Fate-33

4.2K 244 7
                                    

Seperti pikirku
Kau serupa tawa dalam derai tangis.

-Uknown

🍁🍁🍁

Langit sendu, tidak ada satu pun bintang di sana, yang ada hanya kelabu. Awan hitam bergumpalan, sebentar lagi pasti langit menumpahkan tangisnya pada bumi. Mengaduh, merintih, karena sesak.

Zelda mengembuskan napas berat, dia sedang memandangi langit kelabu lewat jendela. Tidak ada setitik cahaya di sana, yang ada hanya kegelepan dan kesedihan.

Zelda ingin menumpahkan tangisnya bersama rinai yang menghantar pada tanah kering, namun dia tidak pernah bisa, air matanya seolah telah habis.

Zelda berbalik, mengambil sesuatu di tasnya. Dia memandangi kotak kecil berwarna biru itu cukup lama. Tangannya bergetar ketika akan membuka kotak itu.

Saat dia membuka kotak mungil itu, dia terkejut, matanya terbuka lebar, jantungnya berdetak cepat.

Kalung berliontin itu mampu menghipnotis Zelda, sebelum matanya jatuh pada secarik kertas origami yang dilipat dua. Dibukanya lipatan kertas itu dan menemukan tulisan tangan di sana.

Kalau lo nerima gue, pake kalung itu. Kalau nggak, simpan aja sebagai hiasan.

Tangan kanan Zelda terarah di dadanya, sedang tangan kirinya mengayun-ayunkan kalung itu. Ada perasaan bimbang akan pilihannya.

Dia menghela napas dalam, kemudian memasang kalung itu di leher jenjangnya. Dia tidak butuh alasan untuk menerima Ray, karena sekarang dia ingin menghilang dari luka.  Sejenak untuk melupa.

Sedang di sisi lain, dalam detik yang berdenting, Davi sudah pulang dari rumah sakit. Tangannya sudah bisa digerakkan, setidaknya untuk menulis.

Lelaki itu mengambil buku agenda bersampul oranye di laci meja belajarnya. Lampu kamarnya ia matikan, hanya lampu belajar yang menjadi penerang. Tangannya meraih pena, lalu ia menorehkan tinta hitam pada lembaran agendanya.

           Pada Langit kelabu

Tak kutahu lagi
Semua terasa sepi
Kau menjauh mencoba pergi
Meninggalkanku yang merindu

Pada langit kelabu
Ingin kutanyakan kemana dia membawamu lari?
Aku gundah kau tak mau lagi
Kembali mendekap kasih

Pada langit kelabu
Tolong sampaikan rinduku yang tak terbaca ini
Untuknya di balik jendela
Menatap langit kelabu yang sendu.

Pada langit kelabu
Apa masih ada tanyaku?
Pintaku;
Kembalikan ia dalam dekapku

Pada langit kelabu
Aku merindu
Di tengah langit kelabu.

Desember, Davi Exavario

Davi mengembuskan napas ketika rangkaian aksara itu memenuhi selembar kertas agendanya. Dia membaca ulang, dan kemudian termenung. Iris cokelatnya menatapi jejak-jejak cahaya pada langit kelabu. Kemudian, dia membenamkan wajahnya di meja belajar.

Davi memejamkan mata bersamaan pintu kamarnya yang berdecit, pertanda ada yang membuka pintu cokelat itu. Dia tidak menengadah meski lampu kamarnya dinyalakan oleh seseorang.

The Fate (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang