Aku Ada Di Belahan Bumi Lain, Lika.

1.3K 128 23
                                    

"Terimakasih untuk tumpangannya selama sepuluh tahun ini, Lika." Mona memelukku saat dia dan Lucas hendak pergi dari apartmenku.

"Yea. Jaga dirimu baik-baik." aku tersenyum tipis pada mereka ber dua.

"Jika kau butuh sesuatu, katakan padaku. Aku dan Lucas akan senang sekali direpotkan olehmu."

"Oh, Jalang." aku mendesis dan kembali memeluk Mona. Walaupun dia sialan, tapi dia masih sahabatku.

"Sampai jumpa satu minggu lagi."

"Sampai jumpa."

"Bye."

Mereka ber dua akhirnya pergi. Setelah aku mengunci pintu apartmenku, aku lantas terjun ke sofa dan mendesah sangat panjang sekali. Karena aku benar-benar lelah untuk hari ini. Sekarang sudah cukup larut, dan besok aku harus pergi bekerja. Kurasa aku kurang istirahat di minggu ini. Aku bahkan melihat orang lain saat aku bercermin. Itu bukan aku. Ada kantung mata yang membuatku tampak seratus kali lebih mengerikan dari biasanya.

Aku seperti...bayangkan wanita paling mengerikan yang pernah kalian temui.

Aku mendesah lagi dan menyambar ponselku di atas meja. Membukanya dan aku menaikkan alisku saat ada notifikasi surel yang masuk ke ponsel.

Dengan malas, aku membukanya.

From; Samuel Soediro
To; Zulika Sabarani
Subject; Aku Merindukanmu.

Selamat malam, Lika. Kuharap kau baik-baik saja.

Tidak sabar untuk menemuimu.

Sam,

---

Whoaaaaat!

Oh My God!

Oh My God!

Oh My God!

Apa aku bermimpi?

Ini serius?

Astaga!

Aku hendak terserang asma saat tahu dia pengirimnya. Tapi, aku tidak punya penyakit asma. Jadi sepertinya paru-paruku akan pecah sebentar lagi. Ya Tuhan! Ini benar-benar dia?

Oh My-

Aku bangkit dan melompat kegirangan di atas sofa. Aku tertawa sambil memekik bahagia sampai suaraku nyaris habis. Ya Tuhan! Aku tidak percaya. Pasti ini mimpi atau hanya ilusi atau aku pasti sudah gila.

From; Zulika Sabarani
To; Samuel Soediro
Subject; Sangat Tercengang

AKU TIDAK PERCAYA INI KAU! INI BENAR-BENAR KAU ATAU AKU SUDAH GILA?

Lika,

----


Aku menggigit kuku-kukuku menunggu balasan dari Sam. Aku masih menahan seringai seperti orang gila. Kalian tahu persaanku, 'kan? Jantungku berdebar sangat kencang sekali seakan dia ingin melompat keluar melalui tenggorokanku. Dan percayalah, itu sangat tidak bagus.

Oh!

Oh!

Samuel membalas...

Tidak. Biar aku beritahu kejutan lainnya lagi.

Madness (Sequel- PRECIOUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang