Part 3

1.9K 42 8
                                    

Cana tengah mengerjakan tugas Bahasa Indonesia yang diberikan oleh gurunya. Teman-teman lainnya juga tengah sibuk mengerjakan tugas membuat contoh surat resmi.

Beberapa menit kemudian Cana segera menutup bolpointnya tanda bahwa dia sudah selesai mengerjakan, dan itu bertepatan dengan bel istirahat ke-dua berbunyi.

"Waktunya sudah habis, segera kumpulkan!" perintah Bu Ana. "Cana, tolong kumpulkan tugasnya dan nanti antar ke ruangan saya ya," pinta Bu Ana karena Cana yang duduk tepat di depan meja guru.

"Baik Bu," sahut Cana lalu segera beranjak berdiri mengumpulkan tugas milik teman-temannya.

Anak-anak lain segera mengumpulkan dengan setengah malas karena memang sebagian belum selesai, dan sebagiannya tampak terlihat mengumpulkan dengan santai karena memang sudah selesai.

Cana berhenti sesaat di dekat seorang cowok yang tengah sibuk menulis dan dihadapannya juga ada sebuah kertas tugas yang sudah dipastikan milik anak lain yang sedang diconteknya.

"Ren," panggil Cana sambil menyodorkan tumpukan lembaran kertas di depan Reno agar cowok itu segera menaruh kertas tugasnya di atas tumpukan kertas tugas yang di bawanya, karena cowok itu sedari tadi tidak menyadari kedatangan Cana, atau lebih tepatnya memang sengaja tidak menghiraukan. "Ren, buruan kumpul. Sudah habis tuh waktunya," gerutu Cana.

"Sebentar ya Cana sayang, ini tinggal sedikit lagi kok," sahut Reno sambil mengeluarkan senyum paling manisnya lalu kembali menulis dengan secepat kilat. Cana hanya menghembuskan nafasnya dengan setengah malas karena harus menunggu satu cowok terakhir. Cana ingin sekali meninggalkannya begitu saja, tapi dia belum tega.

"Makanya kalau ada tugas tuh buruan dikerjain. Dari tadi malah rame mulu, bukannya ngerjain," gerutu Cana pada sepupunya yang sudah sangat akrab sejak mereka kecil. "Capek nih nungguin."

"Ya sudah duduk di kursinya Eni dulu, baru kosong kan. Ini baru diselesaikan," ujar Reno sambil terus sibuk menulis dengan kecepatan kilatnya.

"Nggak mau! Aku hitung sampai sepuluh nggak kumpulin aku tinggal nih," sahut Cana.

"Ya sudah, hitung dulu saja."

"Satu.... Dua.... Tiga.... Empat.... Lima....... Sepuluh!"

Cana langsung mengambil kertas tugas yang digunakan untuk contekan Reno, itu milik Safra. Cana segera menaruhnya dengan lembaran lain lalu segera berjalan keluar kelas.

"Cana, tunggu! Itu curang. Kamu belum menghitung sampai sepuluh," gerutu Reno yang sudah tidak digubris lagi oleh Cana. Gadis itu tampak melenggang dengan santai sambil tersenyum berhasil menjahili sepupunya. "Aaargh!" Reno langsung menaruh sembarang bolpointnya di dalam laci dan segera berlari mengejar Cana yang sudah keluar dari kelas.

Reno menepuk pundak Cana untuk membuat gadis itu berhenti berjalan. Reno segera menaruh kertas tugasnya di atas kedua tangan Cana yang tengah membawa tumpukan kertas tugas milik anak-anak lain.

"Tinggal tunggu lima detik doang nggak sabaran, dasar!" gerutu Reno lalu segera berbalik untuk menuju ke kelas kembali. Namun langkahnya langsung terhenti karena Cana menahan tangannya. "Kenapa?" tanya Reno bingung.

Cana tidak menyahut. Dia mengambil separuh kertas tugas yang dibawanya lalu memberikan pada Reno. Reno hanya menatap kertas itu dengan setengah bingung.

"Bantuin bawa ke tempat Bu Ana," ucap Cana lalu segera meneruskan jalannya kembali.

Reno menatap Cana setengah tidak percaya dengan kelakuan gadis itu, namun akhirnya dia hanya menghembuskan nafas dengan setengah kesal menatap sepupunya yang sudah berjalan mulai menjauh. Dengan setengah malas Reno segera menyusul Cana dan berjalan di sampingnya.

For You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang