Dua paper cup dengan coklat panas, puntung rokok mati tersisa di asbak hitam. Cowok dengan hoodie maroon mengeratkan syal merah yang melingkar dileher, mendengus pelan karena dingin yang mengganggu.
"Dingin? Pulang sana, kereta datang empat puluh menit lagi,"
"Gak, aku tunggu." Jungkook menggeleng, genggaman tangan dipaper cupnya semakin erat.
Taehyung tersenyum sekilas, kedua tangan Jungkook diambil, digenggam halus.
Jungkook masih bungkam biarin Taehyung ciumin punggung tangannya niat menghangatkan, toh gak ada beda.
"Jungkook,"
Dibalas gumaman, Jungkook sibuk menyeruput coklat panasnya dengan satu tangan,
"Aku sayang kamu,"
"Iya, tau." Jungkook meletakkan paper cupnya, dan punggung tangannya dipegang sekali lagi. Rasanya risih tangan diciumin karena ditempat umum,
Tapi, ya, ada perasaan hangat jadi gak tega untuk ditepis.
"Sayang sekali,"
"Iya, kak."
"Balas dong,"
"Balas apa?"
"Bilang sayang,"
"Gak mood,"
Taehyung mendecih, beralih tangan yang dipegangnya digigit sedikit dan empunya terkesiap kaget lalu kepalanya ditamplak; reflek lagi.
aduh, kena tamplak. Jungkook sedikit meringis, padahal dia yang melakukan tapi disini sadar rasanya pasti sakit, Taehyung langsung diam gak bereaksi,
"Taehyung? Sakit?"
"Kamu bodo ya. Untung sayang,"
Jungkook pasang cengiran lucu, tangannya terangkat tepuk puncak kepala Taehyung bekas ditamplaknya tadi halus,
"Hehe, siapa yang gigit duluan?"
"Aku,"
"Jadi yang salah siapa?"
"Aku sama kamu,"
"Seenaknya,"
Taehyung ambil tangan Jungkooknya lagi, digenggam erat lagi, "Mau bolos aja rasanya besok,"
"Jangan bolos, semangat penelitiannya,"
"Gak semangat, gak ada kamu."
"Jangan gitu, nanti kamu yang stres,"
"Memang,"
Jungkook sedikit mengernyit kesal, Taehyung membangkang total seperti biasa, genggaman tangan keduanya mau dilepas tapi lebih digenggam erat sama yang satunya. Meja cafe stasiun bahkan jadi ribut karena tingkah keduanya, heran.
"Aku bilangin yang bener juga,"
"Iya, aku dengerin," Taehyung pasang senyuman santai seperti biasa,
"Dilawan terus, bandel,"
"Iya maaf dong,"
"Nggak, janji dulu,"
"Janji apa?"
Jungkook mengulurkan tangan dengan jari kelingking nengacung tegak,
"Janji disana jangan sakit,"
"Janji balik,"
"Ya, ini janji."
"Sok janji, paling nanti ada kabar kamu flu,"
"Virus, gak bisa ditebak,"
Taehyung mencebik, tangannya naik ketuk sekilas kening Jungkooknya halus, "Oke, apalagi?"
Jungkook sedikit mengusap kening, lalu jari kelingkingnya mengacung lagi didepan Taehyung,
"Kerja yang bener, untukㅡya, untuk Ibu. Atau keluargamu,"
Taehyung sedikit tahan senyuman, kelingking keduanya terkait,
"Untuk Jeon Jungkook,"
"Iya okeㅡjangan dijelasin!"
"Gak ada jelasin,"
Jungkook gelengin kepalanya sekilas, gak memerah malu, terlanjur biasa. Kelingking keduanya dilepas,
"Terus yang terakhir,"
"Apa?"
"Aku gak sayang kamu, hehe,"
"Pembual, ayo besok nikah,"
"Haha, kerja dulu, sayang."
Sakartis, dan keduanya melanjutkan pembicaraan sebelum Taehyung pulang disalju pertama tahun keempat mereka pacaran.
Malam minggu, yak.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Anyone stay awake?
Congrats lagi untuk bangtan hari ini, malam ini memang malamnya bangtan :")Terima kasih untuk segala komentar kalian yang ditinggalkan, maaf gak aku balas satu-satu tapi semuanya dibaca habis untuk penyemangatkuㅠㅠ
Dua part lagi, atau empat? Aduh manisnya pacaran sebentar lagi berakhirㅡmungkin.
Eheheheheehehehehehehehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Kone? (Katanya?) ㅡkth x jjk
ФанфикCerita pas pacaran ngapain aja sih? Ini buku isinya orang pacaran doang :( #3 in Fanfiction [171112] #10 in Fanfiction [171109] #14 in Fanfiction [171106] cover by: @takdumtes