Jalani aja dulu, nyaman akan datang dengan sendirinya.-Zelda Andromeda
💍💍💍
Matahari di sana seolah mengolok, dia sudah tenggelam bersama tawa yang dibawanya.
Tawa itu adalah tawa Zelda yang kini telah hilang, di gantikan rasa gugup yang menggerogoti.
Bukan gugup karena jatuh cinta, tapi lebih karena rasa takut.Zelda tidak menyangka, mama dan papanya meminta Davi untuk mengajaknya jalan keliling kota Jakarta.
Dia tidak pernah habis pikir, orang tuanya sangat menyukai Davi, laki-laki yang tidak punya etika.
"Zel, udah siap?" suara mama dari luar sampai di indra pendengaran Zelda.
Perempuan itu mendengus pelan, sembari merapikan lipatan bawah dress biru yang telah melekat di body slimnya.
"Bentar lagi, Ma." Sahut Zelda. Dia mengambil flat shoes dan segera memasangkan di sepasang kaki mungilnya.
Perempuan itu meneliti penampilannya di cermin besar, rambut dark brown model curly yang terurai, iris hazel yang di hiasi bulu mata lentik dan di naungi alis hitam, hidung mancung, bibir mungil yang sudah di olesi lip gloss merah muda, tak lupa juga dengan pipi tirusnya yang di sapukan blush on tipis. Terkesan natural, namun manis.
Zelda tersenyum pada bayangan dirinya. Dia harap Davi tidak lagi mengejeknya atau setidaknya menghargai dirinya sebagai perempuan yang hatinya lembut.
Perempuan itu mengambil sling bag di meja make upnya, lalu segera melangkah keluar kamar.
Zelda tak mengerti mengapa dia ingin menunjukkan penampilan terbaiknya pada Davi, jika nyatanya Davi hanya akan bersikap tak acuh.
Tapi, satu tujuan Zelda; dia hanya ingin Davi menganggapnya seperti calon tunangan yang saling menghargai. Hanya itu saja. Apa begitu sulit?
"Eh, Mama," Zelda menggaruk tengkuk, kikuk saat melihat mama memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah.
Mama tahu betul Zelda bukan anak yang suka berdandan, apalagi hanya untuk keluar dinner.
Mama tersenyum lembut, "Mau buat calon tunangan kamu jatuh cinta?" begitu, tanyanya sambil tersenyum menggoda.
Zelda lagi-lagi menggaruk tengkuk, sebelum akhirnya tersenyum.
"Bukan, Ma. Zelda cuman pengen tampil beda aja." Jawab perempuan itu, tersenyum malu-malu.
Mama hanya manggut-manggut, padahal dia tahu betul anak perempuannya itu sedang gugup.
"Yuk, Davi udah dari tadi nungguin kamu." Zelda mengekori langkah mamanya, setelah tiba di ruang keluarga, mama tersenyum pada Zelda lalu meninggalkan putrinya itu, memberi mereka ruang privacy.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fate (Completed)
Teen FictionSequel INABILITY, bisa dibaca terpisah:) Menyembunyikan perasaan perihal biasa, berpura-pura tidak suka meski sebenarnya suka. Itulah yang Zelda lakukan, Zelda menyukai Davi, tapi yang dia tahu Davi menyukai Rani dan yang tidak dia tahu Davi menyuk...