Kejutan

6.3K 366 6
                                    

Andrean memiliki kegiatan baru. Dia hanya bekerja hingga pukul 3 sore, karena 2 jam berikutnya, dia tidak mau diganggu. Dia sibuk dengan file yang diberikan asisten sekaligus orang yang mengaku sahabatnya itu. Roni.

Andrean memang masih kesal, tapi sepertinya Roni benar-benar ingin menebus kesalahannya. Dan begitu Roni memberikan semua informasi dan data masa lalu Andrean, pria itu kini mulai mengurangi sarkasmenya pada pria yang usianya sama dengannya itu.

Laptop lama Andrean.

Chip rekaman CCTV apartemen lama yang kini ia tempati lagi.

Semua memuat berkas masa lalu Andrean yang sampai detik ini masih tidak bisa ia ingat.

Saat ini, Andrean sedang melihat berkas medsos yang tersimpan di laptop lamanya. Dia sudah berulang kali melihatnya, tapi tak juga membuatnya bosan sama sekali.

Mata Andrean berada di saat mereka hang out di pusat perbelanjaan. Di mana yang sebenarnya Andrean menguntit Arin setelah kembalinya dari Jerman. Foto mereka ketika makan di restoran cepat saji, toko buku dan sepatu yang membuat Andrean tersenyum. Arin begitu manis di usia 17. Andrean yakin, dia pasti terus mengenggam tangan mungil si Gadis belia itu untuk menyatakan kepemilikannya atau membuat orang lain iri. Setidaknya, itulah yang Andrean pikirkan.

Lalu foto ketika mereka berada di taman dan sedang berolah raga. Terdapat foto ketika Andrean dan Arin sedang di dekat sepeda yang sepertinya baru dibelikan Andrean. Andrean hampir yakin dia pasti memberi kejutan untuk Arin dengan sepeda pinknya itu. Tapi pada akhirnya, Andrean malah tertangkap kamera membonceng Arin di depan. Fix. Pasti Arin tidak bisa naik sepeda.

Lalu banyak foto lagi ketika mereka berbelanja di supermarket dan juga di pasar malam. Semuanya membuat Andrean sibuk beberapa hari ini. Tapi dia menyukai kegiatan barunya itu.

"So honey, sudah sangat jelas. Aku memang mencintaimu dari dulu. Terkutuklah aku jika aku tidak pernah mengingatmu, bidadariku."

"Ehem."

Andrean mendongakkan kepala. Dilihatnya Roni sedang menahan diri untuk tidak tersenyum. Roni pasti mendengar apa yang bossnya katakan itu. Dan Andrean tak peduli.

"Kalau kau hanya ingin meledek lebih baik out, Ron. Jangan buat aku menyesal karena sudah mengampunimu."

"Don't worry. Kau tidak akan menyesal." Ucap Roni percaya diri yang membuat Andrean berdecih.

"So? Ada news apa hingga kau berani menggangguku saat ini?" Tanya Andrean sambil mematikan laptopnya. Ini sudah hampir pukul 5. Dia harus pulang tepat waktu. Istri dan anaknya menunggu.

"Kami sudah mengerjakan cetak biru Arin. Tapi kurasa dia harus ke sini dan lokasi proyek untuk memantau progressnya."

"No need. Jangan cari-cari alasan untuk bertemu dengan istriku. Aku sendiri yang akan mengawasi proyek itu. Dan jangan menyebut namanya dengan mulut munamu itu. Dia nyonya Wijaya, dan begitulah seharusnya kau memanggilnya."

Roni hanya terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepala. Tiga kata untuk Andrean. Jeoleousy, Possesive dan obssesive.

"As you wish. Dan hadiah mereka sudah jadi. Kau bisa memberikannya malam ini."

Andrean sudah memakai jasnya dan siap untuk berangkat. Setidaknya Roni tidak penah mengecewakannya dalam hal pekerjaan.

