Andrean sedang di kantornya ketika panggilan istrinya berdering nyaring. Andrean sengaja memasang volume maks dan ringtone khusus agar dia langsung tahu ketika istrinya menelepon. Untuk saat ini, Andrean harus benar-benar extra sabar karena istrinya tengah mengandung anak mereka yang ketiga. Ya. Andrean membuktikan kata-katanya. Baru saja putri cantik mereka berusia 8 bulan, kini Arin sudah berbadan dua lagi. Kehamilan kali ini sangat-sangat menguras kesabaran Andrean, karena setiap kali marah, Arin akan kabur ke salah satu dari pria yang sangat tidak Andrean sukai. Siapa lagi kalau bukan Rama dan Sattar yang entah kenapa tidak juga pergi dari kehidupan Andrean dan Arin. Yang justru semakin mengakraban diri dengan Arin. Terlebih lagi Rama yang sudah fix akan menikah dengan adiknya tahun depan. Untung saja ingatan Andrean sudah kembali, kalau tidak mungkin dia sudah diopname karena perubahan hormon istrinya itu.
"Ya Babe, what's up?" jawab Andrean secepat yang ia bisa.
'Tuan Wijaya yang terhormat. Aku minta kamu pulang sekarang juga. Bujuk putraku yang sedih karena ulahmu. Kalau dia terus bersedih seperti sekarang, aku bersumpah akan menginap di apartemen Aurel. 10 menit Tuan Wijaya. 10 menit."
Tut tut tut.
'Shit!' batin Andrean sembari menghubungi Roni.
"Halo Ron! Handle perusahaan. Aku harus pulang sekarang."
"......."
"Nanti saja. Oke?"
Andrean melangkah secepat mungkin. Dia mengangkat sebelah tangannya ketika sekretarisnya hendak mengatakan sesuatu. Arin lebih penting dari segalanya. Keluarga lebih penting dari segalanya.
'Champ? Kenapa dia bersedih? Bukankah aku sudah membelikan audio system terbaru seperti yang diinginkannya. Arrgh! Terkutuklah si Brengsek itu. Menginap di rumah Aurel berarti Arin akan sering bertemu Rama. Cih! Apa katanya di media? Mereka lebih suka quality time di tempat private dari pada publik. Dasar manusia rendahan. Aku tidak yakin dia tidak berniat jelek pada adikku itu.'
5 menit kemudian. Setelah menaiki lift horizontal yang sengaja ia jadikan penghubung sky scraper dan kondonya, Andrean langsung tiba di teras samping lantai atas tempat huniannya yang futuristik itu. Dua orang body guard langsung mengucapkan selamat siang. Mereka bertugas menjaga keamanan putranya ketika dia berenang di pool yang kini lebih seperti mini waterpark saja.
Dua menit berikutnya. Andrean sudah berada di depan kamar putra pertamanya. Di sana sudah ada istrinya, ibu mertua dan dua orang pelayan yang sepertinya sedang berusaha membujuk si Jagoan agar keluar kamar.
Arin melotot dengan mata yang memerah, sedang dua pelayan yang ada di sana langsung pergi bersama sang mertua. Sang mertua sepertinya tidak mau menantunya malu di hadapan para pelayannya itu. Dia memang selalu pengertian.
"Sayang..."
Arin menepis Andrean yang baru ingin memeluknya. Andrean menghela nafas. Sepertinya istrinya benar-benar marah.
"Kenapa dengan champ?" Tanya Andrean sambil mengendurkan dasinya.
"Hampir 6 tahun, hampir 6 tahun putraku tidak pernah mengeluh tentang hidupnya. Meski kadang dia kekurangan, dia tidak pernah sekalipun mengeluh. Bukan karena dia masih kecil, tapi aku selalu mengatakan padanya, asal dia mencintai hidup ini, maka semua pasti akan baik-baik saja." Ucap Arin dengan air mata yang tidak tertahan lagi.
"Sayang..." Sekali lagi Andrean mencoba untuk memeluk istrinya yang terlihat sangat kalut itu.
"Tapi kau. Karena dendammu pada ayahmu itu, anakku menanggung akibatnya. Kau bisa lihat di CCTV bodohmu itu, bagaimana dia begitu terluka karena ulahmu. Dia menyalahkan dirinya sendiri karena sikap bodohmu itu. Putraku, dia mengatakan dengan bibirnya yang polos 'Memang salah Drian apa Ma? Kenapa Kakek membenci Drian? Kenapa kakek tidak mengakui Drian sebagai cucunya? Apa kau bisa menjawab setiap pertanyaannya? Heh?"

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE WILL FIND A WAY
RomanceArin adalah gadis yang nyaris sempurna. Cantik, ramah dan cerdas. Di usianya yang baru menginjak 15 tahun, dia berhasil mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi negeri favorit. Dan ketika usianya genap 17 tahun, dia sudah menyelesaikan jenjang sarja...