Di sinilah kami berlima, jika biasanya kami hanya menikmati liburan berempat sekarang ada Arga yang ikut serta. Gue hanya memperhatikan Dion dan Raka yang sibuk dengan peralatan divingnya sedang Elvan dan Arga asik main pasir. Kalau dilihat, gue seperti wanita paling bahagia sekarang, dikelilingi tiga cowok tampan dan anak yang menggemaskan. Andai saja gue dan Arga memang bersama layaknya keluarga normal, gue pasti benar-benar bahagia.
Gue masih ingat kalau dia dan hatinya milik orang lain, jadi akan percuma saja gue memaksakan tempat untuk keberadaan gue di hati dia seperti dulu. Cukup dia sediakan tempat untuk mencintai Elvan, itu sudah membahagiakan gue. Setidaknya dia tidak membenci anak yang hadir karena keegoisan dan kekanakan gue.
Senyum gue terbit melihat Elvan yang kesenengan mengubur Arga dalam pasir menyisakan kepalanya saja, "Moommm!!! Loookkk!!!" pekiknya pada gue yang mengamati mereka dari jarak tidak terlalu jauh. Dia tertawa cekikikan melihat Arga yang meronta minta dilepaskan, gue melangkah pelan menghampiri Elvan yang berlari ke arah gue dan memeluk gue.
"Seneng ya sayang?"
"Of coulse, I spend my weekend with people I love." jawabnya bersemangat.
Gue mengangguk dengan senyuman, menyeka dahinya yang dipenuhi keringat. "Dil help! Lepasin aku!" teriak Arga. Gue berjalan ke arah dia bersama Elvan, menatapnya disertai senyum jahat.
"Banyak doa ya, semoga Tuhan ngelepasin kamu. Bye Elvan's daddy." kata gue sebelum berlalu ketepian pantai.
"Awas aja kalau aku udah lepas!" teriaknya yang gue dan Elvan tertawakan.
Mata gue terpejam merasakan semilir angin menerpa kulit, damai sekali rasanya setidaknya melepaskan beban gue walau sedikit. Gue memekik merasakan tubuh gue terangkat dan pegangan Elvan terlepas.
"Pembalasan." Arga sedikit berlari ke bibir pantai diikuti Elvan yang masih bersemangat.
"Arga turunin! Ini ga lucu!"
Sayangnya tidak di gubris karena kita sudah mulai masuk ke dalam air, "Daddy tunggu!" Elvan mengejar Arga yang masih menggendong gue.
"Aaa!!! Argaa!!!" pekik gue saat ombak membasahi gue dan dia. Gue semakin meronta hingga akhirnya kami jatuh, tatapan gue dan Arga bertemu cukup lama. Gue kaget karena gue jatuh di atas dia. Semoga dia tidak mendengar degub jantung gue yang ga karuan.
Tubuh gue terasa semakin memberat "Epan ikut." gue dan Arga sama-sama tertawa karena Elvan malah naik ke atas badan gue ikut menindih Arga.
Ya Tuhan bisakah saat ini berhenti?
Setelah berganti pakaian, gue memilih memperhatikan mereka dari jauh sambil mengeringkan rambut, ga lama Raka dan Dion menghampiri gue masih dengan pakaian selamnya. Seperti biasanya gue akan terlihat seperti istri dengan dua suami yang harus gue urus. Gue memberikan pakaian bersih pada keduanya beserta handuk supaya mereka mandi dulu. Sementara Dion dan Raka mengemasi perlengkapan selam gue mengeringkan rambut mereka bergantian dengan handuk kecil.
"Dapet view bagus ga?" tanya gue.
"Dapet! Disini tempatnya lebih bagus dari yang bulan kemaren." Dion memperlihatkan hasil jepretannya pada gue.
"Wah... Cantik banget karang disini." kata gue mengagumi.
"Pengen ambil satu tadi buat lo, tapi bang Dion hampir bunuh gue." timpal Raka.
Gue memukul kepala dia pelan, "Goblok, ya janganlah! Ngerusak aja!" dia malah nyengir dan mengecup pipi gue gemas.
"Iya sayang kan ga jadi."
![](https://img.wattpad.com/cover/123024734-288-k194618.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Where is My Happy Ending?
General FictionWhen broke girl looking for happiness. Story in Bahasa Warning! * Non Baku * Harsh Words * Mature Content * Part 12 silahkan DM, tapi saya tidak meladeni siders