Fate-46

6.1K 253 13
                                    

Tadinya mau update besok, tapi udah nggak sabar wkwk, besok insyaallah update epilognya🌚

Read enjoy^^

🍁🍁🍁

Berpisah bukan lah sebuah akhir
Berpisah adalah cara menguji kesetiaan
Berpisah itu menyakitkan.

-Uknown

🍁🍁🍁

Malam ini taman belakang rumah Davi tampak ramai. Ini semua rencana Bayu dan Ray yang ingin merayakan hari ulang tahun Davi. Meski pun bukan acara besar-besaran, tetap Davi merasa malu. Ia bukan lagi anak kecil, yang harus mengadakan pesta ulang tahun tiap hari kelahirannya.

Namun atas paksaan kedua orang tuanya dan rayuan-rayuan maut kedua sahabatnya, membuat Davi dengan terpaksa setuju berada di taman yang telah didekorasi sesempurna mungkin.

Lampu-lampu tumblr mengeliling pohon-pohon hias. Di sebuah meja yang sudah dikelilingi beberapa orang teman kuliah Davi terdapat kue cokelat dengan lilin yang membentuk angka 20. Tepat tanggal 11 Februari umurnya semakin menginjak dewasa.

Davi yang mengenakan kemeja putih dilapisi jas biru navi dipadukan celana kain yang sama dengan jasnya, dan sepatu pantofel sebagai pelengkap, diseret oleh mama ke depan meja yang telah dikelilingi para tamu undangan. Bagi Davi ini terlalu berlebihan, apalagi ia dipaksa mama mengenakan pakaian resmi. Mengapa bukan jeans robek-robek saja dengan kaos oblong?

Ia menekuk wajah saat tamu dan orang tuanya menyanyikan lagu ulang tahun. Davi merasa seperti anak kecil, ini sangat bukan dirinya. Ray dan Bayu yang berdiri di sisi kirinya terkekeh karena melihat raut wajah Davi yang tidak bersahabat.

"Sayang, kamu membuat permohonan dulu sebelum meniup lilinnya." Kata mama mengangkat kue cokelat yang diberi hiasan buah cherry itu di hadapan wajah Davi.

Davi berdecak kesal. "Nggak gini juga kali, Ma."

"Davi!" tegur papa membuat Davi semakin mendengkus keras.

Davi tidak pernah percaya dengan membuat permohonan seperti ini akan mengabulkan permintaannya, itulah ia hanya memejamkan mata sambil menyebut nama Zelda tanpa ia sadari.

Setelah acara potong kue selesai, Davi menjauh dari kerumunan, mengasingkan diri di dekat kolam.

"Woi, sendirian aja, nih? Kasian amat sih yang jomblo?" Leo menghampiri Davi yang duduk di kursi besi pinggir kolam.

Lelaki itu menoleh pada Leo. Ah sial, Leo dan Rara pasangan yang paling kompak malam ini. Leo mengenakan kemeja lengan pendek warna merah marun dipadukan jeans hitam dan sneakers berwarna sama dengan kemejanya. Sedangkan Rara mengenakan dress merah marun selutut dengan lengan brokat, juga high heels hitam. Keduanya tampak serasi.

"Berdua aja lo? Satunya mana?" tanya Davi setelah memperhatikan penampilan keduanya.

Leo terkekeh mengerti siapa yang Davi maksud. "Kayaknya nggak datang, deh. Emang lo ngundang dia?"

Davi mengedikkan bahu, pura-pura tak acuh. "Bukan gue yang ngurus."

Leo hanya manggut-manggut, ia menelusupkan jemarinya di sela jemari Rara. "Kita ke situ, yuk."

Rara yang terlena oleh kehangatan yang Leo berikan hanya mengikut ke mana lelaki itu membawanya.

Leo berbalik saat sudah dua langkah melewati Davi. "Oh ya, Vi, kado dari gue isinya cicak." Ia terkekeh pelan kemudian berlalu, tak memedulikan dengkusan kasar Davi yang masih dapat didengarnya.

The Fate (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang