^Pavo^
***
Cana telah selesai sarapan bersama Ayah dan Ibunya. Dia memang dibiasakan selalu makan bersama sejak kecil. Jadi Cana akan terbiasa makan di rumah. Bukan berarti tidak boleh makan di luar juga sih.
Cana segera membantu Ibunya mencuci piring, sedang Ayahnya tampak sedang bersiap-siap berangkat kerja. Hari ini Ayahnya ada tugas keluar kota selama tiga hari.
Setelah selesai Cana segera mengambil tasnya dan berpamitan.
"Ayah, Ibu, aku berangkat dulu ya," pamit Cana sambil mencium tangan Ayah dan Ibunya bergantian.
"Hati-hati ya, belajara yang rajin," sahut Pak Andra yang merupakan ayah Cana sambil mengusap kepala gadis semata wayangnya.
"Siap Ayah. Ayah juga hati-hati di jalan ya. Jangan lupa oleh-olehnya," canda Cana lalu segera keluar untuk mengambil sepedanya. Sedang Ayah dan Ibunya hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Cana.
***
Cana segera memasuki ruang kelasnya dengan riang. Apakah Cana bertemu dengan Albi seperti biasanya? Yups, dia bertemu dengan Albi lagi saat cowok itu tengah mengeluarkan sepedanya akan berangkat. Meskipun Albi hanya menyapa kemudian berlalu begitu saja, tetapi itu sudah membuat Cana sangat senang karena Albi itu tipe-tipe yang jarang menyapa cewek duluan. Dan ketika Cana disapa olehnya, itu rasanya sesuatu banget. Makanya hari ini dia sangat riang.
"Pagi manis, aku sudah menantimu dari tadi lhoh," sapa Reno yang tiba-tiba saja muncul di depan pintu masuk kelas. Reflek Cana langsung berhenti dengan setengah kesal karena terkejut.
"Ren, bisa nggak sih nggak ngagetin orang begitu. Kebiasaan deh," gerutu Cana. "Dan nggak usah manggil sok lebay gitu. Minggir!" kesal Cana sambil mendorong bahu Reno.
"Dih, jangan ngambek gitu dong, maaf deh," sahut Reno sambil tertawa kecil dan mengikuti Cana ke tempat duduknya. Cana segera menaruh menaruh tasnya, sedang Reno malah asyik duduk di depan meja Cana.
"Ren, plis deh, ini tuh meja, bukan kursi," gerutu Cana karena dia jadi tidak bisa membaca buku. Tapi Reno hanya tersenyum manis menatap Cana sambil menaikkan alisnya. Cana langsung menghembuskan nafasnya dengan malas.
"Pasti mau contek PR kan?" tebak Cana dan Reno masih saja tersenyum lebar tanda mengiyakan. "Ogah!"
"Ayolah Cana, masak sama sepupu sendiri pelit banget sih," rajuk Reno.
"Ren, tahu artinya PR kan?"
"Tahu, Pekerjaan Rumah kan?"
"Lhah trus kenapa tuh belum dikerjakan kemarin di rumah," balas Cana.
Reno langsung terdiam, tapi dia masih tetap berusaha. "Aku lupa belum kerjakan," sahut Reno. "Pinjamin ya Cana manis, masalahnya yang nggak kerjakan nanti di hukum suruh keluar nih sama Ibu Ita. Aku sudah belain berangkat pagi juga buat ketemu kamu," pinta Reno memohon.
"Nggak mau, itu konsekuensimu. Kalau nggak mau dihukum ya harusnya kamu kerjain dong dari kemarin," balas Cana.
"Aku traktir mie ayam deh nanti," rayu Reno sambil menaik turunkan alisnya.
"Nggak mau!"
"Bakso? Aku paling tahu kesukaanmu dua makanan itu kan," rayu Reno lagi.
"Ren, mau kamu belikan mie ayam atau bakso sewarungnya sekalian pun aku juga nggak bakalan mau kalau ujung-ujungnya cuma buat nyuap," balas Cana. "Belajar tanggung jawab dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
For You [END]
Teen FictionDulu, aku hanya mampu menatapmu dari kejauhan. Kini aku bisa berdiri di sampingmu, tapi aku tidak pernah mampu menyatakan perasaanku. Aku takut menyakitimu. [Albi] Dulu, aku tidak pernah berani mendekatimu. Aku menyukaimu, tapi aku hanya mampu menat...