Mereka semua yang mendengar perkataan Ara terkejut bahkan Dave pun sampai mengebrak meja Cafe itu.
Dave langsung berdiri dan keluar dari cafe itu. Aro mematikan sambungan telepon nya dan langsung mengikuti Dave dan juga diikuti Satria dan Rico.
••••Dave melajukan mobil nya dengan kecepatan diatas rata-rata. Dan disusul oleh mobil Aro, Satria dan Rico yang tak kalah cepat dengan mobil yang ditumpangi Dave.
Dave sendiri frustasi mendengar Ara yang hamil, sesekali Dave memukul stir mobil karena ia sedang marah.
Dave sempat berpikir bahwa siapa pun yang membuat Ara hamil akan langsung membunuh nya dengan tangannya sendiri.
Aro dan yang lainnya juga tak kalah khawatir dengan keadaan Ara. Ara yang sangat polos, lugu dan baik itu yang tiba-tiba menelepon dan mengatakan bahwa Ara tengah hamil.
Aro juga bingung, apa yang nanti akan ia katakan jika anak perempuan satu-satunya di keluarga WIJAYA hamil diluar nikah.
Di lain tempat Ara sedang menonton TV diruang tamu dan membawa toples camilan yang masih setia ia peluk dan sesekali mencomotnya lalu memasukan kedalam mulutnya.
Ara sendiri tidak sadar jika apa yang ia katakan di telepon tadi mengundang kemarahan beberapa orang.
Sampai sekarang Ara belum berpikir apa yang akan terjadi dengan dirinya nanti.
••••
Dave yang sampai dirumah Ara dan disusul dengan Aro, Rico dan Satria. Berjalan memasuki rumah.
Dave yang sedari tadi menahan amarah nya langsung membuka dengan kasar pintu utama rumah Ara hingga menimbulkan suara yang keras.
BRAK!!!
Ara terlonjak kaget, karena posisi ruang tamu yang memang dekat dengan pintu utamanya.
"Ehh ada Dave kenapa?"tanya Ara polos.
Dave masih diam saat Ara bertanya.
Ara melihat muka merah Dave pun bertanya."Dave? Muka nya kok merah sih? Dave laper ya? Nih Ara ada camilan buat Dave" ucap Ara dengan tampang polosnya dan menyodorkan toples camilan nya pada Dave.
Pranggg!!!
Toples camilan yang disodorkan Ara pecah.
"Yah... Camilan Ara jatuh" Ara yang menatap sendu camilan yang sudah terjatuh dan berserakan.
"Siapa.Yang.Buat.Kamu. Hamil?" desis Dave penuh penekanan.
Ara mendengar desisan Dave itu mulai takut.
"Hah? Ara gak hamil kok" jawab Ara polos.
"Terus. Kenapa kamu tadi telepon kalau kamu HAMIL!!!" ucap Dave yang menekan katak Hamil.
"Oh... Ituuu... Ara cuma mau ngeprank Bang Aro aja hehehe" jawab Ara santai dan di akhiri dengan cengiran polosnya.
Aro yang sedari tadi hanya diam kini mulai angkat bicara.
"Ara kamu tadi cuma bercanda doang" tanya Aro dengan nada lirih, meskipun Ia sedang meredam Amarah.
"Hehe iya Abang Aro ku sayang" jawab Ara dengan cengiran lebarnya.
Aro hanya mengusap wajah nya kasar.
"ARA!!! KAMU BILANG ITU CUMA BERCANDA!!! HAH!!! KAMU NELEPON ARO TERUS NANGIS DAN BILANG KALAU KAMU LAGI LAGI HAMIL!!!KAMU PIKIR ITU BERCANDA DAN LUCU?!!! HAH IYA!!! ITU LUCU" Bentak Dave dengan amarah yang memuncak.
Dan Ara hanya diam mendengar bentakan Dave. Karena ia merasa terkejut sekaligus takut. Air mata nya pun secara tiba-tiba turun.
