Andrean sedang melihat majalah yang menampilkan karya Arina Larasati ketika Roni datang dan membuatnya jengkel.
"Apa maksudmu, Ron? Apa kau baru saja bilang aku tidak boleh menjadikannya sebagai arsitek proyek kita? Dia pemenang penghargaan Art and Development Achievement, jenius terbaik di bidangnya, dan kau bahkan tidak memberitahuku tentang dia. Apa-apaan ini, Ron?"
"I know her Boss. Tapi kita tidak mungkin bisa memakai jasanya. Dia sangat pemilih dan tidak bisa dipaksa dengan uang. Dia tidak akan mau menerima proyek kita. Aku sudah mencobanya. Dia menolaknya dengan alasan pribadi."
Roni sedikit merasa bersalah karena dia sedikit berbohong di kalimat terakhirnya, tapi dia harus melakukannya.
"What the hell, Ron! Orang bodoh macam apa yang menolak bekerja sama dengan perusahaan kita?"
Andrean sudah sangat geram. Padahal dia sudah sangat senang karena akhirnya dia menemukan alasan untuk berhubungan dengan istri pengacara itu, tapi asistennya sendiri malah menghancurkan rencananya.
"Dia... berbeda. Semua orang mengaguminya karena dia hard worker dan berprinsip. Menyerah saja, Boss. Kita cari yang lain saja." bujuk Roni hampir putus asa.
Andrean menyeringai. Dia bisa melihat sesuatu di mata asistennya itu.
"Jadi, kau juga salah satu dari secret admirernya? Begitu, Ron?"
Sekarang giliran Roni yang menyeringai. Dia tidak akan membantahnya kali ini. Itu memang benar.
"Ya. Sejak lima tahun yang lalu. Tapi karena Anda, saya tidak punya kesempatan mendekatinya." Roni tersenyum getir.
"Don't blame me, Ron! Kau tidak akan mendapatkan apapun tanpa perjuangan." teriak Andrean mengejutkan asistennya itu.
"Aku tahu. Aku juga tidak berharap dia melirikku. Cintanya hanya untuk suaminya. Tidak ada yang bisa merubah hal itu. Dia wanita yang setia."
"Really? Let see, Ron! Apa setelah dia mengenalku dia masih bisa menjaga hatinya?"
Roni mengepalkan tangannya. Dia tidak bisa melihat ini lagi. Andrean hanya akan membawa kesedihan bagi Arin. Dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi. Arin. Gadis itu sudah menumbuhkan cinta satu pihak yang begitu menyesakkan. Paling tidak, Roni harus membiarkan Arin bahagia dengan kehidupannya yang sekarang.
*
"Cari informasi tentang wanita ini. Berikan laporan secepatnya."
Andrean sedang berada di pub miliknya. Dia sengaja menyewa detektif pribadi karena Roni sudah tidak bisa diandalkan. Andrean sangat yakin Roni menutupi sesuatu darinya dan Andrean tidak akan menyerah begitu saja.
"Siap. Sebelum 24 jam, anda akan mendapatkan informasi yang anda inginkan." Jawab detektif yang berpakaian formal itu.
Andrean memandangi gelas minumannya. Lima tahun. Ada yang mengganjal ketika Roni mengatakan dia sudah mencintai Arina Larasati selama lima tahun. Dan Roni juga mengatakan, karena Andrean, Roni tidak punya kesempatan mendekati Arina.
'Lima tahun?'
'Jadi Ron sudah menjadi asistenku, bahkan sebelum kecelakaanku terjadi. Kalau Ron bisa mengenal wanita itu, bukan tidak mungkin jika aku juga mengenalnya. Siapa sebenarnya kau, cantik? Kenapa kau membuatku kepanasan seperti ini?'
***
Keesokkan harinya.
"Semuanya ada di berkas. Jadwal harian, dan lainnya. Itu hanya laporan awal. Saya akan mengirim yang lebih detail secepatnya."
