Hai...hai....haii....
Max come back!!!!
Hari ini max update part baru. Maaf yah, max nya jarang update, maaap banget. Maklum dehhh max sibuk ..sibuk merenungi nasib...kapan punya pacar yang kaya raya seperti si Langit ehehehe gapapa deh nyebelin juga asal kaya 😁😁😁
Btw, enjoy reading guys..
Max love you 😊😊😊😘😘😘😘
Jangan lupa koment dan vote supaya max semangat nulis dan selesain cerita madness..
.
.
.
.
.
Ini benar-benar di luar dugaanku, aku tidak menyangka jika Sam akan mengajakku menikah dengan cara seperti itu. Aku memang berharap akan membangun rumah tangga suatu hari nanti, tapi jika harus serumit ini aku sama sekali tidak menginginkannya. Sama sekali tidak. Kau tahu? Ini seperti aku menikah kemudian melarikan diri menjauh dari segala sesuatu termasuk keluargaku dan teman-temanku—walaupun aku sadar bahwa aku tidak terlalu memiliki banyak teman.
Ya Lord....
Aku sangat mencintai Sam, tapi aku tidak mungkin melakukan ini. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Sam dan Ronald. Yang aku tahu adalah, mereka seperti seorang kakak-beradik saat aku kenal dulu. Aku tidak mengerti kenapa Ronald memiliki perasaan di mana ia ingin sekali menghabisi Sam. Di mana pikiran pria itu? Apa dia tidak sadar bahwa yang Ronald fikirkan adalah sebuah kesalahan. Aku tahu Samuel memang seorang bajingan di masa lalunya. Tapi, kumohon, ayolah ini sudah berlalu. Ini bahkan sudah satu dekade, jika Ronald memang mempunyai perasaan dendam terhadap Sam, aku harap dia sudah melupakannya.
Bagaimanapun caranya, aku pikir aku harus bicara dengan Ronald setelah kembali dari sini. Jika aku tidak salah, aku masih memiliki nomor ponselnya.
"Wow! Aku tidak menyangka, ini adalah pertama kali dalam hidupku melihat MotoGP." Ucapku antusias saat sampai di sirkuit Sepang bersama Sam dan Jeff. Banyak sekali orang di sini, tentu saja.
Aku berjingkrak seperti anak kecil dan mataku berbinar menatap takjub ke arah sirkuit. Aku mengenakan topi karena di sini cuacanya cukup panas. Aku berjalan di antara Sam dan Jeff yang terlihat seperti mereka adalah pengawalku.
Oh, kau pikir siapa dirimu, Lika? Seorang putri kerajaan??
Ya, setidaknya salah satu dari mereka menganggapku seperti itu. Eh, tapi mungkin saja tidak.
Jeez...banyak sekali orang di sini. Beberapa kali tubuhku terhimpit oleh penonton yang lebih besar dariku. Aku menoleh ke arah Jeff yang terlihat sangat senang, dia berusaha menggenggam tanganku sejak kami sampai di sirkuit, tapi seolah dia seperti menghargai Samuel di sini. Sedangkan aku, hanya ingin menjaga perasaannya. Aku sadar dan sangat tahu bahwa Jeff memiliki perasaan padaku, jadi aku tidak terlalu bersikap seperti seorang kekasih bersama Samuel saat ini. Samuel pun mengerti dengan situasi saat ini, jadi dia tidak keberatan sedikit pun. Syukurlah.
Mereka—maksudku, hampir semua orang di sini berdiri ketika beberapa motor mengalami kecelakaan di arena balap. Jangan tanya apa yang aku lakukan, aku hanya ingin bersikap seolah aku menyukainya. Nyatanya, aku tidak terlalu nyaman melihat kecelakaan motor seperti ini dan secara ajaibnya, pebalap motor di sana melanjutkan pertandingan mereka seolah tidak terjadi apa-apa. Jika aku jadi mereka, aku justru akan pergi ke panti pijat, takut-takut kalau ada bagian tubuhku yang patah atau lebih parahnya, hilang.
Oh, ponselku bergetar tanda adanya panggilan masuk ke nomorku. Aku melihat sekilas tanpa mengangkatnya, kupikir akan sia-sia karena aku sedang berada di kerumunan manusia dan sangat bising sekali saat ini. Jadi aku mengabaikannya sementara waktu aku menikmati pertandingan. Lagi pula, pertandingan balap ini tidak akan memakan waktu seharian, 'kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Madness (Sequel- PRECIOUS)
General FictionMenunggu seseorang selama sepuluh tahun utuh? Apa ada yang bisa sesanggup dia? Setia bercumbu dengan pahitnya waktu panjang dalam ajang menunggu Sang Pujaan? Semua yang dia lalui tak ayal hanya untuk menjemput waktu agar bisa bersama selamanya. Ber...