Aro yang mendengar bentakan Dave pada Ara melotot tak percaya, dengan segera Aro memeluk Ara.
Rico dan Satria hanya mengelus punggung Dave agar emosi nya menurun.
"KAMU TAU GAK!!! AKU SEMPET KHAWATIR SAMA KAMU YABG TIBA-TIBA BILANG HAMIL!!! DAN TERNYATA ITU SEMUA CUMA BERCANDA!!!" Bentak Dave.
"JAWAB" Sambung Dave.
Air mata Ara semakin deras, punggung nya pun mulai bergetar hebat.
"IYA!!! OKE!!! ARA NGAKU SALAH!!! ARA MINTA MAAF KALAU ARA BUAT KALIAN SEMUA KHAWATIR!!! ARA MINTA MAAF!!!" Teriak Ara pada Dave. Aro terkejut sebab ini adalah kali pertama nya Ara berteriak seperti saat ini.
"KALO KAMU TAU KENAPA KAMU LAKUIN ITU?" ucap Dave dengan nada yang meninggi
"ARA TAU KALAU BERCANDA NYA ARA ITU KETERLALUAN!!! ARA MINTA MAAF!!! TAPI DAVE GAK USAH BENTAK-BENTAK ARA!!!. PAPA, MAMA DAN BANG ARO AJA BELUM PERNAH BENTAK ARA KENAPA DAVE YANG BARU PERTAMA MASUK DI KEHIDUPAN ARA TIBA-TIBA BENTAK ARA!!! ARA JUGA TAU KOK KALAU ARA SALAH!!! DAN ARA MINTA MAAF SAMA KALIAN SEMUA ATAS YANG ARA PERBUAT!!!" Teriak Ara yang melepaskan pelukan Aro sambil berlari ke kamarnya dengan nafas yang memburu, dada yang naik turun dan juga punggung yang masih bergetar hebat.
Brak!!!
Bantingan keras dari pintu kamar Ara.
Dave masih diam mematung atas ucapan Ara bersamaan dengan Aro, Satria dan Riko yang juga masih diam.
"Dave!! Gak seharusnya lo itu bentak Ara. Ara itu belum pernah di bentak sampek segitunya juga. Dulu waktu pertama kali MOS dia dibentak sama Vanya itu masih wajar Dav. Tapi lo malah bentak Ara sampek segitunya dan itu keterlaluan banget Dave." terang Aro dengan suara yang berusaha menahan amarah karena Dave sudah membentak adik kesayangan nya itu.
"Sorry... Gue tadi gak sengaja bentak Ara. Emosi gue gak stabil, gue juga lost control udah bentak Ara" ucap Dave dengan nada frustasinya.
"Lain kali lo kalo marah gak usah ngebentak juga, lo omongin pelan-pelan aja." nasehat Aro pada Dave.
Dave mengangguk lemah.
"lo berdua pulang aja, udah malam gak baik cowok pulang malem-malem" goda Aro sambil menatap Satria dan Rico yang mencoba Mencairkan suasana.
"Lo kira kita Terong-terongan" sahut Satria sambil mendengus.
"Kita? Lo aja kali. Gue mah enggak" jawab Rico sambil melenggang keluar dari rumah Aro.
"Gue pulang duluan ya" teriak Rico meninggalkan Satria.
"Woy... Ric tungguin gue woy"teriak Satria menyusul Rico yang berjalan keluar.
"Satria yang gantengnya ngalahin Manu Rios pulang duluan yakk... Byee... Byee... Cium jauh..muachh" teriak Satria dari kejauhan."Dasar sahabat sarap." gumam Aro.
"Yaudah Dave lo tunggu sini aja, atau lo mau ikut gue lihat kondisi Ara" ajak Aro.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're mine (DAVARA)
Teen Fiction"Tell me right now! Are you mine? Yes I am yours.Because you're mine, then I'll always protect you." DAVE & ARA Silahkan baca dan jangan lupa untuk vote dan coment cerita ini... Saran dan masukan akan saya terima. #*nocopas #*murniceritasendiri **Ra...