TIGA PULUH

17.6K 854 11
                                    

"Dasar sahabat sarap." gumam Aro.

"Yaudah Dave lo tunggu sini aja, atau lo mau ikut gue lihat kondisi Ara" ajak Aro.

••••

Dave dan Aro berjalan bersama menuju kamar Ara.

Dave sendiri merutuki kesalahannya yang membentak Ara, Dave juga frustasi akibat perkataan Ara yang masih berputar dikepalanya, perkataan Ara yang itu juga sedikit menyakiti hati Dave, ia pikir Ara sudah mencintai nya tapi semua itu salah Ara belum mencintai nya.

Dan misi Dave kali ini adalah membuat Ara mencintai nya dengan tulus.

Sampai di depan kamar Ara, Aro memberi kode pada Dave untuk diam sejenak.

Tok

Tok

Tok

Suara pintu kamar Ara yang diketuk.

"Ara sayang, tolong buka pintunya"pinta Aro.

Hening

Ara belum menjawab perkataan Aro.

"Sayang, ini abang tolong buka pintunya bentar. Abang mau ngomong sama Ara" suara Aro yang mulai lembut.

"Ara gak mau buka pintunya kalo ada Dave!!!" teriak Ara dari dalam kamar.

Dave yang mendengarkan pernyataan dari Ara langsung menegang dan hatinya merasa tertusuk ribuan pisau.

Bagaimana tidak orang yang kamu cintai tidak ingin bertemu denganmu meskipun hanya bertatap muka saja.

Dave mengusap wajahnya kasar, ia bingung harus bagaimana jika Ara memang tidak ingin bertemu lagi dengannya.

Bagi Dave, Ara adalah cinta pertama dan terakhirnya, pertemuan Dave dulu membuat ia mengklaim bahwa Ara adalah miliknya, tak ada yang boleh mendekati apa yang sudah menjadi miliknya.

Aro juga mendengarkan teriakan Ara langsung melirik Dave sekilas, Aro melihat jelas raut muka Dave yang frustasi itu ia merasa iba terhadap Dave.

"Ara... Disini udah gak ada Dave kok, Dave tadi udah abang suruh pulang jadi sekarang Ara buka pintunya dulu ya" ucap Aro dengan lembut.

Aro pun memberi isyarat kepada Dave untuk bersembunyi dibalik dinding, Dave pun hanya diam dan menuruti perkataan Aro.

Cklek...

Pintu pun terbuka sedikit, Ara mengecek dan mengintip dari sela-sela pintu, untuk melihat apakah Dave masih ada. Ara melihat sekelilingnya memastikan bahwa Dave memang sudah pulang dan memang di depan nya ada Aro sang kakak yang sedang menatap dirinya.

Akhirnya Ara mulai membuka pintunya dengan lebar menyuruh Aro memasuki kamarnya.

Dan Ara langsung memeluk kakaknya dengan erat dan menenggelamkan kepalanya pada dada Aro.

Aro membalas pelukan Ara tak kalah erat. Dengan lembut ia mengusap punggung dan kepala Ara dengan lembut sambil sesekali mengecup kening Ara.

Kebiasaan seperti ini membuat siapa pun yang melihat bahwa mereka berdua seperti sepasang kekasih yang terlihat mesra, namun kenyataannya memang bukan mereka hanya seorang kakak yang amat menyayangi adik kecilnya bagaikan permata yang mahal. Permata kecil milik keluarga WIJAYA yang sangat amat dijaga oleh mereka. Bagaikan permata yang masih tersimpan rapi didalam kaca yang selalu menjaganya dari debu atau pun kotoran. Dan itu lah ARA PUTRI WIJAYA

Ara masih menangis sesegukan di dada milik Aro. Dan Aro membiarkan air mata adiknya membasahi kaos yang dipakai oleh Aro.

Setelah tangis Ara yang mulai mereda Aro dengan sigap mengendong Ara ala bridal style ke kasur Ara, Ara dengan cepat mengalungkan tangannya keleher Aro.

"Udah nangis nya?" tanya Aro.

Ara hanya menganggukkan kepalanya saja seraya bergumam pelan.

"Ara mau cerita gak sama bang Aro?"tanya Aro yang posisinya masih memeluk Ara yang sedang bersandar di sandaran kasurnya.

Ara pun mengangguk.

