Lah kan kamu yang menang ke dua, Dhe" Ucap Vanya.

David tersenyum malu-malu, "Buat Vanya, David nggak ada duanya kan?"

"David iihhh." Vanya mencubit pipi David pacarnya itu. "Gemesin."

"Yah. Yang LDR mah bisa apa?" keluh Dhea.

"Emang lo LDR, Dhe?" tanya Resky ingin tau.

"Iya. LDR beda sekolah."

"Anjriitt!"

***

Sebenarnya David sudah sering mengajak Vanya untuk pergi ke restoran atau kafe yang biasanya sebagai tempat untuk pacaran anak jaman sekarang. Tapi Vanya selalu menolaknya.

Alhasil dia selalu meminta jajanan di pinggir jalan atau paling membeli makanan lalu memakannya di dalam mobil sambil ngobrol.

Vanya merasa kalau hal itu lebih efektif karena mereka lebih nyaman bila tidak dilihat orang sekitar, dan bisa membicarakan apapun.

David menatap Vanya yang tengah melahap es krim yang dia beli dari mini market. Dua es krim ukuran besar atau bucket di tangan Vanya dan David. Pengen badan kurus tapi makan es krim banyak. Biasanya para cewek akan mengeluh jika diberikan es krim karena akan menambah berat badan mereka. Tapi Vanya malah meminta es krim berukuran besar ini.

"Vanya nggak takut gendut?" tanya David pelan sambil menyendok es krim rasa strawberry ke mulutnya.

"Nggak." Jawabnya singkat. "Kenapa? Emang kalo Vanya gendut David mau ninggalin Vanya?"

"David menggeleng cepat, "Nggak ih, Vanya mah sensi banget."

"Ciee yang cinta banget sama Vanya." Goda cewek itu dengan menyenggol lengan David.

"Kalo David gendut, Vanya masih mau nggak sama David?"

"Mau... mau Vanya kempesin. Hahahaha!"

"Huh, untung sayang." Gerutu David sambil mengelus dadanya.

Mungkin kalau Resky atau David yang berkata seperti itu, David akan langsung menjitak mereka.

"Vanya" panggil David.

"Hmm"

David menarik sehelai tissue dari atas dasbor mobilnya. Mendekatkan tubuhnya ke arah Vanya yang masih sibuk memakan es krim itu. David mengusap tissue itu dari sudut bibir Vanya dan membuat cewek itu terdiam dan memandangi David.

"Ish, kayak anak kecil aja." Ringsinya sambil mendekati cewek itu.

"Tapi sayang kan?!"

"Iyalah." Cengir cowok itu. "Vanya, David lagi mikirin seseorang ni."

"Mikirin siapa?"

"Yang nanya.."

"Issh David mah." Vanya memukul lengan cowok itu pelan.

"Emang bener kok."

Tiba-tiba ponsel Vanya bergetar dua kali. Cewek itu melihat ada notifikasi dari BBMnya. Tanpa menunggu lama dia langsung membukanya.

Haikal mengirim pesan singkat padanya.

Vanya menoleh kearah David yang malah menatapnya.

"Haikal BBM Vanya, Dave."

"Dia bilang apa?" tanya David datar, meski begitu dalam hatinya dia ingin sekali memaki Haikal yang suka sekali mendekati pacar orang.
Vanya melirik David.

"Hmm, ngajak ke toko buku lagi."

"Menurut Vanya gimana?"

Cewek itu mendaratkan jemarinya lalu membalas pesan dari Haikal.

"Vanya jawab apa?"

"Vanya bilang kalo Vanya lagi jalan sama David, jadi nggak bisa temenin dia ke toko buku."

"Jadi Vanya nggak mau ke toko buku?" tanya David.

Vanya menggeleng "Kan David udah pernah bilang kalo Vanya nggak boleh deket sama cowok lain selain David."

"Aku tidak akan mematahkan kepercayaanku padamu, tidak akan. Aku mencitaimu." David mengulum senyumnya.

Kok makin sayang ya, batinnya.

I Want You (ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang