LOVE WILL FIND A WAY

PAPARAZZI

BOOM!!!

Semuanya meledak seperti bom waktu yang sudah menunggu hingga timer menunjukkan detik 00:00. Dan ketika bom waktu itu meledak, maka semua orang yang berada di dekatnya bisa merasakan dampaknya.

CEO BW GROUP TERTANGKAP KAMERA BERSAMA ISTRI DAN ANAK PENGACARA KONDANG.

SKANDAL BILLIONER YANG TERKUAK.

MULAI DARI ISTRI SIMPANAN SAMPAI PERTUNANGAN PALSU CEO BW GROUP.

ANAK TIDAK SAH CEO GROUP?

AFFAIR CEO BW GROUP DAN ISTRI PENGACARA KONDANG.

STATUS PALSU PENGACARA?

PEMBOHONGAN PUBLIK KELUARGA WIJAYA.

DRAMA KELUARGA WIJAYA TERKUAK SUDAH.

ANTARA ISTRI DAN TUNANGAN PEWARIS TAHTA BW GROUP.

AFFAIR TUNANGAN WIJAYA JUNIOR DENGAN BANGSAWAN PAKISTAN.

CEO BW GROUP MENYEWA 50 BODY GUARD DEMI KEAMANAN ANAK DAN ISTRI RAHASIANYA.

GENIUS ART DESAIN ARINA LARASATI DIPASTIKAN SUDAH MENIKAH DENGAN PANGERAN WIJAYA SEJAK 5 TAHUN YANG LALU. SKANDAL BOLLIONER????

..............

"Shit!!! Terkutuklah para paparazi itu. Aku tidak mau tahu, bersihkan semua sampah itu, Ron. Dan demi Tuhan! Kenapa istriku belum sampai juga?" umpat Andrean setelah membanting tutup laptopnya yang kesemuanya memuat berita tentang status dirinya, Arina, Helena dan belum lagi Rama yang diketahui publik sebagai suami Arin dan ayah dari anaknya.

Sebenarnya mudah sekali membohongi publik jika Andrian adalah anak Rama, karena kebetulan Andrean dan Rama sama-sama indo berambut coklat. Lagipula, Andrian memang memanggil Rama ayah sejak ia bisa berbicara. Dan Arin membiarkannya.

Tapi sekarang keadaannya berbeda. Andrean akan mengklaim Arin sebagai istrinya seorang, bukan istri pengacara yang terus saja memperkeruh suasana dan memancing paparazi dan tentu saja, memastikan hanya akan dikatakan sebagai PUTRANYA, bukan putra orang lain terlebih saingannya itu.

"Sebentar lagi. Sebaiknya kau minum obat, Boss. Kau sudah berkeringat dingin. Aku takut..."

"SHUT UP!!! Aku hanya butuh istriku. Bawa dia secepatnya....aaarghhh!!!" Andrean mulai tertunduk di sofa dengan memegangi kepalanya yang rasanya ingin meledak. Urat-uratnya timbul saking tegangnya.

Dan tiba-tiba sesuatu yang lembut, hangat dan basah menyentuhnya. Perlahan mengalihkan rasa nyeri di kepalanya menjadi sebuah kenikmatan yang membuatnya melayang. Kelembutan itu terus merasuki jiwanya yang tersiksa. Andrean mulai menguasai dirinya lagi. Dia menyeringai dan menjatuhkan tubuh mungil yang sedari tadi menyerangnya bertubi-tubi. Harus sampai base terakhir baru rasa ini benar-benar hilang, batinnya lebih pada dirinya sendiri.

*

Begitu Arin datang, Roni langsung menghilang. Rasa cemburu berkecamuk tapi dia tak punya hak dan tempat di antara pasutri yang terlihat sangat saling mencintai itu. Roni hanya akan fokus untuk membereskan semua masalah yang ditimbulkan dari kenekatan Andrean yang muncul di publik bersama istri dan anak yang sebelumnya diketahui sebagai istri dan anak pengacara Rama Adibakti.

***

"Ssshh!" Andrean meringis ketika menarik resleting celana kerjanya. Arin tanpa sengaja menggigit pusaka Andrean ketika mereka bermain liar tadi. Andrean benar-benar kewalahan. Perasaannya saja atau istrinya makin grrr belakangan ini.

