Aku berterima kasih untuk minggu yang sempurna. Aku bisa menikmati waktu tanpa memikirkan pekerjaan. Semalam aku langsung pulang setelah selesai makan di kedai sate itu. Sedangkan Jeff meminta izinku untuk menginap satu malam di apartmenku karena alasan terlalu jauh jaraknya untuk pulang. Sementara dia tidak membawa kendaraan saat datang ke sini. Aku mengizinkannya, dan dia menyuruhku untuk mengunci pintu kamarku, takut-takut jika dia tiba-tiba saja menerobos masuk ke dalam.
Well, tanpa dia suruh pun aku akan melakukannya. Tapi dia sudah pulang saat aku bangun tadi, dan aku menemukan secarik kertas tulisan tangan yang indah.
Terima kasih karena sudah menampungku untuk satu malam. Aku membuatkan pancake untukmu. (Maaf sudah mengotori dapurmu. Aku tidak sempat membersihkannya. Aku harus pergi.)
Jeff Yang Terlewat Tampan,
Setelah aku lihat, ternyata dia benar-benar membuatkanku pancake lengkap dengan kopi susu kesukaanku. Aku mencobanya, ternyata pancake buatannya enak. Lezat. Mungkin dulu dia pernah bekerja menjadi asisten koki atau sejenisnya. Rasanya sama seperti pancake yang sering aku coba di restoran.
Tapi semua rasa takjub akan pancake buatan Jeff pun luntur saat aku melihat dapurku berantakan seperti kapal pecah.
Lord..
Dia hanya membuat pancake, tapi dia menghancurkan seluruh isi dapurku. Dan akhirnya, pekerjaanku bertambah. Niat awalku pagi ini adalah pergi gym untuk olahraga, tapi semua sirna. Aku harus membersihkan apa yang pria aneh itu buat. Well, Jeff memang tampan. Tapi kenapa kelakuannya seperti anak remaja yang baru mengalami pubertas?
Aku membuka ponselku, membaca pesan dari Mona yang masuk jam enam pagi tadi.
Mona;
Aku akan kembali sore nanti. Kau bisa meminta tolong pada Jeff untuk mengantarmu bertemu Gio.Aku berdecak sebal. Mona menjadi sangat sibuk belakangan ini, dia jarang tidur di apartmen kami. Waktunya tersita banyak untuk mengurus pernikahannya yang kurang dari satu bulan lagi. Terlebih, jika dia sudah bekerja. Dia akan semakin melupakanku. Aku jadi iri dengan Lucas, yang bisa setiap saat menghabiskan waktu bersama Mona.
Aku tidak membalas pesan Mona. Aku memutar tubuhku ke arah kamar setelah selesai dengan sisa-sisa pekerjaanku. Sepertinya aku akan berangkat gym sekarang, terakhir aku olahraga sekitar dua bulan lalu. Pantas saja tubuhku mudah merasa letih akhir-akhir ini. Tidak heran, karena aku jarang olahraga dan hampir tidak pernah memakan makanan sehat.
Aku memilih untuk lari-lari kecil di treadmill. Setelah itu bersepeda dan kemudian sit up. Aku tidak sanggup jika harus olahraga berat seperti angkat barbel atau yang lainnya. Aku juga tidak terlalu memaksa tubuhku untuk melakukan itu. Namun sekarang aku memilih untuk istirahat dan setelah itu mandi. Aku terngiang akan pesan Mona pagi tadi, dia menyuruhku untuk meminta tolong pada Jeff untuk mengantarku bertemu dengan Gio. Aku memang ada janji pada pria idiot itu untuk mengembalikan kunci mobil dan apartment. Tapi sebaiknya, aku akan pergi sendiri saja.
Selesai mandi, aku mengangkat tasku menuruni anak tangga untuk sampai ke halaman parkir. Tanganku masih sibuk mengetik pesan pada Gio untuk memberitahunya bahwa aku akan jalan sebentar lagi ke tempat pertemuanku. Tapi kemudian, seseorang menabrakku dengan brutal sampai aku terhuyung dan membentur dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Madness (Sequel- PRECIOUS)
General FictionMenunggu seseorang selama sepuluh tahun utuh? Apa ada yang bisa sesanggup dia? Setia bercumbu dengan pahitnya waktu panjang dalam ajang menunggu Sang Pujaan? Semua yang dia lalui tak ayal hanya untuk menjemput waktu agar bisa bersama selamanya. Ber...