Lagi?

38.7K 4.5K 348
                                    











"Udah cola, sekarang susu."

Jungkook jengah, sedikit mendecih malas liat manusia teronggok santai duduk disofa ruang tengah apartemennya, dengan beberapa snack disekeliling dan dua sampah kaleng cola yang berserakan,

Taehyung cuma lirik manisnya itu sambil sruput susu stroberi dari gelas bening, terus tepuk pahanya sekilas, dan Jungkook beralih tiduran disampingnya,

Dengan kaki yang selonjoran diatas pahanya Taehyung.

"Bahkan aku minta kamu yang dipaha. Bukan kaki,"

"Udah diem, dasar pacar baru."

"Ya ya halo pacar baru,"

Jungkook sedikit naikin kakinya dan cuil sekilas dagu pacar baru dengan jari kakinya itu, Taehyung sedikit berdecak dan jauhin mug hitamnya; ditaruh diatas meja.

Terus senderan disofa lagi, tangannya beralih sedikit pegang kaki yang ada dipahanya, dipijat halus, dan matanya fokus nonton movie kesukaan; yang batal ditonton dan beralih streaming aja minta link dari Jimin.

"Aku bilang kan mau nonton movie yang action. Romantis begini bikin ngantuk tau,"

Jungkook berceletuk dan biarin kakinya sedikit dipijat, bahkan sedikit digaruk, dimainin pokoknya. Bikin geli, tapi pemandangan pacar dari posisi begini kan sejuk juga.

"Ngantuk ya tidur, aku juga gak kemana-mana."

"Bener ya gak kemana-mana,"

"Iya," Taehyung noleh dan liat Jungkook benerin posisinya untuk tidur nyaman,

"Jangan keluar nanti beli rokok,"

Sedikit lirik kotak rokok disampingnya, sisa sebatang. Waduh,

"Ck, oke oke. Gak keluar,"

Dan malam ini Taehyung menikmati movie sendirian dengan Jungkook yang tidur disampingnya walaupun kaki ada dipaha.

Sempat pelan-pelan bangun sedikit ambil selimut di kamar, lalu duduk lagi, biarin pahanya kebas, dan selimutin pacarnya itu dari pundak sampe kakinya.

Gak ada percakapan berat seperti biasa, tapi dengan movie yang kena kacang karena Taehyung malah lebih intens mandangin Jungkook yang tidur pulas disofanya. 

Dan bangun pelan-pelan lagi, gak membuat keributan. Ambil hoodie abu yang tergantung sembarang, mendekat kearah kening pacarnya,

Ciuman selamat malam; halus sekali.














;

"Taehyung," pemuda blonde berujar dengan nada yang amat sangat sabar;

"? Apa?"

"Sadar jam berapa?"

"2 pagi,"

"Dan lo nyuruh gue kesini dengan sogokan radler?"

"Tepat,"

Jimin hela nafasnya pelan, berusaha sabar. Bawah matanya menghitam, sohibnya ini tiba-tiba telfon dia dan untungnya dia masih begadang, selesaiin tugas dari dosen yang menumpuk.

Posisi mereka lagi di taman kota, yang hening total. Gelap dan bahkan udaranya dingin. Suasananya bisa dibilang horror, tapi ini gak berpengaruh sama dua orang yang selalu kesini tiap pikiran mumet, atau bahkan gak mampu berpikir lagi.

"Ada masalah apa?" Jimin nyalain rokoknya  santai, radler ditangan kanan dan memilih duduk dibangku yang mereka lewatin.

Taehyung masih berdiri ditempatnya, pandangannya kearah langit,

"Jim,"

"Apa?"

"Sohib lo jatuh cinta,"

"? Maksud?"

"Sama Jungkook. Jatuh cinta. Total. Beneran sayang, gak bohong. Serius."

Jimin masang wajah aneh, tampang meremehkan, tapi dengan tenang dia minum radlernya setelah hembusin asap rokok, 

Sementara Taehyung sedikit nunduk, bahkan milih buat jongkok didepan Jimin, ngacak rambutnya kesal,

"Lo tau? Gue hampir mati rasanya dia minta putus. Mau mati,"

Sohibnya sedikit mendelik, dan mulai tertarik kearah mana pembicaraan mereka,

"Serius?"

"Udah balikan, sih."

Jimin hampir lempar kaleng radlernya itu kalo gak inget Taehyung itu temannya. Teman dari orok.

Sementara yang memilih duduk dibawah hanya pasang cengiran polosnya,


"Gue jadi total goblok kalo soal dia. Lewat dua belas jam gak sama dia itu bikin gila. Besoknya gue masih bisa biasa didepan dia. Tapi kemudian dia nangis, dan lo tau?"

Jimin jadi tempat curhat, dan Taehyung yang didepannya total down, menatap jalanan dibawahnya, dengan puntung rokok yang dimainin,

"Rasanya kurang ajar, dia minta putus karena relatif gue yang bikin bosan. Lalu seenak jidat gue ajak balikan. Ya kan?"

Jimin sedikit naik alis sebelah, ketawa kecil karena baru sadar sohibnya ini galau.
Galau mengambil keputusan yang tepat atau nggak.
Galau bisa bahagiain orang yang dia sayang di hari selanjutnya atau nggak.

"Tapi Jungkook masih terima lo kan?"

"Ya, masih."

"Kalian berarti posisinya sama. Gak berat sebelah. Sama-sama sayang. Ya apa yang dipikirin lagi? Didepan dia diri lo yang begini mana bisa diliatin, itu artinya ada tanggung jawab kan?

Bahkan cuma Jungkook yang bikin lo segini kacaunya. Masih mau galau karena merasa kurang ajar?

Mati sana."

Taehyung bungkam sebentar; mencerna baik-baik apa yang sohibnya ini bilang. Dan berakhir cengiran bodoh lagi yang keliatan,

"Nice. Advice Park Jimin gak pernah mengecewakan."

"Gue serius bangsat."

"Ya, ini juga serius. Bangsat. Hehe."

"Anter pulang,"

"Siap bos, radler satu lagi gue traktir."





Dan ada satu maksud lagi, disini ceritanya hanya berfokus pada seberapa Taehyung segitu sayangnya sama sang pacar.
Gak lebay, gak menuntut, dan gak sekedar sayang.







;

"Kemana tadi?"

"Lho? Kok bangun?"


Taehyung posisi diambang pintu itu bahkan sedikit cengo, Jungkook udah berdiri didekat rak sepatu; sumpah horror.

"Aku tanya kemana tadi?"

Taehyung lepas sandalnya sembarang, terus pasang senyum kecil sebelum mendekat, "Beli rokok. Habis,"

Jungkook pasang wajah merengut; "Katanya gak tinggalin. Pembual."

"Ck, masa takut di ruang tengah sendiri. Payah,"

"Kamu yang payah. Beli rokok bisa besok pagi,"

"Iya iya, sini peluk. Aku disini."





Dan berakhir Jungkook dipeluk erat sama lengan kurusnya Taehyung untuk yang kedua kali hari ini.

















ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Aku mau nangis rasanya disayang sama orang yang begini. #bapertime
Waduh 800+words ;-;

Ohya, a dearly message for my lovely readers cek convo profileku ya♡

Kone? (Katanya?) ㅡkth x jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang