SEMBILAN : Tanda Tangan

31.4K 1.6K 10
                                    

Ara berjalan menuju Aula dengan semangat tanpa memedulikan tatapan yang Ara terima saat menuju Aula.

••••

Sampai di Aula Ara yang menggandeng Dave pun langsung melepaskan gandengan tersebut dan langsung menghadap ke arah Dave.

Ara yang memang tingginya hanya sebatas dada Dave pun harus mendongkakan kepalanya ke atas untuk melihat secara langsung wajah Dave.

"Dave, Ara mau kumpul sama Vivi dulu ya... Ara kan mau ikut MOS jadi Dave jangan ganggu Ara dulu. Okey" ucap Ara semangat sembari tersenyum.

Sedangkan Dave hanya menganggukkan kepala saja Ara yang melihat Dave menganggukkan kepala seketika Ara langsung berlari menuju Vivi.

Dave yang melihat Ara berlari langsung meneriakinya.

"Ara kamu jangan lari-lari nanti jatoh!"teriak Dave.

Ara yang mendengarkan Dave yang berteriak dan saat itulah Ara berhenti berlari dan berbalik badan ke arah Dave yang langsung menunjukkan cengiran yang ada di wajahnya.

"Sorry Dave!!"teriak Ara dari jauh.

Dave pun yang melihat itu pun hanya bisa mengelengkan kepalanya saja. Melihat tingkah yang luar biasa ajaibnya itu.

Dan akhirnya Dave pun melangkah keluar Aula dan kembali keruangan khususnya untuk mengawasi gerak-gerik Ara lewat CCTV.

••••

Disisi lain Ara pun yang disambut hangat oleh Vivi pun tampak begitu senang.

"Viviiii!!!" pekik Ara dengan senyuman yang ia berikan kepada Vivi.

Sedangkan Vivi yang mendengarkan pekikan tersebut seketika langsung membalikan badannya ke sumber suara tersebut.

"Araaa?"ucap Vivi dengan binggung.

"Bukan nya elo lagi di UKS ya sama kak Dave?? Trus kenapa sekarang elo disini?? Emang elo udah gak sakit lagi apa??"tanya Vivi secara beruntun.

"Ihhh.. Vivi , Ara itu cuma ketumpahan kuah bakso. Buka keserempet gajah kalii... Yang jatohnya sampek guling-guling trus lecet semua!Lagian udah gk sakit kok kan cuma merah doang."Jawab Ara.

Sedangkan Vivi yang mendengar itu pun hanya ber oh ria saja.

Ara pun lansung mengambil tasnya dan mengambil handphone nya itu didalam tas. Lalu ia masukan kedalam sakunya.

"Halo para adik-adik"ucap salah satu panitia OSIS dari MOS.

Seketika perhatian Ara dan Vivi pun langsung mengarah ke kakak OSIS yang sedang memberikan tugas yang akan dilakukan oleh seluruh murid baru.

"Oke sekarang tugas kalian adalah meminta tanda tangan pada kakak-kakak OSIS yang tersebar di seluruh sekolah! Dan kakak OSIS tersebut sekarang sedang bersembunyi di area sekolah. Jadi kalian harus mencari kakak OSIS dan mengumpulkan semua tanda tangan nya sebanyak-banyaknya! Kalian paham??"ucap salah kakak OSIS laki-laki tersebut.

"paham kakk!!!"ucap para murid baru dengan serempak.

Baru beberapa langkah, tiba-tiba Ara Menerima telepon dari seseorang tapi nomernya tidak diketahui.

" Halo. Siapa ya?" tanya Ara

"ini aku Dave jangan lupa siman nomer ini" ucap Dave

"oh Dave. Ada apa?" tanya Ara

"sekarang kamu keruangan ku. Aku tunggu kamu! Kamu tinggal lurus belok kanan" perintah Dave

"tapi Ara lagi ada tugas bua- " ucapan ara terpotong

"sekarang Ara!!!" perintah Dave.

Tut

Telepon dimatikan sepihak oleh Dave. Ara yang mendengar itu pun langsung menuruti permintaan Dave.

Sedangkan Vivi yang melihat Ara agak lesu pun bertanya

"Ara elo itu kenapa sih?? Kok Tiba-tiba langsung lesu gitu, emang ada apa??" tanya Vivi.

"Emm, itu Dave nyuruh Ara buat keruangan nya sekarang. Sedangkan kita kan lagi dikasih tugas sama kakak  OSIS " ucap Ara lesu.

"Udah deh.. Sekarang elo langsung keruangan Dave ajaa.. Dari pada Dave marah gara-gara nungguin lo terus gimana hayooo???"ucap Vivi yang membuat Ara langsung berlari keluar Aula tanpa memperdulikan teriakan Vivi.

Ara terus berlari menuju keruangan Dave. Dengan tergesa-gesa karena takut Dave yang menunggu lama.

Sampai di depan ruangan Dave. Ara diam sebentar untuk menormalkan deru nafasnya yang sedikit tersenggal-senggal.

Setelah nafasnya mulai teratur Ara mengetuk pintu didepanya itu.

Tok!

Tok!

Tok!

Seketika pintu itu terbuka menampilkan sosok yang begitu berwajah bagai dewa yunani , tinggi,  berekspresi datar.

Sedangkan Ara yang melihat itu pun hanya mengeluarkan cengiran manis di bibirnya.

You're mine (DAVARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang