"Kaulah satu di hati, kaulah yang istimewa" -David
Gilberth terpekik senang sambil meloncat dan menepukkan kedus tangannya. "Yeeyy!!! Finally!!! inu baru anak mama yang nggak kenal nyerah. By the way, how?"
"Apanya?"
"Yah lo tau sendiri kan, kalo si bedebah itu nggak bakal tinggal diem aja ngeliat ambisi lo pengen dapetin Vanya lagi." ucap Gilberth ragu
David tersenyum kecut. Yah David memang harus menyingkirkan dua bedebah itu baru bisa mendapatkan Vanya secara utuh. Menyelesaikannya satu-satu malah berdampak buruk nantinya.
David hanya memikirkan bagaimana dia bisa mengungkap dua orang jahat itu dulu dan membuatnya bebas memiliki Vanya.
"Punya rencana?" tanya Gilberth kini mendekat ke David sambil menatapnya penasaran. "Ah! I know you don't. I have a simple plan." Gilberth menjauh sambil menatap langit-langit penuh kebahagiaan.
Ini memang hal yang bahagia untuk Gilberth. karena kebahagiaan anak angkatnya adalah kebahagiaanya juga.
"Jangan aneh-aneh, biar gue aja yang ngejalanin rencana buat besok." tegas David.
Gilberth berhenti dari bayang-bayang rencana yang dia susun lalu menatap David bingung. "Lo mau ngapain? kerumah Vanya gitu? No way. Bisa bahay tau."
"Dan kayaknya gue mulai gila kayak lo nih"
"Hah?! Kenapa!" Gilberth mendekati David dengan langkah cepat.
David terkekeh melihat tingkah sahabatnya yang satu ini.
"Gue bakal naik balkon kayak lo"
***
Pukul 23:48
David dan Gilberth ada di dalam mobilnya, Gilberth mengambil dasi hitam yang harus dipakai untuk David.
"Jangan pakaikan David dasi, ma." bentak David.
"Apaan sih.. lo harus pake, buruan sebelum tengah malam."
"Ngga!! aku akan pake kaos dan jaket hitam ini aja. tutup mata jangan ngintip!" seru David membuka kancing kemejanya.
Gilberth membelalakan matanya, dia merasa David memang setengah waras sekarang. "Ih,, Dave pake aja kemeja yang udah gue pilihin nih, nanti pake dasi. Trus tangan kemejanya digulung, pasti keliatan ganteng kok."
"Aku dari lahir udah ganteng" David melepaskan kemejanya dan mengambil kaos hitam yang ada di jok mobilnya. "Tutup mata kamu"
"Gue juga nggak nafsu lo, njiir" pekik Gilberth kesal.
"Gil mana bunganya? ucap David sambil memakai jaket kulit hitam.
"Sumpah demi apapun lo ganteng banget!! ah!!" girangnya Gilberth sambil memeluk David erat. "Vanya pasti bakal balik sama lo, gue yakin itu."
David mengernyitkan dahinya baru kali ini Gilberth mengakui ketampanan David.
"Gil, jangan jatuh cinta gini dong" goda David sambil tertawa keras.
Gilberth mendengus kesal "Enak aja. Lo kira gue homreng apa?" pekiknya, "Eh. wait, gue ambil bunganya!" Gilberth mengambil bunga yang tadi sempat dibelinya. Sebuket bunga mawar ke hadapan David.
"Ah!!! romantinya!! Gue yakin lo bisa"
"Thanks ma, David nggak tau lagi harus gimana kalo nggak ada mama."
Dia begitu berterima kasdih karena Gilberth yang menyadarkannya bahwa betapa pentingnya memperjuangan apa yang kita cintai.
Dengan cepat David menaiki pagar belakang rumah Vanya yang cukup tinggi dengan mudahnya. Ya iyalah udah biasa manjat pagar sekolah gitu.
.
.
.
.
.Pendek? Sorry yah.. Soalnya part ini terlalu banyak.
Jadi thor bagi dua yah.
Sampai jumpa besok..
Jangan lupa Vomment.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You (ending)
Teen FictionHIGHEST RANKING 66 #TeenFiction (15/10/17) David George Thomson si Bad Boy, ketua tawuran, cowok yang paling hits, yang akhirnya jatuh cinta dengan si Nerd Girl, Tivanya Kintan Mahesa si cewek culun berkacamata minus yang juga adalah juniornya. Ba...