"Ara gak suka dibentak-bentak kayak gitu sama Dave. Ara emang biasa di bentak sama orang lain tapi jangan sampek segitunya. Dulu waktu Ara dibentak sama kak Vania, Ara biasa aja soalnya kak Vania bentaknya emang gak keterlaluan gak kayak Dave yang bentak Ara tadi. Dave juga udah bentak Ara kayak gitu, padahal kan mama, papa sama abang aja gak pernah tuh bentak Ara sampek kayak gitu, tapi kenapa Dave yang baru masuk di kehidupan Ara udah bentak-bentak Ara, Ara gak suka sama sikap Dave yang suka bentak-bentak orang dan Ara paling benci kalo Dave bentak Ara. Pokoknya Ara gak suka sama Dave!!!! . Ara tau kalo Ara salah, Ara juga mengakui kesalahan Ara dan Ara juga sudah minta maaf kok sama orang  yang udah Ara kerjain dan untuk masalah diterima atau enggak permintaan maaf Ara itu Ara juga gak peduli yang penting Ara udah minta maaf. Ara juga tau kok udah buat orang lain khawatir sama Ara, itu berarti tanda nya mereka semua sayang sama Ara. Kalo Ara punya Salah Ara minta maaf ya sama bang Aro dan yang lainnya Ara janji Ara gak bakalan ngulangin perbuatan Ara lagi." ucap Ara panjang lebar yang menjelaskan apa yang ada di uneg-uneg nya.

Aro hanya diam mendengarkan cerita Ara, Aro juga merasa bahwa Ara memang juga mengakui kesalahannya itu berarti Aro tak perlu menjelaskan apa kesalahan yang Ara perbuat.

Ara melihat Aro yang tak bersuara kini mulai melanjutkan ucapannya.

"Ara minta maaf ya bang?" tanya Ara sambil mendongakkan kepalanya dan menatap Aro.

Aro mendengar permintaan maaf Ara langsung menundukkan kepalanya menatap Ara yang masih setia menatap dirinya dengan matanya yang sembab.

"Iya sayang abang udah maafin Ara kok. Asal Ara gak boleh ngulangin perbuatan Ara lagi. Janji?" ucap Aro dan mengacungkan jari kelingking nya.

"Janji" jawab Ara seraya mengaitkan juga jari kelingkingnya ke jari kelingking Aro.

"Yaudah. Sekarang Ara tidur ya... Ini udah malem besok kan Ara harus sekolah."

Ara mengangguk.

"Abang... Disini dulu yaa... Tunggunin Ara sampek tidur dulu." pinta Ara sambil memelaskan wajahnya.

"Iyaaa... Sayangnya bang Aro.  Sekarang pejamkan mata Ara dan mulai masuklah kedalam mimpi mu" ucap Aro dengan nada lembut. Ara seraya menutup matanya dan memasuki alam mimpi nya.

Aro mulai memastikan Jika Ara sudah tertidur dengan pulas ia langsung beranjak pelan dan segera meninggalkan Ara yang sudah tertidur. Sebelum meninggalkan Ara, Aro menyempatkan dirinya untuk mencium kening Ara.

Dan berjalan keluar kamar Ara.

Dave yang sedari tadi menguping mendengarkan ucapan Ara hatinya terasa tersayat bahwa fakta nya jika orang yang ia cintai membenci nya dan tak suka padanya.

Dave mengerang frustasi mengusap wajah nya dengan kasar ia kini mulai berdoa supaya Ara bisa memaafkan nya kembali.

Dave melihat Aro keluar dari kamar Ara kini ia mulai menatap Aro.

Aro melihat tatapan Dave kini ia mengijinkan Dave untuk melihat Ara.

"Dave Ara lagi tidur, jangan di ganggu. Kalo Ara habis nangis pasti besoknya dia demam jadi gue harap lo gak ganggu Ara yang lagi tidur." ucap Aro sambil menepuk pelan bahu Dave. Dan berjalan meninggalkan Dave yang mulai memasuki kamar Ara.

Dave melangkahkan kakinya keranjang yang di tiduri oleh kekasihnya itu.

Dave duduk dipinggir kasur Ara. Ia mulai mengelus lembut kening Ara, ia mulai merasa bersalah atas apa uang ia perbuat ia juga menyesali perbuatan nya yang sudah membentak Ara dengan keras.

Kini Dave tau ia harus menghadapi Ara dengan sabar tanpa adanya kekerasan ia juga berusaha mengontrol emosinya supaya stabil saat menghadapi sosok Ara.

"Maaf sayang... Aku udah bentak kamu kayak tadi... Lain kali aku gak bakalan bentak kamu lagi asal kamu maafin aku ya?"Ucap Dave yang berbicara sendiri didepan Ara.

Dave bergumam dan terus mengatakan kata "Maaf" secara terus-menerus.

Kini Dave mulai bangun dari duduknya karena ia tak mau mengganggu tidur nyenyak Ara.

Dave membungkukan badannya dan mengecup kening Ara dengan lembut.

"Nice dream baby. I Love You" ucap Aro lalu beranjak meninggalkan kamar Ara.

You're mine (DAVARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang