Biarkan bahagia datang dengan caranya sendiri
Kita hanya perlu memperbaiki diri.-uknown
🍁🍁🍁
Semburat jingga menjadi pewarna segala bahagia, jika kemarin senja tidak lagi indah di mata Davi, namun kali ini senja kembali membuat Davi memahami bahwa hidup tidak hanya tentang bersedih. Jingga di ujung sana juga membuat Leo sadar, dengan cara yang dewasa mereka dapat membuat permasalahan terselesaikan dengan mudah. Tanpa perlu memikirkan ego masing-masing.
Sore ini keduanya bertemu lagi tanpa direncanakan, di jembatan yang menyuguhkan pemandangan laut dan semburat jingga di seberang.
Leo mengikuti langkah Davi mengitari jembatan, lalu keduanya duduk di ujung jembatan untuk menikmati detik-detik yang mereka sebut kebahagiaan.
"Gimana keadaan nyokap lo?" Leo lebih dulu mengajukan tanya, melirik sekilas raut wajah Davi yang tak sepenuhnya cerah. Masih ada kelabu di sana, yang Leo tak tahu apa sebabnya.
"Udah baikan, besok udah bisa pulang." Senyum tipis terukir di bibir Davi, mengingat sekarang papa yang sedang menjaga mama. Semuanya tidak lagi sempurna seperti dulu, tetapi setidaknya bahagia itu kembali dengan caranya sendiri.
Leo mengernyitkan alisnya, kalau keadaan mama Davi sudah baikan, mengapa masih ada kesedihan di wajah Davi?
Leo kembali mengalihkan pandangannya pada senja yang berwarna jingga. "Muka lo kenapa?"
"Muka gue kenapa?" tanya Davi balik, merasa heran. Dari penglihatannya tadi di kamera ponselnya, wajahnya masih normal, masih tampan seperti biasa.
Leo terkekeh sejenak. "Masih ada kusutnya, kayak orang yang habis putus cinta."
Davi bergeming, tidak menyangkal tebakan Leo. Hal itu membuat Leo memicingkan mata ke arahnya.
"Jangan bilang ...?"
"Hmm,"
Leo menepuk jidatnya, mengapa bisa ia ketinggalan kabar tentang hubungan Zelda dan Davi? Jangan-jangan gue udah nggak cinta lagi sama Zelda?-Batinnya.
"Kenapa bisa, sih? Jika diperhatikan dan ditelusuri lo berdua cocok, kok. Ya, walaupun kadang bikin sakit hati." Ada nada gurauan di sana, seolah bermaksud mendinginkan panas di hati Davi.
Tetapi, yang Leo temukan hanya keheningan. Tak ada satu kata lagi yang dilontarkan oleh Davi. Jadi Leo ikut bungkam, membiarkan debur ombak yang menghantam jembatan. Itu lah pengisi hening yang mereka ciptakan.
"Zelda itu cewek baik, dia juga nggak asal terima cowok. Buktinya gue yang lebih dulu dekat sama dia, tapi Ray yang jadi pacarnya." Ingatan Leo terlempar pada kenangan dirinya dengan Zelda, yang pernah mengisi kekosongan hatinya.
"Jadi lo udah tahu kalau Ray itu pacaran sama Zelda?" Davi bertanya dengan nada tak suka, ternyata hanya dirinya yang tidak tahu mengenai hubungan mantan tunangannya dan sahabatnya.
"Hmm,"
"Kenapa lo nggak pernah bilang sama gue?"
"Lo nggak pernah nanya!"
Davi mengembuskan napas, menenangkan segala kekesalannya pada Leo.
"Tapi gue yakin Zelda pasti punya alasan sampe nerima Ray, karena setau gue saat dia jadian sama Ray, Zelda itu belum move on dari lo. Kayaknya dia cuman pengen bikin lo tahu, kalau dia juga bisa move on, secara dari yang gue ketahui lo batalin pertunanangan lo di hari H-nya karena untuk pacar lo itu, kan?" papar Leo panjang lebar, mengingat apa saja yang ia ketahui tentang kisah asmara Davi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fate (Completed)
Teen FictionSequel INABILITY, bisa dibaca terpisah:) Menyembunyikan perasaan perihal biasa, berpura-pura tidak suka meski sebenarnya suka. Itulah yang Zelda lakukan, Zelda menyukai Davi, tapi yang dia tahu Davi menyukai Rani dan yang tidak dia tahu Davi menyuk...