Dilema

21.2K 2.9K 230
                                    
















"Aku yang gak sadar atau memang kamunya ya,"

"Kenapa?"

"Ada yang beda,"

Jungkook mengernyit reflek, masih sibuk gigit beberapa chicken wing yang dipegang dua tangannya. Taehyung memperhatikan, seperti biasa tumpu dagu dengan telapak tangan,

Yang berujar duluan tadi itu Taehyung, dalam hati bertanya-tanya. Tapi tumben gak gamblang, bahkan tadi berbaik hati gorengin Jungkook chicken wing instan yang bumbunya bahkan seadanya.

"Apa yang beda?"

"Banyak, pelan-pelan keliatan bedanya,"

"Iya, apa tapi?"

Taehyung pasang senyum tipis, wakahnya sendikit mendekat,

"Tambah manis, mau dipersunting. Hehe."

"Siapa? Bahasamu menjijikan,"

"Menohok sekali, mati sana,"

"Gak jadi mempersunting dong, kamunya."

Kata-kata disunting dan mempersunting ditekankan di nadanya, sama-sama menyindir maksudnya bercanda.

Taehyung mengedikkan bahu, "Banyak calon, ngantri,"

"Sok si bangsat," Jungkook mendecih, meletakkan tulang yang nyaris habis dia gerogoti. Apa enaknya, entah.

"Bahkan gak sadar diri,"

"Ya, Taehyung gak tau diri,"

"Kaca, perlu?"

"Boleh, mana?" Jungkook menadah tangannya, sementara Taehyung hembusin asap rokoknya santai, Jungkook terbatuk. Gila.

"Masih pagi, jangan berantem."

"Kamu duluan, anjing."

"Anjing balik, Kookie. Ututuk,"


Jungkook beranjak dari posisi, gak jawab candaan Taehyung sama sekali, beralih rapiin piring yang dia pake tadi , Taehyung lemparin pacarnya itu bekas puntung rokoknya yang mati.

Lalu ketawa kecil karena Jungkook beralih cerewet sendiri sambil jalan menuju wastafel setelah pungut puntung rokoknya dibawah.


"Fitting baju sana, Ibu gak sabar katanya,"

"Fitting baju?" Jungkook noleh kebelakang, sedangkan tangannya sibuk cuci piring,

"Ya, dua bulan lagi ya. Lupa bilang,"

"....eh?"


Jungkook reflek blank, air mengucur deras dari wastafel. Reflek otak kosong rasanya, dan Taehyung bahkan selonjoran kaki kurang ajar santainya dimeja makan. Menyalakan rokok satu lagi,


Iya, dua bulan lagi semuanya jelas. Dan tau? Menikah bukan hal sebercanda pacaran, lagi.






















;

"Mikir apa?"

Kepala ditepuk halus, Jungkook noleh, tatap pacarnya yang menyender dikepala ranjang. Aduh, tatapannya Jungkook sedikit gak fokus, pikirannya bercabang kemana-mana.

"Soal menikah. Jadi pendamping orang,"

"Pendampingku,"

"Iya tau, otakku bercabang, Taehyung."

"Iya, apa? Cerita,"

Jungkook gelengin kepalanya sekilas, "Bisa selesaiin sendiri,"

"Apa yang mau kamu selesaiin sendiri?"

"Otak bercabang. Nanti selesai sendiri, kak."

"Jangan beban, santai."

Tangan Taehyung merambat genggam halus tangannya dan jari saling terkait. Punggung tangan dicium, digigit sekilas dan Jungkook berjengit kaget.

"Jangan gigit, sakit bodo."

"Jangan tegang makanya. Belum juga ke pelaminan, alay,"

"Kamu kira kalo nikah segalanya selesai apa, ck. Bocah,"

"Iya kan memang selesai masa pacarannya. Bebas sentuh sepuas hati, komitmen bersama, setiap hari ada kamu. Gak gitu?"

"Gak segampang itu, Kim."

"Aku anggep segampang itu, Jeon."



Kesal, Jungkook menepis tangan Taehyung dari tangannya kasar. Terbiasa mudah emosi, mengalihkan pandangan gak mau tatap. Dan Taehyung mengerjap bingung,

"Kenapa? Salah ngomong?"

"Gak suka cara berpikirmu, Taehyung."

"Ya, aku suka kamu."

"Serius,"

"Lebih serius dua kali lipat."



Jilat bibir bawahnya sebelum pasang cengiran kotak, Jungkook beralih memutar bola mata malas. Dalam dua bulan gak disangka akan ketemu yang beginian setiap hari, antara siap gak siap.

Siap karena sayang, gak siap karena emosi. Anjing. Kata hati Jeon Jungkook.

Tapi kemudian, tangan Taehyung beralih genggam tangannya lagi. Jari terkait, menciptakan suasana santai dan seperti biasa, tawa kecil Taehyung yang didengar sejuk sekali.

"Gini ya, Jeon."

"Jangan ngomong, gak guna."

"Denger aku dulu,"

Wah, Taehyung serius itu langka.

"Kalo misal kamu bingung antara siapa gak siap soal jadi pendamping orang, biasain. Slow."

"Apa slow? Aku panik, gak bisa gitu." 

"Bisa, mau nikah sama siapa memangnya? Sama aku, cowok depanmu sekarang. Liat aku bener-bener. Ada berubah?"


Tatap intens, saling tatap waktu yang cukup lama. Jungkook mengalihkan pandangan duluan, Taehyung reflek ketawa. Tangannya terulur cubit pipi pacarnya itu gemas,

"Oi, Jungkook." 

"?"

"Ayo ciuman, siapa tau bebannya hilang. Kasihan, otaknya bercabang."


Jungkook awalnya mendecih, tapi kemudian balik badan kearah Taehyungnya. Peluk leher Taehyung sambil mendekat dan bibir keduanya terpaut halus.

Yang manis menuntut dalam ciuman. Terima kasih untuk si Kim Taehyung, sikap santai dan gak terburu-buru memang buat sayang.






Semua memang gak sebercanda itu, tapi bukan semua jadi bebanㅡpikiran pokok tiap masalah, tips dari Taehyung.



Anyway, masih pagi.




















ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Hai :) maaf kemarin menghilang. Terlalu sayang pada waktu, sengaja beda dua puluh empat jam sebelum menuju pelaminan #ea

Percayalah guys, menikah aja gak sebercanda itu. Selamat pagi!♡

Kone? (Katanya?) ㅡkth x jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang