Sebenarnya?

24.7K 3.5K 335
                                    














"Kamu daritadi bertengkar terus ya,"

Keduanya duduk di bangku taman halaman rumah. Ibu tadi hilang sebentar, katanya mau ke supermarket ambil diskonan. Jungkook niatnya ikut, tapi disuruh diam dirumah.

Dan berakhir mereka berdua begini, duduk berdua dengan Taehyung yang duduknya pake posisi ena kurang ajar.

Iya, setengah pantat dibangku terus kakinya selonjoran ke depan.

Bungkam sebentar sambil gigit coklat batangan, Taehyung beralih tatap pacarnya.

"Bertengkar apanya?"

"Sama ibu, gak suka liatnya,"

"Gak suka aku apa ibu?"

"Gak suka liat kalian gitu, bukan gak suka spesifik,"

"Gak ngerti,"

"Payah, pantes Ibu ragu soal kamu."

Jungkook mendecih sekilas, senderan badannya relax. Taehyung terkekeh, "Lama-lama kamu juga gak percaya dong?"

"Gimana mau percaya?"

"Oh gitu,"

"Kan, argumenku aja kamu ngalah. Nanti dicerca habis sama Ibu gimana? Katanya kamu pacarku?"

Pedas,  Taehyung sedikit tertohok. Tapi omongan Jungkook ada benernya juga kan?

"Disini aku ngerti kok maksud ibu itu kenapa. Bahkan baru sadar tadi,"

"Maksud apa?"

"Maksud kurang setuju sama kita berdua,"

Masih saling tatap, Jungkook wajahnya keliatan telak dia jengah. Taehyung beda, santai sekali. Gak menunjukkan reaksi berarti,

"Ho, apa maksudnya? Kenapa?" Taehyung ubah posisi menghadap Jungkook, kakinya dilipat naik.

"Kamu gak serius, kak."


Bungkam, mukanya pasang tanda tanya. "Apa?"

"Ibu takut kamu main-mainnya keterlaluan, empat tahun gak menjamin kamu bisa selalu serius soal aku, kak."


Seperti biasa, omongan Jungkook pasti loading diotaknya. Diresapi serius, dahinya berkerut tanda berpikir keras.






"Bahkan Jungkook yang bilang dan ngerti semuanya. Kamu memang otaknya masih bocah, Kim."

Lalu suara lembut itu datang lagi, keduanya noleh dan ada Ibu disana berdiri sambil bawa belanjaan. Ibu ambil kursi, diseret sampai duduk didepan keduanya.

Taehyung bungkam total, secara terus menerus tatap ibunya yang sekarang wajahnya dia baru sadar; gak semuda dulu. Ada perubahan sedikit demi sedikit, dan Ibu sendiri disini.

"Ibu gak mau kalian mainnya itu gak serius. Nanti berakhir kaya ibu, ditinggal."

Disini Ibu ketawa kecil, tangannya bahkan terulur naik tepuk kepala Taehyung halus sekali,

"Kamu harus belajar serius dari sekarang. Jangan belajar jadi ayahmu, apa-apa main kata 'serius' tapi gak ada kelakuan seriusnya,"

Taehyung disini berpikir keras, sialan omongannya tinggi semua. Bukan tinggi dalam pilihan kata, ini masalah perasaan. Soal gak peka itu Taehyung dewanya.

"Dan ibu koreksi ya, ibu kurang setuju. Bukan gak setuju."

Keduanya serasa dapat pencerahan, Ibunya berakhir ketawa kecil, acak sedikit rambut Taehyung yang masih tahan warna abu kehitaman.

"Persepsi ibu bisa berubah, asal kamuㅡ" hidung Taehyung disentil sayang,

"Berubah. Ubah sikapmu, ayo dewasa. Cari kerja, baru bisa bangga bilang mau seriusin Jungkook jadi pendamping didepan Ibu. Dan didepan mama Jeon."




Telinga keduanya merah total, malu. Ibu terkikik liat keduanya berubah bungkam, gak saling tatap tapi malu-malu. Lucu, apalagi Jungkook. Merahnya kontras sama kulit putih susu, siapa yang gak mau teriak dia ini manis?

Keduanya ketemu titik terang, dan sadar. Mereka ini pacaran dewasa, bukan lagi labilisasi semacam anak SMA.

Taehyung harus siap serius, dan Jungkook harus siap diseriusin. Maunya Ibu ya begitu. Baru setuju.















;

"Harinya panjang,"

Jungkook berceletuk, duduk dipinggiran jendela kamar Taehyung. Matanya mengarah ke pacarnya yang ganti baju, dengan rokok seperti biasa diujung bibir.

"Sepanjang apa?"

"Punyamu,"

"Haha, jorok."

Jungkook senyum kecil, "Boleh tanya hal pribadi?"

"Silahkan,"

"Ayah mana?"

Taehyung bungkam sebentar, lalu senyum sekilas, "Cerai, umurku masih 17 tahun."

"Kamu gak pernah cerita soal ini,"

"Aku tunggu kamu tanya,"

Jungkook hela nafasnya, dia turun dari pinggiran jendela, mendekat kearah Taehyung dan peluk leher pacarnya itu halus.

Yang dipeluk jelas diem, bingung reaksi apa, cuma beralih lingkarin tangan dipinggang Jungkooknya halus.

"Inget kata Ibu? Serius, sekarang kamu gak bisa pasif,"

"Iya, ngerti."

"Capek ya? Berat?"

Pipinya ditangkup, Taehyung jadi tatap. Intens sekali, tangan Jungkook halus di pipinya,

"Berat, kaya berat badanmu."

"Aku banting kamu sekarang,"















ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Ketika segalanya adalah masalah sikap :)
Selamat pagi ♡

Kone? (Katanya?) ㅡkth x jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang