Hmmmm..
Aroma ini...
Bukan. Ini bukan salah satu dari aroma yang aku suka. Ini seperti aroma...rumah sakit?
Mataku terbuka dengan hati-hati. Apakah aku berada di alam baka sekarang? Apakah alam baka bahkan mempunyai aroma yang sama seperti aroma di rumah sakit?
Seingatku...
Terakhir kali aku sadar adalah waktu di mana ada orang yang menusuk pinggangku dengan pisau lipat. Itu artinya aku sudah mati, 'kan? Tapi kenapa aku mendengar sesuatu seperti suara monitor detak jantung, ya?
Apa itu artinya aku belum mati?
Apa yang terjadi padaku?
Uhh..
Saat aku berusaha untuk menggerakan tubuhku, semuanya sangat sakit, dan aku merasa bahwa aku tidak memiliki tulang untuk bergerak. Tubuhku kaku. Seperti kayu. Mereka sangat sulit untuk digerakkan. Terutama di bagian pinggangku. Seperti ada cakram yang mencengkram di sana sehingga aku kesulitan untuk bergerak. Mataku berputar. Mengedarkan pandangan yang bisa dijangkau oleh mataku. Dan yang kelihatan hanyalah langit-langit berwarna putih dan dinding bergaris horizontal berwarna hijau tosca.
Aku berkedip.
Kurasa aku masih hidup, dan aku pasti ada di rumah sakit. Karena aku melihat siluet seseorang yang beranjak bangkit beberapa detik lalu dan kembali dengan seorang pria keturunan Tiongkok dengan jas putih dan membawa stetoskop di lehernya.
Dia pasti dokter. Karena dia mulai memeriksaku dengan serentetan pemeriksaan yang aku tidak mengerti apa itu.
"Syukurlah, dia sudah membaik. Detak jantungnya normal dan semuanya sudah stabil. Kurasa dia akan lebih baik jika dipindahkan ke ruang perawatan." dokter di sebelah kiriku berkata pada seseorang di sebrangnya. Aku tidak tahu pasti siapa itu. Tapi dia terlihat seperti....Jeff.
"Trims, dok. Tapi kenapa dia masih diam saja? Matanya terbuka, aku pikir dia akan bicara."
"Tidak perlu khawatir, itu biasa terjadi saat seseorang baru sadar dari koma. Dia akan kembali normal sekitar beberapa jam. Paling lama, besok. Ayo, lebih baik kita bicara di luar."
Jeff menatapku cemas. "Baiklah, ayo." kemudian mereka ber dua pergi dari hadapanku.
Aku pun kembali ke duniaku yang hampa.
^^^^^
A
ku terbangun karena banyak sekali suara di kepalaku. Mataku kembali terbuka dengan sangat berat. Ada sesuatu di hidungku, seperti masker oksigen yang menutup sebagian wajahku.
Rasanya aku sudah tidur sangat lama sekali. Sampai aku lupa hari apa sekarang, bahkan aku tidak ingat saat ini pukul berapa.
Beberapa kali aku mengedipkan mataku, dan yang kulihat adalah sosok pria dengan rambut pirang terkuncir rapi sedang duduk di sebelahku sambil berbicara entah dengan siapam. Tidak ada orang lain selain dirinya, jadi kutebak dia sedang menelfon.
"-aku akan menelfonmu lagi. Bye." dia menyimpan ponselnya dan menatapku cemas.
Hei!
Sepertinya aku kenal dengan orang ini. Dia pria cuek yang tidak pernah peka terhadap pegawainya.
Yeah, he's my Boss.
"Hi." dia menyapaku. Aku berusaha untuk membalasnya, tapi sepertinya suara enggan keluar dari mulutku. Apa aku berubah menjadi bisu karena aku tidur terlalu lama?
KAMU SEDANG MEMBACA
Madness (Sequel- PRECIOUS)
General FictionMenunggu seseorang selama sepuluh tahun utuh? Apa ada yang bisa sesanggup dia? Setia bercumbu dengan pahitnya waktu panjang dalam ajang menunggu Sang Pujaan? Semua yang dia lalui tak ayal hanya untuk menjemput waktu agar bisa bersama selamanya. Ber...