Abang Operator

9.7K 540 7
                                    

"Cewek emang susah yah di ajak kompromi hati" -David

"Halo.. kaepsi?" tanya Gilberth.

Operatornya pun menjawab, "Iya ada yang bisa kami bantu?"

"Ayamnya ada apa nggak?"

"Oh ada."

"Coba bawa kesini, di adu sama ayam saya!" ucap Gilberth
.
"Goblok!" sembur Resky gemas.

Gilberth terlihat seperti orang bodoh saja. Dikira akan memesan delivery, taunya malah mengajak ribut operator dari tempat makan tersebut.

"Lah gua kan Cuma nanya doang sih Ky." Ucap Gilberth tanpa merasa bersalah.

"Bego lo! Noh liat temen lo lagi gimana?!"

"Bosan liat David cemberut mulu. Makanya Dave, kalo suka yah ngomong atuh, jangan dipendem sendiri!"

David mendelik, cowok itu bangun dari kursinya.

"Siapa yang suka siapa?"

"Lah kalo bukan lagi cemburu terus lo lagi apa? Lagi PMS?"

David menggerutu sesaat, kesal karena dikatai cemburu. Dia tidak merasa sedang cemburu atau sedang menyukai seseorang. Kalau yang sahabatnya katakan dia ada perasaan dengan Vanya mungkin David akan menyangkalnya.

"Gue nggak lagi cemburu!" tegas David.

"Biasanya orang suka sama orang lain itu suka nyangkal hal-hal kayak gini nih."

"Gue lagi nggak suka sama siapa-siapa!"

"Tuh kan, kalo Vanya diambil orang baru tau rasa lu." Ucap Gilberth.

"Ya udah emang gue pikirin."

***

"Namanya Haikal kan, Dave?" tanya Vanya memastikan. Dia dan Dhea bahkan sudah berkontakan dengan dua cowok itu.

Awalnya Dhea yang memilih untuk maju pertama. Dia menginvite pin itu lalu mengobrol pada cowok yang bernama Rian. Lalu setelah itu Rian mengatakan bahwa cowok berbaju futsal hitam kemarin adalah teman sekelasnya yang bernama Haikal meminta pin Vanya.

Sebenarnya Vanya biasa saja, menurutnya menerima pertemanan Haikal itu kan biasa saja.

David memperlihatkan raut tidak sukanya. Cowok itu meminta Vanya untuk mengajarinya matematika. Heran kan kenapa malah vanya yang dimintainya sedangkan Vanya masih kelas satu dan David kelas Dua. David beralasan bahwa materi pelajaran saling berkaitan antara kelas satu dan dua.

"Hm" Gumamnya sambil menyalin jawaban dari Vanya.
Vanya mengangguk-angguk sambil menggenggam hpnya.

"Dia invite aku."

"Oh"

"Dia orangnya gimana Dave?"

"Biasa aja"

"Maksud gu eeh.. aku, dia baik atau nggak?"

"Baik."

"Ya ampun, irit banget omongannya."

"Denger ya Van," David mulai kesal, dia mencampakkan pensilnya sendiri, "Haikal itu lebih suka sama cewek yang cantik dan gaul, cewek yang nggak culun kayak kamu!"

Vanya terdiam, perkataan David berhasil menohok jantungnya. Memang benar jika Vanya tidak seperti cewek kebanyakan yang pandai berdandan tapi rasanya sakit sekali dikatai secara tidak langsung jika dirinya itu tidak cocok dengan Haikal.

Apa David tidak bisa berkata pelan-pelan kepadanya.

"Oh gitu"

David tersenyum menang, "Makanya, kamu kalo sama dia tuh kaya tanah sama langit, jauh!"

Hati Vanya semakin tertusuk. Segitu jeleknyakah dia sampai-sampai David mengatainya seperti itu?"











Pendek bgt ya gaes? Sorry yah.. Soalnya lagi byk tgs nih 😁

I Want You (ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang