Fate-17

6.3K 365 13
                                    

Ada hati yang terluka saat kamu sedang menenangkan hati lain.

-Zelda Andromeda

                                   🍁🍁🍁

Sebuah senyum terlukis di pagi hari bersama sang fajar yang telah merambat lurus pada langit biru. Awan menipis, memberi jarak untuk sang surya menyinari bumi.

Hari ini minggu dan seharusnya Davi bangun lebih siang dari biasanya. Tapi, tidak untuk hari ini, jam baru menunjukkan pukul tujuh, namun Davi sudah selesai keramas dan telah siap dengan kaus hitam dilapisi jacket hijau army, dia padukan dengan celana jeans hitam dan sneakers yang juga berwarna hitam.

Davi mengecek ponselnya, senyum yang tadi bertengger di sudut bibirnya hilang. Dia mengerucutkan bibir, lalu melihat room chat-nya dengan Zelda.

Nggak ada pesan? Tega amat, sih.

Dia membuka aplikasi hijau yang berbeda, kembali melihat kontak Zelda.

"Chat dia nggak, yah?" tanya Davi menimang-nimang sambil sesekali menatap ponselnya seolah akan ada keajaiban di mana Zelda mengirimkannya pesan duluan.

"Kalau gue chat mesti bilang apa? Pagi, Zel. Udah makan belum?" Davi mengacak rambutnya yang masih basah.

"Masa itu? Basi banget." Dia mendesah, untuk memulai saja rasanya sulit.

Padahal, ini bukan pertama kalinya dia mendekati perempuan, tapi mengapa baru sekarang dia merasakan sulit untuk berinteraksi walaupun lewat chat yang jelas-jelas tidak melihat lansung orangnya.

"Telfon Rani, dah." Davi langsung mencari nomor Rani dan menghubunginya.

"Halo?" suara di seberang sana terdengar begitu serak, khas orang baru bangun tidur.

"Heh, pemalas, bangun lo." Dengusan Rani menjadi sarapan pagi Davi kali ini. Dia terkekeh saat mendengar suara perempuan di seberang sana yang berdecak.

"Ada apa, sih? Pagi-pagi udah nelfon." Rani yang di seberang sana, bangun dari tidurnya, perempuan itu mengucek mata, menguap, sambil menahan kantuk.

"Mau konsultasi."

"Sorry yah, gue bukan dokter kandungan."

Davi terkekeh, lalu laki-laki itu berdehem, mengubah suasana di sekitarnya menjadi serius.

"Gue serius, Ran."

"Ada apa, sih? Tumbenan lo serius."

"Gimana sih cara memulai chat dengan cewek?" tanya Davi, setelah membiarkan hening menyusup begitu lama dan pastinya setelah mendengarkan omelan Rani.

"Uhuk uhuk. Serius ini lo, Vi?"

Davi menjawab dengan anggukan, meski dia tahu anggukannya takan terlihat oleh Rani.

"Buseet ... kesambet apaan lo?" Davi memutar bola mata, jengah. Sebenarnya dia sudah yakin, Rani akan heran akan tujuannya menelfon perempuan itu sepagi ini, karena dia juga sendiri heran akan sikapnya yang aneh.

"Vi, masih di situ 'kan lo?"

"Ho-oh."

"Tanya aja sama om google, pasti kejawab."

"Gue serius, nying."

Rani tertawa garing, sementara Davi memutar bola mata.

"Gini yah, Vi, menurut gue lo langsung to the point aja. Ngajak dia jalan kek, atau apa kek, yang pasti sesuatu yang bakal menciptakan sejarah."

The Fate (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang