Chapt 17 - Bolos

3.5K 179 16
                                        

NP : Virgoun - Bukti 🎶🎧

"Aku gak tahu kenapa tuhan mempertemukan kita lagi, entah untuk mengulang kisah kita yang belum selesai, atau untuk mengakhiri kisah ini agar cepat selesai."

⚘⚘⚘

Pagi ini Amanda dan Fahrez sudah berada dalam mobil yang sama. Seperti biasa, mereka hendak pergi ke sekolah. Namun, saat ditengah perjalanan. Amanda baru menyadari bahwa mobil yang ditumpanginya itu melaju bukan menuju arah sekolah. Melainkan ke arah lain yang entah kemana.

Amanda kebingungan, lalu menoleh menatap Fahrez. "Kita mau kemana sih kak ? Inikan bukan jalan menuju sekolah ?" Ucapnya.

Fahrez tak bergeming, ia tetap fokus menyetir dan menghiraukan apa yang Amanda katakan.

Amanda menggigit bibirnya, ia khawatir jika akan terlambat. "Kak, sebentar lagi gerbang sekolah ditutup."

Fahrez menoleh sekilas, ia melihat sedikit kekhawatiran diwajah gadisnya itu. Namun, ia tetap tak mengeluarkan satu katapun dari bibirnya.

"Kakak tuh manusia atau gunung es sih, diajak ngomong tuh nyaut bukan diem aja." Gerutu Amanda kesal.

Fahrez terkekeh pelan sebelum berkata, "gue mau ngajak lo ke suatu tempat hari ini."

Amanda mengernyitkan dahinya, "kenapa harus hari ini ?" Ucapnya sambil menatap Fahrez heran.

"Karena gue gak tahu besok, lusa, atau nanti. Gue masih bisa kayak gini sama lo atau engga." Ucap Fahrez lalu tersenyum miris.

"Kakak tuh ngomong apasih aku gak ngerti ?" Ucap Amanda masih dengan menatap wajah lelaki itu.

Fahrez menoleh menatap Amanda lalu tersenyum, "gak papa." Ucapnya kemudian menatap jalanan lurus didepannya kembali.

"Jadi, kita bolos ?" Ucap Amanda sambil menatap Fahrez menunggu jawaban.

Lelaki itu menganggukan kepalanya.

Amanda menatap keluar jendela mobil, khawatir kalau bundanya tahu ia bolos lagi. Itu pasti akan membuat bundanya kecewa.

Fahrez memarkirkan mobil sportnya itu didepan sebuah gedung tua yang nampak kumuh dan seperti tak terjamah oleh siapapun. Ia turun dari mobilnya, lalu membuka pintu mobil untuk Amanda layaknya gadis itu seorang puteri.

Amanda turun dan mengamati sekitar, tak ada orang disana. Selain, dirinya dan Fahrez saja. Yang nampak hanya sebuah gedung tua kumuh menjulang sangat tinggi. Gadis itu bergidik ngeri dan menatap horor gedung itu. Kemudian berpikir, untuk apa Fahrez mengajaknya ke tempat semenyeramkan ini. Untuk mencari jenglot kah ? Atau mengajaknya uji nyali ? Ah, entahlah ia tidak tahu. Ia hanya berharap semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk padanya saat ini.

"Ayo!" Ucap Fahrez sambil menarik tangan Amanda.

Gadis itu tak bergeming, ia malah menatap Fahrez dengan tatapan tajam.

Fahrez tersenyum simpul, "tenang aja. Gue bukan mau ngajak lo nyari jenglot atau ketemu sama pocong." Ucapnya menjawab kebingungan gadis itu.

"Nggak, aku gak mau masuk kedalam gedung itu." Ucap Amanda kekeuh.

Tanpa babibu, Fahrez menggendong Amanda ala brydal style dan membawanya masuk kedalam gedung itu.

Sepanjang perjalanan Amanda terus menutup mata dengan kedua telapak tangannya, tanpa membukanya sedikitpun. Yang ada dalam pikirannya saat ini, jika ia membuka matanya. Maka gadis itu akan melihat jenglot, pocong, kuntilanak dan sejenisnya. Amanda ini ada-ada saja. Eittss, tapi bener juga sih. Horor karena berada ditempat seram seperti itu, berasa sedang uji nyali.

My Fireflies!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang