Amanda merupakan gadis berparas cantik dan sempurna dalam segala hal, dengan fasilitas mewah, serta hidup yang sangat berkecukupan. Namun ia memilih untuk hidup sederhana dan menjadi orang biasa saja. Ia adalah gadis yang ceria, hingga saat ia kehil...
Malam ini Amanda tengah sibuk memilah baju-baju dilemarinya. Gadis itu bingung hendak mengenakan baju apa. Lalu diliriknya jam yang terletak diatas nakas, sudah pukul 18.30 wib. Setengah jam lagi Fahrez akan datang menjemputnya. Namun, gadis itu masih bingung harus pakai baju apa. Setelah mengantar pulang sekolah tadi, Fahrez mengajaknya jalan-jalan malam ini.
Setelah cukup lama gadis itu menjelajah lemari dikamarnya. Akhirnya, Amanda menjatuhkan pilihan pada Overall denim pendek dan memadukannya dengan baju putih polos sebatas lengan saja. Kemudian mengoles wajahnya dengan sedikit make-up dan juga liptint dibibirnya. Rambut hitamnya dibiarkan tergerai, lalu ia meraih sneakers putih dan mengenakannya.
Amanda menatap dirinya didepan cermin, lalu berguman. "It's perfect," ucapnya lalu tersenyum.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gadis itu meraih ponselnya yang terseimpan diatas nakas. Lalu memasukannya kedalam slingbag yang akan dibawanya. Kemudian ia memutuskan untuk segera turun dan menunggu Fahrez dibawah.
Amanda membuka pintu kamarnya, "eehhh, Bunda." Ucapnya terkejut saat Dinda mucul dibalik pintu.
"Kamu ini ngagetin aja," ucap Dinda sambil memegang dadanya. "Baru aja bunda mau manggil kamu. Fahrez udah nunggu dibawah, sana cepat. Kasian kalo nunggu kelamaan," lanjutnya.
"Iya bunda, aku pamit ya. Asalamualaikum," ucap Amanda seraya mencium tangan Dinda lalu turun ke bawah menuju ruang tamu.
Sesampainya disana gadis itu melihat Fahrez tengah mengobrol bersama abang dan juga Ayahnya.
Amanda berdehem, "ekhem, jadi pergi gak ?" Ucapnya sambil melirik Fahrez.
Ketiga orang diruang tamu itu menoleh menatap Amanda.
"Yaellah dek, nyelow kali. Hehe," ucap Farel lalu terkekeh.
Fahrez tersenyum ke arah Amanda, lalu beralih menatap Hadi. "Yah, Fahrez pinjam Amandanya dulu ya, sebentar. Hehehe," ucapnya.
"Yaudah sana, jagain putri kecil Ayah ya." Ucap Hadi lalu terkekeh.
"Iihhh Ayah apasih, Manda tuh udah gede tahu." Ucap Amanda lalu melipat kedua tangannya didada.
Farel menepuk bahu Fahrez lalu berbisik. Namun, terdengar seperti bukan bisikan. "Hati-hati Amanda suka gigit kayak macan, hehehe." Ucapnya disertai kekehan pelan.