Kabar?

22.2K 3.2K 199
                                    











Tuk

Tuk








Jungkook benar terganggu.

Dia bangun kesal sekali dari tempat tidurnya, menguap lebar dan jalan malas kearah jendela.

Mau mengumpat, siapa sih pagi-pagi bikin ribut di jendela? Niatnya anggap hujan tapi itu terlanjur berkali-kali terus kalo kaca jendela pecah yang salah kan dia.

Hari masih gelap tapi menuju terang, Jungkook buka jendelanya dan reflek menggigilㅡterlalu dingin, hawanya beku.

"Hai,"

Suara datar yang terdengar gak terlalu jauh, dan dia liat ada seseorang dengan  tudung jaket abu yang dihafal. Sedikit menyipitkan mata.

Taehyung.

Tanpa ngomong apapun Jungkook ambil hoodie maroonnya, dipake asal dan jalan cepat keluar.

"Ngapain?"

Pertanyaan pertama yang keluar setelah dia buka pintu gerbang dan sedikit lari kearah pintu belakang; yang menghadap langsung sama jendela kamarnya.

Taehyung dengan rokok diujung bibirnya cuma mengedikkan bahu cuek sekali, "Kangen, makanya kesini,"

"Bodo, chat kan bisa. Free call gak guna?"

"Iya iya jangan dimarah, galaknya."

"Ngantuk tau, pengganggu."

"Kan kapan lagi,"


Jungkook merengut, Taehyung beralih terkekeh sambil tangannya masih betah didalam kantong jaket.

"Mau ngomong soal, kerja."

Taehyung jilat sedikit bibir bawahnya, pandangannya menatap kearah lain. Jungkook reflek mengernyit kan, gelagat Kim Taehyung jauh lebih aneh dari kemarinan.

"Apa?"

"Dari sini, departemen negara dua jam dengan kereta."


Lalu hati Jungkook sedikit mencelos, pandangannya masih blank. Berusaha loading. Tapi tangan dingin Taehyung yang menangkup pipi seolah membuat sadar dan ngantuknya menghilang.

"Hoi? Denger aku?"

"Ah, ya?"

"Jangan blank, aku disini, dek."


Jungkook sedikit gelengin kepalanya, "Oke, jadi intinya apa?"

"Siap jarak jauh? Setahun tunggu kamu lulus."

To the point, Taehyung ucapannya lugas dan gak pernah basa-basi. Itu yang Jungkook suka; tapi pada akhirnya ada juga saat dimana Jungkook merasa marah dengan Taehyung yang seperti itu.

"Jarak jauh?"

"Ya, bukan berarti aku gak akan pernah kesini. Rover kuat jalan lima jam, tapi untuk kerjaㅡ"

"Diterima?"

Taehyung diam dan tatap Jungkooknya halus sekali, cengiran kotaknya keliatan.

"Ya, ahli kimia strata satu. Departemen negara, tadi jam tiga subuh ada email masuk."

Handphonenya digoyangin disebelah muka, senyum Taehyung lebar sekali. Bahagianya, Jungkook harusnya ikut senang.

Dan pelukan di pagi hari yang dingin, erat sekali. Taehyung berawal diam waktu Jungkook mendekat dan peluk badannya lebih erat,

"Selamat. Kamu kebiasaan. Kabar buruk duluan,"

"Haha, makasih. Maaf ya?"

Ucapan maaf ya? Rasanya sedih sekali ditelinga Jungkook. Apalagi semalam rasanya baru sadarㅡeksitensi Kim Taehyung di setiap hari itu penting.

Pelukannya tambah erat, sekalian melawan hawa dingin. Taehyung seperti biasa masih hangat, bau asap rokok yang menempel dan wangi parfum yang memudar.




Wah, Jungkook hampir terbawa perasaan.














ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Pagi yang mendung. Sesuai suasana hati.
Hehe, selamat pagi♡

Kone? (Katanya?) ㅡkth x jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang