Kone? (Katanya?) ㅡkth x jjk

Kesayangan

"Halo sayang,"

Jimin berdiri melipat tangan didada, wajahnya pasang ekspresi miris. Mau mengumpat tapi gak tega. Dan helaan nafas panjang jadi perwakilan.

Jengah, suara halo sayang tadi bukan dari dia. Tapi dari manusia rambut coklatㅡyang lari peluk kap rover merahnya didepan gedung departemen negara.

Malu-maluin.

Bukan temen gue. Sumpah.

Batin Jimin begitu, tapi dia mendekat. Sedikit merunduk tatap Taehyung yang betah pelukin kap rovernya sayang.

"Baby lo udah dateng kan? Jangan numpang lagi ganggu gue sama Yoongi."

"Bacot."

"Beraninya bilang bacot sama teman,"

"Emang lo teman?"

"Bukan, sohib."

"Cih sohib bertepuk sebelah tangan lo,Jim".

"Gitu?"

"Iya gitu,"

"Gak usah numpang makan lagi,"

"Canda bos,"

Taehyung merengut, dan beralih loncat naik duduk diatas kap rovernya. Jas lab masih dipake, mengundang perhatian banyak orang. Apalagi beberapa wanita sosialita istri para pejabat yang lewat,

Inget? Ini parkiran gedung departemen negara. Manusia laboratorium berkeliaran diluar, memang habis jam kerja. Tapi ya siapa juga yang bakal gak aneh,  liat dua orang dengan jas lab ada diluar dan satunya duduk diatas rover merah tanda seolah orang kaya?

Ya wanita sosialita, jelalatan sedikit matanya tapi gengsi. Kan suami mereka jauh lebih kaya.

Halah.

"Sumpah, Kim. Lo gak capek jadi pusat perhatian?"

Taehyung gelengin kepala sambil pasang senyuman bodonya, "Ngapain capek?"

"Gue capek liat lo idiot,"

"Ya jangan diliat,"

"Saraf bola mata gue mengarah kesana, ada gravitasi tertentu yang mengarahkan bola mata gue harus liat lo. Gaya dari gerakan saraf bola mata gue bisa dihitung. Puas?"

"Ais, nice. Fisika-nim Park Jimin."

Dug!

Jimin kakinya naik reflek tendang tulang kering sohibnya itu kasar. Taehyung meringis kuat tapi ketawanya keras. Jimin stres, Taehyung ada hiburan ganggu orang.

"Bangsat, ngapain Jungkook bisa betah sama lo?!"

"Emosi bos? Modal cinta dan kasih sayang, hehe."

"Sok omongan cinta. Seriusin dulu anak orang, baru bilang cinta."

"Ya, on the way."

Taehyung menjentikkan jari sekilas, senyum pongah dan Jimin beralih balik badan gelengin kepalanya. Memilih tinggalin aja itu idiot sendirian.

Daripada ikut di cap idiot, sohib semati memang, tapi semati aja. Sehidupnya nantian.

;

Ya sementara Taehyung, masih betah duduk tumpu tangan diatas kap rovernya. Ambil handphone, tatap sebentar chatroom yang terbengkalai semenjak semalam.

Cuma ada history free call selama nyaris dua jam.

Sama siapa lagi?

;

Taehyung is calling...

Jungkook memperhatikan sebentar handphone yang menyala diatas meja. Kamera menampilkan selfie mode, berarti video call. Sedangkan masih banyak paper yang dia harus dia tulis hari ini.

Dan dia gak mau konsentrasi pecah antara video call atau paper. Rusak nanti, urusannya banyak.

Hela nafas sebentar, reject panggilan itu berat hati.  Dan ketik pesan secepat mungkin.

;

Kookie

Buat paper
Jangan ganggu
ㅜㅠ
Nanti vidcall
Inget oulang
Mkan malem
tiga jam
Biar skesai tugasnya
Ok
Love

Ya, tadi Taehyung sempat syok vidcallnya di reject. Tapi langsung diserbu beberapa chat masuk dari kesayangan, spam pula. Nyaris marah, tapi hatinya hangat.

Berakhir jadi idiot tiduran di kap rover merahnya, tatap langit malam yang hari ini gak ada bintang sama sekali.

Mendung, semendung hati Kim Taehyung karena jarak jauh dari pacar.

Kookie

Buat paper
Jangan ganggu
ㅜㅠ
Nanti vidcall
Inget oulang
Mkan malem
tiga jam
Biar skesai tugasnya
Ok
Love

Info rover dateng
Ho

Liat langit nanti
Gak ada bintang?
Berarti di langit yang sama
Hehe

Curang, Jungkook lirik pop-up notifications dari handphonenya. Biarin satu persatu chat Taehyung masuk, dan dibaca tanpa tanda read.

Beralih buka jendela didepan meja belajar, seperti yang dibilang. Langit gak ada bintang, mendung total.

"Bodo, ngapain sih kamu jam segini,"

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Mikirin km ㅡkth

Pacaran jarak jauh~mulai terasa~karena mulai berbeda~wouwo~

Dek, aq sakit km reject dia ㅡgue

Hai, ketemu lagi sama may 🙌