Andrean baru melihat lembaran pertama ketika dia melihat sang detektif terlihat memikirkan sesuatu.
"Ada apa?" tanya Andrean yang melihat jelas kebingungan detektif yang bernama Abraham itu.
"Anda pengamat yang baik, Boss. Sebenarnya, saya tidak yakin data itu complete. Saya merasa ada yang mengganjal pikiran saya."
Andrean juga sama penasarannya, karena setahu Andrean, Abraham adalah penyelidik swasta terbaik yang bisa ia temukan di negeri ini.
"Coba katakan!"
"Saya merasa banyak data yang tidak valid, dimanipulasi atau bahkan dihilangkan. Ini sangat mengganggu saya. Seharusnya, tidak sesulit ini. Semua pihak yang mengenal Nyonya Arina, tutup mulut bahkan mengatakan tidak mengenal atau tidak tahu apa-apa. Ada data medsos yang hilang dari peredaran di kurun waktu yang sama. Intinya, ada orang yang berkuasa yang berusaha menutup jejak Nyonya Arina selama kurun waktu lima tahun terakhir ini. Sangat menjengkelkan." ujar detektif itu gusar dan kesal pada dirinya sendiri. Pasalnya, dia tidak pernah merasa segagal sekarang.
Andrean semakin penasarannya. Kalau dugaannya benar, dia akan membuat semua orang yang terlibat membayar kekacauan data ini.
"Terus saja selidiki. Pasti ada celah. Aku akan menyewa seorang hacker untukmu, bekerja samalah dengannya."
"Baik, Boss!"
***
Andrean's POV
Ada yang sedang bermain-main di sini. Kenapa semua orang berpikir Arin dan pengacara sok itu pasangan suami istri, sedangkan di sini, tidak pernah ada catatan sipil yang mengatakan dia pernah menikah. Belum lagi keabsahan putranya, belum tentu juga itu putranya, karena ironisnya, bocah berusia empat setengah tahun itu tidak memiliki nomor kependudukan. Ini semakin aneh saja.
Menarik, misterius dan entah kenapa, membuat jantungku berdebar-debar. Aku harus turun tangan sendiri.
"Hallo, aku ingin membeli beberapa usaha."
"...."
"Ah, tidak. Untuk sementara pakai namamu. Aku sedang main kucing-kucingan dengan Roni. Ya. Kerjakan secepatnya."
Aku menatap pemandangan malam dari balkon kondoku. Semilir angin terasa dingin menyentuhku. Aku memejamkan mata. Mencoba mengingat wajah wanita muda yang baru aku temui beberapa hari ini tapi sudah membuatku gila seperti ini.
Arina Larasati... Siapa kau sebenarnya? Kenapa aku merasa hatiku sangat mengenalmu?
"Hallo, Helen. Ada kolega yang memberiku tiket keliling dunia, apa kau mau?"
"...."
"Tidak..tidak...aku tidak bisa ikut, kau ajaklah teman baikmu."
"...."
"Hmm, ya....aku akan mengirim travel packagenya besok."
Satu pengganggu lagi.
"Hallo, Ron! Bersiap-siaplah. Kau akan menggantikanku ke Rusia. Sepertinya kepalaku sedikit sakit. Kurasa aku tidak bisa melakukan penerbangan saat ini, apalagi Rusia."
"...."
"Yes, Aku akan ke dokter besok."
"...."
"Okay, thanks Ron. You're the best."
Kita lihat saja, Ron! Apa yang sebenarnya kau sembunyikan dariku? Siapapun kalian yang sedang bermain-main di sini, aku pasti akan membongkarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE WILL FIND A WAY
RomanceArin adalah gadis yang nyaris sempurna. Cantik, ramah dan cerdas. Di usianya yang baru menginjak 15 tahun, dia berhasil mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi negeri favorit. Dan ketika usianya genap 17 tahun, dia sudah menyelesaikan jenjang sarja...