"Apa sangat sakit? Bagaimana kalau infeksi? Apa kita ke rumah sakit saja? Aku takut lukamu infeksi."

Andrean terkekeh lalu mengecup lembut Arin yang sudah merapikan pakaiannya kembali. Arin masih meringis. Dia merasa sangat bersalah atas keliarannya.

"Dan mengatakan pada ginekolog bahwa istriku mengigitku ketika kami bercinta? I don't think so, wild cat. And don't worry. I'll be fine. I'm strong you know."

Dan Arin terdiam. Menatap Andrean karena rasa terkejutnya.

"What baby? I said something wrong?" Tanya Andrean yang melihat Arin mulai berkaca-kaca.

Arin menggeleng dan menghapus satu bulir yang hampir terjun bebas.

"Saat kau memanggilku wild cat, rasanya ingatanmu seperti sudah kembali, tapi sepertinya tidak."

Andrean memeluk istrinya. Mengusap-usap rambut indahnya dan berbisik pelan.
"Sorry baby. Aku tidak tahu kenapa memoriku serusak ini, tapi aku yakin memoriku pasti akan kembali. So please, be patient on me, hmm?"

Arin mengangguk dalam pelukan possesive suaminya. Menyalurkan rasa leganya karena dia berhasil meringankan penderitaan cintanya itu. Semua gara-gara kesalahannya dan dia akan melakukan apapun untuk membuat Andrean merasa lebih baik.

***

Sementara itu di sebuah restoran, di ruang VVIP. Seorang pria tengah berbicara serius dengan seorang wanita yang terlalu mencolok dengan gaun merah menyalanya. Sang pria terlihat tidak menyukai si wanita, tapi dia tetap memaksakan diri berbasa-basi dengan si wanita itu.

"Anda lumayan bernyali mengorbankan reputasi anda untuk skandal murahan itu. Tidakkah itu akan mempengaruhi karir anda, Tuan pengacara?" Tanya si wanita ketika mereka baru selesai melakukan pemesanan.

"None of your business! Setidaknya, aku tidak senekat dirimu yang ingin melenyapkan seseorang."

Wanita itu terkekeh. Mereka memiliki persamaan. Sama-sama ingin memiliki sesuatu yang tidak mungkin mereka miliki.

"Jangan terlalu mengungkit masa lalu. Aku hanya ingin balas dendam pada keparat Wijaya itu. Gara-gara dia, ayahku meninggal dan semua aset perusahaanku disita. Aku tidak akan pernah mengampuninya."

"Aku tidak peduli. Yang jelas, jangan menyakiti Arina, kalau sampai kau melakukannya lagi, aku sendirilah yang akan menghabisimu."

Si Wanita itu menyeringai licik. Dia tidak bisa berjanji pada pengacara itu, tapi lebih baik dia tidak mengatakan apapun yang dapat merusak persengkokolan mereka. Dia membutuhkan si Pengacara agar rencananya untuk menghancurkan CEO BW group berjalan mulus. Tidak gagal seperti sebelumnya.

Tak lama pelayan datang. Mereka makan dalam diam. Seakan-akan sibuk dengan pikirannya masing-masing. Pengacara itu tahu dia tidak bisa mempercayai wanita ular di hadapannya itu. Tapi jika dia ingin mendapatkan cintanya, dia harus mengorbankan segalanya. Bahkan rasa kemanusiaannya.

Ya. Pengacara itu adalah Rama Adibakti. Orang penuh dengan kharisma dan dedikasi tinggi. Kini cinta telah membutakan nuraninya, hingga dia bersekutu dengan wanita yang dulu hampir mencelakakan pujaan hatinya.

Natasya Renault. Dia masih saja beraksi. Tak sekalipun waktu menghilangkan rasa dendamnya. Setelah gagal mencelakakan Arin di pasar malam, Andrean di Bali, sekarang dia harus membuat rencana untuk menghabisi Andrean yang selalu saja berada di atas angin.

Rencana menyebar isu lewat paparazi itu tidak akan berlangsung lama. Mereka harus mempersiapkan rencana yang baru. Setidaknya, itulah yang ada di kepala wanita jahat itu.