Setelah selesai mengganti seragam olahraga, Cana dan teman-temannya segera berjalan menuju ke lapangan sekolah.
"Kenapa ada banyak orang di lapangan?" tanya Cana karena biasanya memang di lapangan sekolah untuk hari ini di isi anak kelas X, sedangkan kelas lain berada di lapangan olahraga yang lain. Sehingga tidak bisa saling bertemu langsung.
"Entahlah," sahut Zia.
Kelas Cana segera berbaris di sisi lain lapangan tidak jauh dari siswa yang sudah berkumpul duluan tadi sebelum kelas Cana datang. Di lihat dari seragam olahraganya sih, itu milik kakak kelas.
"Hari ini olahraganya Bapak buat pertandingan dengan kelas XI ya. Karena kebetulan Pak Hasan guru olahraga kelas XI sedang ijin tidak bisa masuk. Jadi Bapak harus mengajar dua kelas," ujar Pak Pram yang membuat sebagian anak langsung tersenyum senang. Itu artinya sedang tidak ada penilaian olahraga untuk minggu ini. "Ketua kelas," panggil Pak Pram.
"Ya Pak," sahut Candra dan segera maju.
"Tolong pimpin pemanasan dulu ya. Bapak mau ke tempat kelas XI dulu," ujar Pak Pram lalu segera menuju ke anak kelas lain yang sedang berkerumun di sisi lain lapangan.
"Siap Pak!" sahut Candra sambil memberi hormat dengan semangat. Teman-temannya hanya tertawa melihatnya. "Oke teman-teman, mari mulai pemanasannya dulu mulai dari gelengkan kepala ke kanan dan ke kiri dua kali dua kali ya. Yang paling depan mulai hitung…."
"Satu… dua…."
"BELUUUUM!!!" teriak anak-anak lain karena Reno sudah mulai menghitung duluan.
"Sorry," sahut Reno sambil nyengir.
"Oke, mulai hitung dari paling depan terus selanjutnya nanti urut sebelahnya," ujar Candra. "Mulai!"
Mereka segera memulai pemanasan.
"Cana, bukannya itu kelas Kak Albi?" tanya Zia.
Cana segera melirik sesaat ke kelas XI yang mulai berbaris. Dan dia benar-benar menemukan Albi di sana.
"Iya," sahut Cana sambil melakukan pemanasan.
Semburat merah tipis tampak menghiasi wajah Cana. Zia hanya tersenyum melihat Cana.
Selesai pemanasan, Candra segera melapor ke Pak Pram kalau sudah selesai pemanasan.
"Semuanya berkumpul," suruh Pak Pram yang kemudian menyuruh kelas X dan kelas XI untuk membentuk barisan menjadi satu.
"Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa Pak Hasan tidak bisa mengajar hari ini, jadi dua kelas akan Bapak gabungkan jadi satu dan hari ini kelas X tanding dengan kelas XI," ujar Pak Pram. "Hari ini untuk pertandingan olahraganya Voli dan Sepak Bola. Untuk yang cewek olahraga voli masing-masing kelas dibuat dua kelompok, kalau yang cowok mau ikut gabung boleh, tapi harus ada ceweknya. Sisanya yang cowok silahkan bermain bola," ujar Pak Pram lagi.
"Berarti nggak ada penilaian olahraga dong Pak," celetuk salah satu anak kelas XI.
"Walaupun kalian bebas bermain, tetap akan ada penilaian. Bapak akan lihat bagaimana teknik kalian bermain voli dan sepak bola. Juga ada penilaian yang paling aktif mengikuti olahraga. Jadi Bapak harap semua mengikuti olahraga. Yang belum kebagian regu nanti boleh gantian main," ujar Pak Pram.
"Baik Pak," sahut para siswa walaupun sebagian tampak menyahut dengan malas, terutama para cewek. Sedang anak-anak cowok justru bersemangat.
Semua segera membentuk kelompok masing-masing. Cana, Zia, May, Reno, Andra dan Satya satu kelompok bermain voli. Mereka memang sengaja membuat kelompok campuran karena beberapa anak cewek yang memilih melihat dulu pertandingannya. Sepertinya anak kelas XI juga membuat kelompok campuran dan salah satunya ada Albi.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You [END]
أدب المراهقينDulu, aku hanya mampu menatapmu dari kejauhan. Kini aku bisa berdiri di sampingmu, tapi aku tidak pernah mampu menyatakan perasaanku. Aku takut menyakitimu. [Albi] Dulu, aku tidak pernah berani mendekatimu. Aku menyukaimu, tapi aku hanya mampu menat...