Part 38. Bertemu Ray

213 10 5
                                    

Hari ini Pavo dan Albi akan sama-sama bertanding di perlombaan yang berbeda namun di jam yang sama. Sementara Cana tampak begitu gelisah dengan pikirannya.

"Bagaimana ini?" keluh Cana sambil menaruh kepalanya di meja dengan frustasi. "Aku sudah terlanjur janji menonton dua-duanya. Aku tidak tahu kalau mereka final di jam yang sama," keluh Cana lagi. "Seandainya aku punya jurus bayangan...."

"Udah deh, nggak usah terlalu dipikirin. Nih aku kasih solusi. Kamu nonton pertandingannya Kak Pavo aja dulu satu ronde, habis itu langsung pindah nonton footsal," usul Naya. Cana setengah berfikir. "Nanti kalau ditanyain bilang aja kamu dukung teman kelasmu pas footsal, daripada nanti dia ngomel-ngomel," tambah Naya.

"Makasih Naya buat idenya," sahut Cana senang.

"Tapi nanti aku tetap di lapangan voli, soalnya kelasku tanding melawan kelasnya Kak Pavo," ujar Naya.

"Oke deh."

***

Cana memperhatikan jalannya pertandingan voli di depannya. Kelas Pavo melawan kelas Naya. Pavo sesekali melirik ke arah Cana yang tengah duduk menontonnya. Sementara Zia berkali-kali kesal karena Pavo beberapa kali berhasil melakukan smash.

Ronde pertama selesai, dan kelas Pavo lebih unggul. Sementara yang lain istirahat sebentar, Pavo lebih memilih mendatangi Cana terlebih dahulu.

"Bagaimana permainanku? Keren kan?" bangga Pavo.

"Nggak sama sekali!" kesal Naya.

"Hah, aku tahu kamu kesal karena kelasmu akan aku kalahkan, dengan begitu kelasku akan menjadi Winner Legend Pertandingan Voli," ujar Pavo dengan bangganya. "Dan aku bukan bertanya padamu, tapi pada Cana."

Naya hanya memanyunkan bibirnya kesal, sementara Cana hanya tertawa melihat mereka.

"Oi Pavo! Buruan ke sini!" teriak teman-temannya.

"Oke!" sahut Pavo. "Cana, kamu harus menontonku sampai selesai. Awas kalau tidak!"

Cana hanya tersenyum tidak menjawab, sementara Pavo segera pergi.

Cana menanti, mencari celah saat Pavo sedang sibuk-sibuknya dengan pertandingan agar dia bisa melarikan diri. Tidak berapa lama Naya menepuk bahunya, tanda agar Cana segera pergi karena Pavo sedang fokus pada pertandingan. Cana pun tidak membuang waktu, dia segera beranjak berdiri dan pergi meninggalkan lapangan voli tanpa sepengetahuan Pavo.

***

Di lapangan footsal suasana terlihat sangat riuh, terutama anak-anak yang meneriaki nama Albi dan yang lain meneriaki nama Reno. Dua cowok itu tengah sengit memperebutkan bola. Merekalah yang paling menonjol diantara yang lainnya karena mereka berdua memang sama-sama jago main footsal.

"Siapa yang lebih unggul?" tanya Cana sambil duduk di samping Zia.

"Masih seri," sahut Zia. "Berhasil kabur dari Kak Pavo akhirnya?" goda Zia.

"Haha, iya," sahut Cana.

Cana terdiam sesaat menyadari Albi melirik ke arahnya.

"Kak Albi, jangan hilang fokus," bisik Reno sambil tersenyum menggoda menyadari Albi melirik ke arah Cana yang baru datang dan sesaat kemudian berhasil merebut bola dari Albi.

Albi hanya mendecak lalu mengejar Reno, sedang Cana hanya tersenyum melihat mereka berdua.

Tidak berapa lama kemudian pertandingan berakhir. Kelas Albi lebih unggul satu angka.

"AAARGH!" teriak Reno setengah frustasi. "Semester depan aku pasti akan mengalahkanmu!" kesal Reno sambil menunjuk Albi.

"Haha, oke, aku tunggu semester depan. Kamu harus rajin berlatih untuk mengalahkanku," ujar Albi dengan tenang sambil mengulurkan tangannya pada Reno yang tengah duduk di lantai karena kelelahan.

For You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang