Mengapa kejujuran itu menyakitkan?
-Davi Exavario
🍁🍁🍁
Leo memandang benci mama, entah mengapa rasa benci itu muncul ketika mama datang kembali lagi bersama papa Davi.
Leo melirik mama dan papa Davi yang duduk di sofa. Tanpa banyak kata, ia membenarkan tali ranselnya lalu meninggalkan kedua orang itu.
"Leo, jangan pergi dulu, Mama mau ngomong sama kamu." Leo sedikit menoleh ke belakang, melihat mama yang bergegas menghampirinya.
"Nggak ada yang perlu diomongin lagi. Kalau Mama mau nikah, silahkan. Saya nggak akan larang Mama lagi." Ucapnya tanpa berbalik. Sudah cukup berulang kali ia mengatakan pada mama agar menghentikan semuanya, tapi mama tidak pernah peduli atas apa yang ia ucapkan. Bagi Leo, percuma mengingatkan mama tentang mana yang baik dan mana yang buruk, karena mama sudah dibutakan oleh harta.
Leo merasakan mama meraih pergelangan tangannya, lalu yang tak ia duga, mama langsung memeluknya.
Leo ingin membalas pelukan mama, namun ia tidak bisa melakukan hal itu. Terlanjur, ia telah membenci mama karena mengambil jalan yang salah.
"Leo, maafin Mama sayang, tapi Mama lakuin ini demi kamu, biar kamu nggak kerja lagi, biar kamu mentingin kuliah kamu."
Leo tahu mama tulus ingin membuat hidupnya lebih berkecukupan, tapi bukan begini caranya. Leo tidak suka seorang perusak.
"Itu nggak perlu, Ma. Leo cuma ingin Mama yang dulu, Mama yang selalu nyemangatin Leo, bukan Mama yang lebih mementingkan uang sampai nggak peduli kehidupan orang. Mama egois."
Dari sini, Leo melihat papa Davi yang menunduk. Leo tidak tahu apa yang tengah pria itu pikirkan, tapi ia harap papa Davi memikirkan keluarganya.
Leo merasakan mama mengelus bahunya. "Maafin Mama, Mama nggak punya pilihan lain selain ini." Mama telah putus asa, tetapi Leo tak acuh.
Leo menarik tubuhnya secara paksa dari dekapan mama. Leo tersenyum miris, melihat wajah mama yang diisi raut menyesal, tapi tetap melanjutkan semuanya.
"Sekali pun Mama nikah, Leo akan tetap kerja dan akan pindah dari rumah ini. Leo akan ngekos." Keputusan ini yang harus ia ambil, setidaknya suatu hari nanti mama menyadari kesalahan yang telah ia lakukan.
Leo melihat mama bungkam, tidak mau digeluti perasaan iba, Leo berlalu dari hadapan mama. Hari ini ia akan membiarkan waktu berjalan sesukanya, dengan dia yang mengikuti kemana langkah membawanya. Jika bisa Leo ingin bertemu ...
... Rara.
Untuk pertama kalinya ia teringat pada perempuan itu yang selalu siap di sisinya. Hanya Rara yang saat ini bisa memberikannya tenang.
Leo meraih ponsel di saku jeansnya. Segera mencari nomor Rara.
Wish 1, lo ada di samping gue.
Send
Leo memejamkan mata, berharap Rara mau datang menemaninya. Cukup hari ini saja.
Sementara di sisi lain, Rara berada di minimarket saat ia melihat pesan dari Leo.
Harapan?
Rara ingat, ia pernah mengatakan pada Leo jika lelaki itu punya harapan, tolong katakan padanya juga agar ia bisa membantu mengabulkan harapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fate (Completed)
Teen FictionSequel INABILITY, bisa dibaca terpisah:) Menyembunyikan perasaan perihal biasa, berpura-pura tidak suka meski sebenarnya suka. Itulah yang Zelda lakukan, Zelda menyukai Davi, tapi yang dia tahu Davi menyukai Rani dan yang tidak dia tahu Davi menyuk...