"Ajak calon menantu mamah kemari lagi, mamah akan ajarkan dia bagaimana cara menjadi istri yang baik untuk kamu kelak."
⚘⚘⚘
Siang itu Fahrez terus menelpon Amanda hingga berkali-kali. Namun, gadis itu tidak menjawab panggilan telponnya sekalipun.
Akhirnya Fahrez menumpahkan segala kemarahan dan kekesalannya pada semua benda mati yang ada dikamarnya. Kamarnya menjadi luluh lantah seperti kapal pecah. Lelaki itu melihat buku-buku jarinya yang terluka karena meninju sebuah kaca dikamarnya. Ia tersenyum getir pada dirinya sendiri yang berada didalam cermin. Mengapa rasa sakit dihatinya lebih besar, padahal yang terluka adalah tangannya.
Lelaki itu meraih jaket parasut dan kunci mobil miliknya, lalu keluar begitu saja meninggalkan kamar dengan tergesa-gesa.
"Fahrez, kamu mau kemana ?" Ucap Farah, mamanya.
Fahrez menoleh menatap Farah, ia menghela nafas dalam berusaha mengatur emosinya saat ini sebelum menjawab pertanyaan sang mama. Ia tidak ingin melukai mamanya sedikitpun, walaupun hanya dengan kata.
"Aku pergi sebentar Mah," ucap Fahrez datar.
Farah melihat luka ditangan Fahrez sekilas, "biar Mamah obati luka kamu sebelum kamu pergi." Ucapnya lalu pergi mengambil kotak P3K.
Fahrez tidak dapat berbuat banyak, ia duduk disofa ruang tamu menunggu Farah kembali. Lelaki itu sangat menyayangi Farah, ia tidak bisa menolak apapun yang Farah perintah.
Farah datang dengan kotak P3K ditangannya, lalu ia mengobati tangan putranya itu dengan telaten.
"Kamu ada masalah ?" Ucap Farah sambil mengobati luka Fahrez.
Fahrez tidak menjawab.
Farah menatap wajah putranya itu sekilas, "apa ini masalah perjodohan kamu itu ?"
Fahrez masih tidak menjawab, ia mengalihkan pandangannya ke sembarang arah saat Farah menatapnya.
"Tidak banyak yang bisa mamah lakukan untuk kamu Rez, papahmu sangat keras kepala. Mamah hanya bisa mendukung apapun yang akan kamu lakukan. Mamah tidak ingin kamu menyakiti diri kamu seperti ini," ucap Farah lalu tersenyum.
Fahrez masih tak bergeming ditempatnya tanpa sepatah katapun.
"Sudah selesai, sekarang kamu boleh pergi." Ucap Farah sambil tersenyum.
Fahrez bangkit dari duduknya, lalu ia melangkahkan kakinya tanpa berkata apapun pada Farah.
"Fahrez," sahutan Farah menghentikan langkahnya. Ia menoleh menatap Farah.
"Ajak calon menantu mamah kemari lagi, mamah akan ajarkan dia bagaimana cara menjadi istri yang baik untuk kamu kelak." Ucap Farah lalu tersenyum.
Tanpa sadar Fahrez menyunggingkan senyum disudut bibirnya lalu mengangguk. Setelahnya ia langsung pergi dan melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Farah yang melihat Fahrez meninggalkan rumah dengan mengemudikan mobilnya secara tidak stabil terlihat sangat khawatir.
-🌹🌹🌹-
Saat ini Amanda tengah berada dikafe tempat Hanna bekerja. Sesuai keinginannya saat disekolah tadi, ia ingin pulang bersama Hanna dan ikut dengannya ke tempat kerja.
Hanna terlihat sibuk dengan pekerjaannya sebagai pelayan dikafe itu, sedangkan Amanda duduk sebagai pengunjung disana. Sambil terus mengaduk-aduk minuman yang dipesannya tadi, gadis itu terus melirik ponselnya yang berdering terus menerus. Tertera dilayar ponsel itu nama Alfahreza A. Prasetya's calling.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fireflies!
FanfictionAmanda merupakan gadis berparas cantik dan sempurna dalam segala hal, dengan fasilitas mewah, serta hidup yang sangat berkecukupan. Namun ia memilih untuk hidup sederhana dan menjadi orang biasa saja. Ia adalah gadis yang ceria, hingga saat ia kehil...