Cana kembali ke kelas dengan wajah yang sedikit memerah dan segera duduk di bangkunya. Zia yang tadinya tertidur akhirnya terbangun karena kedatangan Cana. Dia menatap temannya dengan bingung.
"Kamu baru dapat doorprize apa kok kayaknya happy banget?" tanya Zia. "Oh ya, ini dia browniesnya," Zia menegeluarkan sekotak brownies yang sudah terpotong-potong dalam box makanan dengan taburan chocochips kesukaan Cana.
"Yeeeaay, selamat makan," ucap Cana dan segera mengambil.
"Cana, kamu kok kayaknya seneng banget habis dari perpustakaan. Cerita dong ada kejadian apa?"
"Zia, itu... tadi Kak Albi katanya mau membicarakan sesuatu penting denganku. Menurutmu dia mau membicarakan apa?" tanya Cana dengan suara dipelankan agar anak lain tidak mendengar.
"Kak Albi? Seriusan?" sahut Zia antusias sampai beberapa anak menoleh ke arah mereka. Tapi semua segera kembali fokus dengan kegiatan masing-masing setelah Zia memberi senyum tanda tidak ada hal penting.
"Ih, Zia, jangan keras-keras dong," kesal Cana, sedang Zia hanya nyengir setengah bersalah.
"Apa? Ada apa dengan Kak Albi?" tanya Reno penasaran yang tiba-tiba saja sudah menarik kursi dan duduk di depan meja Cana sambil melipat kedua tangannya di depan meja, tapi itu tidak berseling lama karena tangan Reno sudah beralih ke arah brownies di depan Cana.
"Ih Reno! Itu aku bawakan buat Cana, bukan kamu!" marah Zia berusaha merebut browniesnya tapi gagal karena cowok itu lebih dulu melahapnya.
"Apaan nih, mau dong," Deon yang tiba-tiba datang juga langsung main ambil kue di kotak makan Zia dan lagi-lagi Zia gagal menyelamatkannya. "Temen-temen, Zia bawa kue brownies!" teriak Deon. Dan tentu saja seketika anak sekelas langsung berebut kue brownies yang kotaknya sudah beralih di tangan Deon.
"Deon! Kamu jadi orang ngeselin banget sih!" marah Zia, dan Reno hanya tertawa melihat mereka.
"Makanya kalau ada makanan tuh bagi-bagi neng," sahut Deon mengembalikan kotak makan Zia yang hanya tinggal berisi 3 potong kue. Untung temen-temennya masih banyak yang di kantin, jadi masih sisa karena hanya mengambil sepotong-sepotong.
"Trus soal Kak Albi kenapa?" tanya Reno yang keponya kumat lagi.
"Katanya Kak Albi mau ngomong berdua sama Cana," sahut Zia asal ceplos.
"Ih Zia, aku nggak bilang kalau mau ngomong berdua," gerutu Cana.
"Menurutmu Kak Albi mau ngomong apaan ya?" tanya Zia tanpa menggubris Cana.
"Ah, masak gitu aja nggak tahu sih. Cowok kalau mau ngajak ngomong berdua apa lagi kalau bukan mau nembak," sahut Reno sambil tersenyum menggoda Cana dan itu berhasil membuat wajah Cana langsung memerah.
"Bohong! Belum tentu juga kali. Darimana juga asal kesimpulan ngomong gitu," sahut Cana.
"Aku sering ketemu Kak Albi kalau latihan futsal. Dia pernah lhoh nanyain sekali tentangmu," sahut Reno.
Cana langsung terdiam. Otaknya tengah mencerna kata-kata Reno.
'Menanyakan tentangku?' gumam Cana. "Reno pasti bohong!" Cana langsung menutupi wajahnya dengan buku pura-pura membaca setelah sadar maksud kata-kata Reno.
Zia dan Reno saling tatap lalu mereka tampak menahan tawa melihat Cana salah tingkah.
"Cana, kamu manis sekali kalau sedang salah tingkah," goda Reno sambil mengacak rambut Cana.
Bel masuk berbunyi, Reno segera kembali ke bangkunya setelah mengembalikan kursi ke tempat semula.
"Oh ya Cana. Sebelum nanti ketemu Kak Albi ikut aku sebentar ya, ada sesuatu yang mau aku tunjukkan. Aku jamin kamu pasti senang. Cuma bentar doang kok," pinta Zia.
"Apa memangnya?" tanya Cana penasaran.
"Kan aku bilang nanti," sahut Zia dan Cana hanya mengangguk.
Tidak berapa lama kemudian Bu Ina memasuki kelas dan pelajaran segera dimulai.
***
Happy Reading ^^
Untuk part ini ceritanya dijadikan lebih pendek dulu ya....
Jangan Lupa Vote & Commentnya
See ya for next Part ^^
25/11/2017
KAMU SEDANG MEMBACA
For You [END]
Teen FictionDulu, aku hanya mampu menatapmu dari kejauhan. Kini aku bisa berdiri di sampingmu, tapi aku tidak pernah mampu menyatakan perasaanku. Aku takut menyakitimu. [Albi] Dulu, aku tidak pernah berani mendekatimu. Aku menyukaimu, tapi aku hanya mampu menat...