Kroni 2

6.4K 365 4
                                    

Andrean bisa gila kalau terus begini. Dia harus terus menerus berhadapan dengan para pria yang mencoba mendekati istrinya. Mencari perhatian dari candunya itu.

Dia adalah Mr. Khan. Sattar Khan. Seorang yang termasuk orang ternama di negaranya, Pakistan. Andrean mengenalnya ketika dia baru kembali ke Indonesia. Dia adalah CEO muda pemilik perusahaan pertambangan batu dan pasir, yang baru saja menemukan tambang batu granit yang sangat berharga di negaranya. Kemudian, dia mencari kolega untuk mendirikan pabrik keramik dan pilihannya jatuh pada BW Grup. Apa yang tidak diketahui Andrean adalah ternyata pria dari ras pakhtoon itu mengenal istrinya. Entah bagaimana caranya.

"Salam angel! Sanga chaldy?" tanyanya dengan bahasa pastho yang herannya bisa dijawab fasih oleh Arin.

'Angel? I'll kill him' batin Andrean dengan darah yang hampir mendidih.

"Salam Milky! Zha kha yam. Menanna. Ta sanga ye?"

'Milky?? What the...?????' Haha. Andrean pasti akan meledak sebentar lagi.

"Alhamdulillah. And I think we have to stop speaking my native because these two men look like want to kill me. Hi, Mr. Wijaya! Nice to see you, again."

Arin terkekeh sedang Andrean menerima uluran tangan koleganya itu dengan sangat erat dan berlebihan. Membuat Mr. Sattar Khan agak terkejut, tapi tetap berusaha setenang mungkin. Demi angelnya. Arina Larasati.

Untung ada Roni. Dia yang merasakan hawa membunuh Andrean langsung mengalihkan mereka semua ke sebuah ruangan private yang sudah di bookingnya sebelum mereka menyusul Andrean kemari.

Sebenarnya Roni yang sedang dititipkan Andrian kedatangan kolega penting, yaitu Mr. Sattar Khan. Tapi kemudian Andrian rewel dan merengek ingin mama dan papanya. Mr. Sattar Khan yang memang penyuka anak kecil itu langsung beinisiatif untuk menyusul Andrean yang memang berada di cafe dekat kantornya agar si kecil Andrian tidak rewel lagi.

Karena Andrean masih saja gusar, Arin pun menceritakan bagaimana pertemuannya dengan Mr. Sattar Khan dan bagaimana dia bisa bersahabat dekat seperti sekarang. Walaupun mereka sudah tidak pernah bertemu lagi setelah pertemuan terakhir 2 tahun yang lalu.

"Stop calling my wife, Angel!" Tegas Andrean tanpa takut membuat koleganya itu tersinggung.

"Ah, Yes, Sir!" Jawab Mr. Khan sembari terkekeh.

"Dan kau Nyonya yang selingkuhannya di mama-mana. Dia kolegaku, bersikap lah yang sopan." Ancam Andrean yang lalu menemani putranya yang ribut ingin ke toilet.

Arin menutup mulutnya karena suaminya itu benar-benar mengesalkan. Walaupun Mr. Sattar Khan tidak mengerti apa yang barusan ia ucapkan, tapi di situ ada Roni yang sudah sangat menahan diri untuk tidak tertawa.

"Is he cursing me, ang.....Mrs. Wijaya?" Tanya Mr. Khan penasaran ketika Roni meminta ijin untuk menerima panggilan telepon. Sattar sangat penasaran karena mimik orang-orang itu berbeda-beda. Tadi Andrean terlihat geram, Arin merah padam sedangkan Roni menahan kekehannya.

"No, brother. Maybe he is the most obssesive person I've ever met. But, he also the best man in my life." Jawab Arin yang hanya dibalas senyuman.

Roni yang baru selesai menjawab panggilan bisnis kembali bergabung. Lagi-lagi Roni merasa iri. Bahkan orang asing saja bisa sedekat itu dengan Arin, cinta di hatinya. Sedangkan dia?

***

Malam harinya.

Andrean baru saja menidurkan putranya ketika dia melihat Arin sedang asik dengan bacaannya. Dia terlihat serius sampai tidak menyadari kehadiran Andrean atau memang sengaja tidak mengacuhkan suaminya itu. Andrean bukan tak tahu kalau istrinya itu pasti kesal karena sedari siang, Andrean terus saja bersikap possesive dan cenderung mengesalkan.

Andrean merebahkan tubuh jangkungnya dengan beralaskan paha istrinya. Arin masih fokus dengan bacaan walau tangan kanannya mulai membelai sayang rambut Andrean.

"Aku tidak suka dengan Sattar Khan itu. Dia sangat sok ramah. Selalu tersenyum, sok akrab denganmu, dan sialnya, putraku menyukainya."

Arin menghela nafas dan meletakkan novel romance yang tadi dibelinya ke atas nakas. Dilihatnya sang suami yang sedang menciumi buku-buku jemarinya.

"Sattar Khan adalah pria yang baik, kata-katanyalah yang membuatku bertahan dengan perasaan hancurku selama bertahun-tahun. Dan dia adalah kronimu. Kau akan tahu apa maksudku nanti."

"Jangan memihak padanya. Lagipula apa yang si Milky sialan itu bilang hingga kau seperti ini?"

"He said.......Angel....I believe in God. Just believe in God make me believe...LOVE WILL FIND A WAY...."

Andrean bisa melihat istrinya yang mulai berkaca-kaca. Dia tidak bisa mengatakan apapun untuk membuatnya merasa lebih baik dengan memori sedihnya itu.

"Okay, he's right. And please stop remembering that sad story, I'm here now and will never let you go, nomatter what." Ucap Andrean setelah bangkit dan menangkup wajah bidadari hatinya.

Arin mengangguk dan menenggelamkan tubuhnya di rengkuhan Andrean. Mencari kenyamanan yang selalu ia rindukan.

Tak pernah terbayangkan oleh Arin bahwa hari ini, kebersamaan ini, akan datang dan menyapanya lagi. Kepalanya penuh dengan banyak hal. Kini mereka sudah resmi sebagai suami dan istri. Tapi apakah publik akan menerima status mereka semudah itu. Belum lagi ayah Andrean yang masih belum bisa mengakui keberadaan Arin sebagai menantunya. Dan jangan lupakan tunangan Andrean yang tak lama lagi pasti akan muncul usai liburan keliling dunianya.

Arin tersenyum. Dia yang sekarang akan melindungi Andrean dan dia sudah punya memiliki kroni untuk itu. Milkynya. Saudara angkat yang akan melakukan apa saja untuknya. Andrean bahkan tidak tahu kalau dialah yang meminta Sattar untuk memilih BW company sebagai rekanannya. Kalau semua rencananya berhasil, akan banyak orang yang berbahagi dan Arin tidak sabar menunggu hal itu.

'Kau adalah tujuan hidupku saat ini, dan aku akan melindungimu apapun yang terjadi. Aku akan melawan mulai dari sekarang. Tidak ada yang bisa memisahkan kita kecuali Tuhan. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk itu.'

LOVE WILL FIND A WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang