Taehyung sedikit merunduk ambil buket bunga yang jatuh dan sedikit berserakan di lantai, noleh kearah pegawai cafenya lalu senyum sekilas tanda minta maaf.
"Jim, gue duluan. Pulang sendiri bisa?"
"Gampang, sana hush."
Jimin pasang senyuman terbaik, dan Taehyung ambil tangan Jungkook yang masih bungkam.
Lalu mereka berdua keluar cafe, hati berkecamuk. Pikiran buntu, keduanya sama-sama panas.
;
"Pembual,"
Taehyung masih bungkam, sedikit lebih hisap rokoknya sambil senderin badannya sendiri di pintu mobil. Mata memandang kearah lain, Jungkook berdiri didepannya.
Posisinya di dekat taman kota, taman yang menghadap pemandangan sungai. Hari memang belum terlalu malam, tapi suasananya total kelam.
"Denger? Kamu pembual, pembohong."
Taehyung mainin rokoknya di jari panjangnya, "Pembohong soal?"
"Gak pernah bilang apa yang kamu pikirin,"
"Siapa bilang?"
"Aku."
"Salah."
Jungkook merem sekilas dan hela nafasnya panjang, "Aku mana bisa ngerti kamu, kak."
"Iya, maaf."
"Gak mau maaf,"
"Mau dengerin aku sekali?"
Jungkook diem, gak ada jawaban. Taehyung beralih sedikit terkekeh,
"Denger ya, aku sayang sama kamu."
Yah, menghangat pipinya Jungkook.
"Denger? Aku sayang semuanya soal kamu."
Jungkook berdecak, mengalihkan pandangan, "Gak selesaiin masalah sama sekali,"
"Denger aku dulu,"
"Apanya?"
"Intinya aku sayang sama kamu."
Pundak Taehyung sedikit dipukul, Jungkook wajahnya berubah kesal. "Aku serius."
"Iya, oke."
Taehyung berubah posisi jadi lebih berdiri tegak, tendang sekilas kerikil kecil yang ada didepan kakinya. Tatapannya kebawah, jepit rokok di jari,
"Aku gak tau harus mulai darimana."
"Gak usah panjang-panjang. Intinya."
"Inti dari segala inti, aku sayang kamu."
Taehyung reflek ketawa karena wajah Jungkook memerah tapi dicampur raut kesal. Lucu, lebih baik liat wajah begini kan?
Sementara Jungkook masih bungkam. Dalam hati jauh merasa bersalah, rasa kecewanya dia itu kecewa buta, yang bahkan gak tau darimana kecewanya dan dimana ujungnya.
Taehyung ketawa segini lepasnya didepan dia, tapi isi hatinya masih gak bisa dia baca. Takutnya sekedar omongan, sekedar ekspresi palsu,
"Aku marah, Taehyung."
"Iya, tau. Marah aja dulu,"
"Kamu gak mau marah juga?"
Taehyung diem sebentar, terus gelengin kepalanya,
"Nggak,"
"Kenapa?"
"Kasih tau dulu, cincinmu mana?"
Jungkook diem sebentar, liat jari kanannya sendiri. Matanya sedikit membulat, sadar gak ada sesuatu yang biasanya di jari manis.
Iya, kemarin dilepas, saking kesalnya.
"Aku lepas,"
"Kenapa?"
"Marahlah,"
"Ya kalo gitu aku gak jadi marahnya,"
"Kenapa?"
"Kamu udah marah duluan,"
"Gak usah sok baik, aku tau kamu marah. Jangan gitu caranya, marah ya marah. Bentak sekalian, pukul bisa."
Jungkook ngomongnya sekali nafas, Taehyung bahkan sedikit mengernyit, tapi berakhir ketawa kecil lagi.
"Marah terus. Sidangnya sukses kok."
"Sukses?"
"Iya. Berkatmu."
"Bahkan tadi pagi aku marah-marah."
"Iya, makanya sakit hati."
"Bisa sakit hati?"
"Bisa,"
Dan entahlah, tangan Jungkook reflek terangkat, peluk Taehyung erat sekali.
Kepala Taehyung tenggelam diceruk lehernya, cowok itu masih diam, tangannya gak balas memeluk. Tapi elusan halus dikepalanya bikin hatinya sedikit mencelos,
"Capek ya? Maaf. Cincinnya dirumah."
Lega, ini yang mau dia denger daritadi. Pada akhirnya ya Jungkookㅡpasti dan selalu.
;
"Aduh, capek ngomong."
Duduk dibawah lesehan dengan posisi enak, angin dingin malam hari bahkan berhembus.
Jungkook sedikit pegang kedua pipinya, dicubit sendiri pegel katanya.
"Drama sih kamu,"
"Diem,"
"Iya, kantong hoodiemu ada susu kotaknya kan, bawa sini."
"Ehㅡ"
Telat, susu kotak stoberinya Jungkook terlanjur diambil dari kantong hoodie.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Saling marah terus ya kapan selesai.
Terus aku ngantuk.
Ini handphone berapa kali nempok muka
Bobo dulu
Besok libur
Aye
Ngantuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kone? (Katanya?) ㅡkth x jjk
FanficCerita pas pacaran ngapain aja sih? Ini buku isinya orang pacaran doang :( #3 in Fanfiction [171112] #10 in Fanfiction [171109] #14 in Fanfiction [171106] cover by: @takdumtes