"Good. Aku mengabaikan Helen semenjak aku membohonginya dengan tur keliling dunia. Aku punya firasat kalau pengacara brengsek itu pasti sudah menghubunginya  untuk mengganggu istriku. Pastikan dia tidak menemui keluargaku. Bilang pada body guard, jangan biarkan wanita itu mendekati istri dan anakku."

"As your wish, Boss. Tapi sebaiknya jangan terlalu possesive pada istrimu. Kau mematahkan hati banyak eksmud kalau hanya menahannya di rumah."

Andrean hanya mengacungkan jari tengahnya dan pergi meninggalkan Roni yang selalu senang menggoda atasannya itu.

***

Andrean's POV

"Wow...it's awesome!" Ucap jagoan kecilku yang terlihat tampan dengan kemeja pendek dan sweater buntungnya.

Hari ini adalah hari yang spesial. Bukan hanya karena aku dan Arin sudah sah menjadi suami istri, tapi karena hari ini adalah hari yang sangat penting bagi 2 belahan jiwaku. Istri dan anakku. Well, aku memang tidak mengingat hari ulang tahun Arin, tapi syukurlah aku punya data yang sangat detail kubaca. And guess what? Today is their both birthday.

Aku sudah merencanakannya. Setelah si brengsek Ron secara dramatisir mengatakan bahwa aku menyiapkan kondo megah untuk hari jadi Arin yang ke-18, aku melakukan beberapa perubahan karena sekarang aku punya jagoan yang juga harus kuberi hadiah. Dan ketika jagoan tampanku terpana dengan kamar antariksanya, aku merasa bangga sebagai ayahnya.

Sedang Arin, dia harus menunggu beberapa saat sebelum aku menunjukkan bagian kadonya. Setelah selesai dengan jagoan, aku menitipkan si tampan kesayanganku pada ibu dan baby sitter yang mulai sekarang akan selalu mengikuti jagoanku yang sudah genap berusia 5 tahun itu.

*

"Sekarang buka matamu" bisikku sembari mengecup bahu istriku yang menggoda.

Aku menunggu reaksinya. Dia mengamati ranjang king size baru kami. Di atasnya banyak balon-balon yang yang menggantungkan foto-foto kami. Ya. Foto hasil jepretan paparazi. Aku tak menyangka aku menggunakan hal yang kubenci itu. Dia naik ke ranjang dan melihat foto-foto itu, satu persatu. Di belakang setiap foto, aku menuliskan kata-kata manis yang membuatku malu sendiri. Dia kini menatapku dengan mata maniknya yang mulai berkaca-kaca.

"Indah sekali. Terima kasih." Katanya memelukku tanpa turun dari ranjang. Aku pasti langsung menindihnya kalau aku tak ingat masih ada hadiah yang harus kuberikan padanya.

"Come on, honey! I'll show you something."

Aku mengangkat tubuh sexynya dan mendaratkannya di lantai setelah menghadiahinya sedikit kecupan di kening. Dia bersemu. Manis sekali.

"Ini...." dia tidak bisa berkata-kata. Kurasa dia menyukainya.

"You're right baby. Your own librabry with a thousand of books. Only for my lovely. The one and only. Arina Larasati."

Dia menyentuh tiap sisi rak yang dipenuhi buku-buku keluaran terbaru dan buku lama yang dulu sudah kusiapkan sebagai kejutan. Meski kado ini terlambat 4 tahun, kurasa ini tetap keren.

Jadi, secerita Ron, aku membuat kondo megah di lantai teratas di komplek apartemenku ini. Kondo 2 lantai dengan semua fasilitas lengkapnya. Yang hebat adalah, kondo ini langsung terakses dengan roof top yang berisi garden untuk si cantik dan kolam renang yang ukurannya wah untuk kami semua. Belum lagi heli pad yang pasti akan berguna untukku tentunya. Happy birthday, my love....

LOVE WILL FIND A WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang