EMPAT PULUH SEMBILAN

11K 533 37
                                    

Tok

Tok

" Masuk " perintah Seseorang dari dalam ruangan.

Ara membuka pintu ruangan itu dengan seyuman yang tegar justru jika orang yang tau maksud dari senyuman Ara itu mungkin ia menganggap itu senyum penuh kelelahan.

Ara mungkin cukup pandai untuk mengelabui orang sekitarnya dengan caranya sendiri.

Saat Ara memasuki ruangan itu mata Ara terfokus pada Om nya yang duduk disofa, dengan segera Ara berjalan dan duduk disofa itu sambil menatap Om Anton nya itu.

" Om Anton kenapa sedih gitu? "

" Ara sayang, kapan Orang tua dan kaka mu tau tentang penyakit kamu sayang? " Terdengar nada lemah yang diucapkan Om Anton.

Ara mengerti maksud dari Om Anton itu berarti pertanda buruk mulai terjadi.

" Tapi Om, Ara belum siap buat sekarang. Ara terlalu takut mereka semua menerima kenyataan bahwa Ara sakit Keras Om. "

" Kamu tetap harus kasih tau mereka semua Sayang, Penyakit kamu mulai tersebar Ara kebeberapa bagian prgan tubuhmu. Selama itu masih tersebar belum jauh kamu masih bisa mencegahnya. "

" Ara sebenarnya takut menerima kenyataan bahwa Ara harus pergi dulu Om, entah kenapa untuk kali ini Ara perlahan mulai takut merasakan kematian Om. " lirih Ara sambil meneteskan Air matanya yang mulai tak terbendung lagi.

Om Anton pun yang semakin tak kuasa menahan tangisannya itu pun menarik Ara dalam dekapannya.

Perlahan mengelus Rambut Ara dengan lembut, menepuk punggung Ara yang semakin terlihat Rapuh seperti Seorang yang terlalu sabar memikul beban yang berat.

Ceklek

Pintu terbuka dengan keras

" Ara?! " Suara bariton pria paruh baya itu membuat Ara dan Om nya menoleh kearah tersebut dan melepaskan pelukannya.

" Opa "

" Papa "

" Jelaskan yang kalian bicarakan tadi?! " suara yang terkesan dingin dan menatap Sang Anak dan sang Cucu.

••••

Mobil sedan mewah tampak berhenti didepan gerbang rumah megah tersebut.
Ara turun dari mobil itu sambil melambaikan tangannya kearah mobil yang sudah melaju jauh.

Ara masuk kerumahnya, hingga sampai didepan pintu terdapat sang Daddy dan Mommy nya yg tampak gelisah. Hingga suara deheman dari Ara dapat menyadarkan mereka berdua.

" Araa sayangg kamu dari mana aja? Mommy khawatir sayangg " ucap Mommy dengan memeluk Ara.

" Sayang kamu kenapa pulang malem gini sih? Terus kenapa gak ada kabar sama sekali kalo memang pulang malam sayang. " Daddy tampak bicara terkesan lembut tapi penuh kekhawatiran.

" Maafin Ara Mom, Dad. Ara tadi kerumah sakit Om Anton ma-- " ucapan Ara terputus oleh suara Mommy nya yg memotong pembicaraan Ara.

" kamu kenapa sayang? Mana yang sakit? Kamu asma nya kumat sayang? Udah minum obat belom? Kenapa bisa kumat sayang?. " pertanyaan dari Mommy membuat Ara bingung untuk menjawab.

" Mom sabar dong. Ara kan mau ngomong tapi kenapa Mommy main potong aja. " jelas Daddy

" Mommy itu khawatir Dad. Apalagi tiba-tiba Ara kerumah sakit padahal tadi waktu makan malam Ara baik-baik aja kok. Kamu kenapa sayang? "

" Mommy Ara gakpapa kok, Ara cuma mau cek kesehatan Aja. Lagian tadi waktu Ara kerumah sakit, Ara ketemu Opa. " seru Ara yang sedang menjelaskan.

" Jadi Ara pulangnya sekalian minta anter Opa, soalnya Ara kangen banget sama Opa jadi mobil Ara nanti dianter sama orang suruhan Opa Mom " lanjut Ara

" Yaudah Mom, Dad. Ara mau tidur duluan ya. Ara cape nih udah malam juga besok kan masih harus sekolah juga. " pamit Ara

" Yaudah sayang, kamu tidur yang nyenyak sayang. " kata Mommy tak lupa juga memberi kecupan pada Dahi Ara.

" Selamat malam Sweety, Nice dream my Baby girl " kata Daddy yang juga memberikan kecupan sayang pada Ara.

•••

🙏🏻🙏🏻🙏🏻Maaf ya guys karena udah lama engga up.

Karena aku udah kelas 12 jadi buat ngetik atau up agak lama, tapi tetep kok diusahakan buat up.

Makasih buat yg masih mau nunggu cerita aneh saya ini. Maaf juga kalo feel nya belom dapet di part ini.🙏🏻🙏🏻🙏🏻

You're mine (DAVARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang