Fate-18

6.2K 375 4
                                    

Bukankah sebuah ironi?

Kau mengabaikan orang yang mengagumimu dan mengagumi orang yang mengabaikanmu.

Kau mencintai seseorang yang menyakitimu dan menyakiti seseorang yang mencintaimu.

-Uknown

🍁🍁🍁

Terkadang yang kita pikir bahagia, itu tidak benar adanya, hanyalah bayangan semu, hadirnya membawa sejuta tawa palsu, lalu pergi melupakan kenangan yang telah dia ukir kemarin.

Seperti Zelda yang menganggap Davi hanyalah delusi dari bahagia, hadirnya terasa ada, namun hanya ilusi semata.

Davi datang hanya untuk memberinya kenangan yang seharusnya mudah dilupakan, jika dipikir sesuai logika, namun hati selalu berkata lain. Untuk melupakan kenangan yang hanya separuh waktu itu membutuhkan hari-hari melelahkan. Membutuhkan hati yang siap menampung luka dalam balutan tawa.

Zelda tersenyum masam, lalu tangannya bergerak di atas kanvas, menyebarkan warna jingga pada lukisan langit.

Seperti kejadian kemarin, dia sedang melukis kenangan yang sebenarnya tak pantas disebut kenangan. Terlalu singkat dan bukan dia pemeran utamanya.

Dia hanyalah pemeran pembantu saat pemeran utama tidak bisa hadir.

Lagi-lagi dia tersenyum, kali ini senyum hambar, karena semua rasa yang sempat hadir telah larut dalam lautan kelam.

Zelda tidak mengerti mengapa akhir-akhir ini dia jadi melankolis.

Perempuan itu mengganti kanvas yang telah dia isi dengan lukisan jingga di langit sore. Saat mentari terbenam, senja tiba dan dia sedang berusaha melupakan segala luka.

Zelda mengganti kanvas itu dengan kanvas yang kosong, tanpa noda. Dia mencampur dua warna yang menghasilkan warna kuning kemerahan.

Dia mengaduk-ngaduk cat pada palet itu, lalu menaburkan warna pada kanvas. Kuasnya bergerak lincah di atas kertas putih. Kali ini membentuk lukisan daun maps.

Zelda termenung saat mengamati hasil lukisannya.

"Daun maps ini adalah daun yang melambangkan kesetiaan, seperti aku yang akan setia di samping kamu. I love you, Zelda."

Tangannya bergerak kaku pada kertas itu, mencoret-coret lukisan daun maps itu hingga menjadi lukisan abstrak.

Ada seseorang yang pernah mengatakan bahwa foto adalah teman terbaik, karena walaupun orang di dalam foto telah berubah, tapi foto itu tidak akan pernah berubah. Untuk yang satu ini, Zelda setuju. Perempuan itu mengambil sebuah bingkai foto berukuran sedang, dia mengamati foto di dalam bingkai itu, kemudian tersenyum pahit.

Saat berlalu-lalu hidup dalam kekosongan hati, kini dia membiarkan hatinya diisi lagi oleh orang yang baru Zelda sadari, bahwa dia telah salah karena jatuh cinta pada Davi.

Davi hanya mengingatkannya pada seseorang di masa lalu, seseorang yang nyatanya belum bisa dia lupa sepenuhnya.

"Kenapa gue harus ingat lo lagi? Ya Tuhan ...." Zelda bersandar pada punggung kursi, memejamkan mata untuk menghilangkan semua bayangan itu.

Bayangan muncul ketika detik-detik perpisahan mereka, dia dan lelaki di masa lalunya. Lelaki yang pernah mengisi hatinya selama dua tahun tiga bulan, lelaki yang pernah membuatnya merasa berharga, dan lelaki yang pergi tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.

Zelda takut saat dia sudah bahagia bersama laki-laki yang akan menjadi pengganti lelaki di masa lalu itu, lalu dalam waktu yang tak di duga laki-laki itu muncul, menebarkan semua kenangan pada masa bahagia itu.

The Fate (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang