Epilog

8.2K 314 24
                                    

Terimakasih buat kamu yang baca hingga akhir💕💕

🍁🍁🍁

Tidakkah takdir begitu baik?
Kita berpisah, lalu dipertemukan pada waktu yang tepat
Masih membawa segala debar yang membuatku percaya bahwa aku cinta.

-Davi Exavario

🍁🍁🍁

Ini sudah dua tahun berlalu, sejak terakhir kali Davi tidak menyangka Zelda mengatakan cinta padanya. Sudah dua tahun juga Davi tidak bisa melihat Zelda secara langsung; tanpa jarak.

Lelaki itu memandang lukisan wajahnya dan seorang perempuan manis, yang bertengger manis di dinding kamar bernuansa abu-abu.

Ia sedikit tersenyum, lalu mengarahkan mata cokelatnya pada bingkisan kado bermotif daun maps di meja kerjanya.

Kaki jenjangnya berjalan ke arah meja itu, kemudian meraih bingkisan kado yang di atas meja.

Happy birthday, Vi, semoga kamu bahagia dengan pilihan hatimu .

-Zelda

Iris cokelatnya berbinar karena genang air mata. Dia bodoh, sebab terlambat menyadari semuanya. Dia bodoh, telah menyia-nyiakan perempuan yang sabar menghadapi sikapnya. Dan ...

... kini dia hanya bisa tersenyum miris, saat tahu perempuan itu sudah pergi, tak lagi di sampingnya.

Davi Exavario membuka bingkisan itu bersamaan dengan setetes air mata yang mengalir begitu saja dari pelupuk mata cokelatnya.

Andai saja ia lebih peka, andai saja ia lebih menjaga hati perempuan itu, maka perempuan itu tidak akan pergi.

Di dalam bingkisan itu ada amplop ucapan selamat dari perempuan yang pernah menjadi tunangannya.

Vi, belajarlah bahagia tanpa mereka yang benar-benar peduli.

Hanya itu tulisan yang ada di amplop. Tapi, ada selembar kertas pengantar rindu yang belum pernah dia buka, karena takut kecewa. Mungkin nanti dia akan mencoba membukanya, walaupun harus merasakan kecewa yang mendalam.

Takdir memang tidak selalu berpihak pada kita, saat kita tidak menyukainya dia mendekat, saat kita telah menyukainya dia meninggalkan.

Namun sekarang, Davi sudah sedikit lega. Meski pun Zelda pergi meninggalkannya, tapi hati perempuan itu tetap di sini, bersamanya. Lagian setelah sebulan Davi tidak mau berkomunikasi dengan Zelda, pada akhirnya Davi menghubungi Zelda karena tak mampu menahan rasa rindunya.

Davi menghela napas dalam, memutuskan untuk membuka surat yang diikat dengan pita itu. Ia tidak tahan menahan rasa penasaran lagi.

Dear my ex-handsome

Special for you, aku nulis surat ini--kesannya lebay yah kalau pake aku? Biarin deh.

Oh ya, btw gimana dengan kado gue?

Udah itu aja, sampai ketemu kalau lo masih hidup, sih.

                                       Your ex-fiance

Hah?

Davi melongo membaca surat itu, ia pikir ini adalah sebuah surat pengantar rindu yang ditulis dengan kata-kata manis nan romantis. Namun ekspetasi berbanding terbalik dengan realita. Pada dasarnya, Zelda bukan perempuan yang tahu merangkai kata seperti dirinya.

The Fate (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang