Ada kalanya aku mengerti, bahwa cinta tidak selamanya harus memiliki.
-Karin Maharani
🍁🍁🍁
Dalam tenangnya malam, tanpa ada lagi kerusuhan. Davi dan Zelda sekarang hanya diam-diaman, setelah sesi tanya jawab selesai.
"Gue mau mandi dulu, kalau lo laper atau apa bisa panggil Bi Ina." Katanya, kemudian bangkit, namun dia kembali terduduk ketika Davi menahan tangannya dan memaksanya duduk.
"Apa perlu gue ingetin skali lagi?" Zelda menaikkan alis kirinya, heran dan bingung. "Lo bego benaran atau gimana, sih? Gue tadi udah bilang ngomong sama senior yang sopan."
Zelda menutup mulutnya tak percaya, apa peraturan itu berlaku juga di rumahnya?
"Di rumah gue juga berlaku?"
"Iyalah."
Malas berdebat, perempuan itu menarik napas.
"Saya mau mandi, kak. Kalau kakak laper, panggil Bi Ina aja." Dia mengulangi apa yang tadi dia katakan.
Davi tersenyum lebar, kemenangan sekarang sepenuhnya dia yang pegang.
"Yaudah, sana." Zelda menghentakkan kaki, mencibir dalam hati.
Kalo gue penyihir udah gue kutuk lo jadi monyet- batinnya menggerutu, sementara bibirnya bicara tanpa suara.
"Gak usah manyun, tambah jelek." Davi mengejeknya, tak peduli dengan emosi Zelda.
Mempermainkan emosi perempuan itu sangat bagus. Apalagi kalau sampai Zelda ambil hati, permainannya akan semakin seru. Sepertinya ini adalah sebuah hobi baru yang menyenangkan.
Zelda kembali menghentakkan kaki di lantai pualam, kemudian bangkit dan berlalu dari hadapan Davi ditemani gerutuan-gerutuan kecil dari bibirnya.
Setelah kepergian Zelda, ponsel Davi berdering. Lagu shape of you yang dinyanyikan oleh Edd Sharen itu mengalun, membuat Davi segera mengambil ponsel di saku jas almamaternya yang ia letakkan di atas meja.
"Rani? Astaga ... gue lupa." Laki-laki itu segera menggeser icon hijau, menghubungkan dirinya dengan sang penelepon.
"Halo, Ran?" sapaan bernada santai khas Davi itu sampai di pendengaran Rani.
"....."
"Sorry, gue lupa. Tadi sebenarnya mau jemput lo, tapi gue lupa banget, sumpah."
"....."
"Malam ini?"
"....."
"Di mana?"
"....."
"Oke, oke, see you." Dia lalu menekan icon merah guna mengakhiri panggilannya.
Dia memperhatikan jam hitam bermerek di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul delapan lewat lima belas menit. Laki-laki itu terkejut, ternyata berbicara sama Zelda bisa menghabiskan waktu selama dua jam.
Dia ingin menghampiri Zelda di kamarnya, tapi itu tak mungkin. Biar kata orang dia brengsek, tapi dia masih menjunjung tinggi harga diri.
Jadi, laki-laki itu memilih mengirimkan pesan pada Zelda.
Dia membuka aplikasi berlatar hijau dan kemudian mencari kontak Zelda.
Zelda Andromeda
Gue blik dlu, kk lo di kmr. Kalo lper, mnta aja ama Bi Ina.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fate (Completed)
Teen FictionSequel INABILITY, bisa dibaca terpisah:) Menyembunyikan perasaan perihal biasa, berpura-pura tidak suka meski sebenarnya suka. Itulah yang Zelda lakukan, Zelda menyukai Davi, tapi yang dia tahu Davi menyukai Rani dan yang tidak dia tahu Davi menyuk...