Dalam tatap aku terlena, kemudian jatuh cinta, dan akhirnya terluka.-Zelda Andromeda
💍💍💍
Fajar menyambut hangat, perempuan yang masih terlelap dalam mimpi itu bergerak gelisah ketika matahari pagi menyambutnya melalui celah gorden jendela.
Dia mengerang pelan, merentangkan tangannya menerima sambutan pagi yang kala itu hangat.
"Udah jam berapa?" entah pada siapa dia bertanya, yang pasti ketika perempuan itu membuka mata, dia langsung terkejut, matanya membulat dengan bibir sedikit terbuka.
Iris hazelnya mengarah pada sosok laki-laki di depan pintu, laki-laki itu memandangnya dengan tangan bersedekap di bawah dada.
Jika di lihat dari fisiknya, Davi seperti malaikat yang datang ketika pagi tiba, tapi jika kau telah mengenalnya, poin malaikat itu akan berkurang, lebih tepatnya akan hilang.
"Cepatan, gue tunggu di bawah." Suara berat dan dingin Davi menyambut indra pendengarannya.
Zelda memperhatikan penampilan Davi yang nyaris sempurna ; rambut yang terbiasa acak-acakan, kaos putih di lapisi kemeja hitam dipadukan celana jeans dark blue, tak lupa juga dengan sepatu sneakers merah yang melekat di sepasang kakinya. Oh, satu lagi, jas almamater biru navi khas Universitas Trisakti menggantung di bahunya.
Sejenak, Zelda terpukau sebelum suara berat Davi kembali menyentaknya ke alam sadar.
"Gue bilang cepat, udah telat, nih."
Davi tidak sehangat matahari pagi, dia dingin seperti angin malam.
"Iya ... iya ... keluar sana." Dengan sedikit nada mengusir, Zelda memperagakan tangannya mengusir Davi.
Laki-laki itu memutar bola mata, sebelum akhirnya meninggalkan kamar Zelda.
Zelda menutup mukanya dengan selimut, "Bego ... kenapa lo merhatiin dia, sih?" dia meremas selimutnya, kesal bercampur malu.
Pasti Davi ilfeel sama gue, Zel, bego.
Dia terus menggerutu, namun akhirnya segera merapikan tempat tidurnya.
Zelda lupa ternyata hari ini adalah hari pertama ospek, dan parahnya Davi adalah panitia ospek.
Sedikit cerita tentang mereka, Davi kuliah di Universitas Trisakti, dia sudah semester 3 jurusan ekonomi bisnis.
Dan yang tak Zelda duga, Davi adalah seniornya. Itu adalah kesialan terbesar menurutnya.
Sesuai perintah orang tua Davi, dia harus selalu mengantar Zelda ke kampus.
Zelda mendengus mengingat semua itu, hidupnya benar-benar tidak akan tenang. Dengan segera dia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, sebelum mendapat ocehan singa jantan.
Tidak selama biasanya, kali ini Zelda telah siap dengan waktu kurang dari satu jam. Perempuan itu telah mengenakan blus putih dilapisi almamater biru navi dipadukan rok hitam. Dia segera mengenakan flat shoes dan kemudian mengambil ransel hitamnya.
Sebelum meninggalkan kamar, Zelda meneliti penampilannya terlebih dulu pada cermin besar, rambutnya kali ini ia kuncir kuda.
"Zel, cepatan dong, Davi udah dari tadi nungguin kamu." Itu suara Zerina, kakak pertama Zelda yang telah bekerja di salah satu rumah sakit ternama di Jakarta sebagai dokter umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fate (Completed)
Teen FictionSequel INABILITY, bisa dibaca terpisah:) Menyembunyikan perasaan perihal biasa, berpura-pura tidak suka meski sebenarnya suka. Itulah yang Zelda lakukan, Zelda menyukai Davi, tapi yang dia tahu Davi menyukai Rani dan yang tidak dia tahu Davi menyuk...