"Gue brengsek, karna selalu bikin wanita yang gue sayang itu sakit. Gue juga pengecut karena menyerah diawal. Harusnya gue bahagiain dia sampai akhir. Lo pentes sebut gue brengsek yang gak tahu diri."
⚘⚘⚘
Hanna berjalan menyusuri koridor kelas XI dengan wajah yang nampak lesu dan tidak bersemangat. Gadis itu merasa begitu sepi hanya karena tidak ada Amanda. Padahal keadaan SMU Pelita Bangsa masih sama saja, tidak ada sepinya. Banyak siswa ataupun siswi yang melakukan berbagai macam aktifitas seperti biasanya. Namun lain halnya dengan Hanna yang merasa kesepian karena ketidakhadiran sahabatnya itu. Karena hanya Amanda lah satu-satunya teman yang ia miliki disana. Hanya gadis itu yang menjadi tempat berbagi segala keluh kesahnya dan selalu mampu menghibur kesedihannya. Amanda memang seperti firflies untuknya, sahabat terbaik sepanjang hidup Hanna.
Sejak hari dimana Fahrez masuk Rumah Sakit karena Panji, Hanna tidak lagi bertemu Amanda. Gadis itu sudah tidak masuk sekolah selama 3 hari. Hanna sudah mencoba menghubunginya tapi tak ada jawaban. Ia bahkan sudah mencari Panji untuk menanyakan perihal Amanda. Namun, lelaki itu ternyata tidak masuk sekolah juga karena mendapat skorsing dari pihak sekolah akibat dari perbuatannya terhadap Fahrez yang dianggap sebuah kekerasan. Bagusnya Panji tidak dikeluarkan dari sekolah karena masalah itu, dan tidak ada yang memperkarakan masalah itu hingga kejalur hukum. Entahlah, mengapa ? Hanna tidak tahu dan tidak mengerti. Ia juga ingin sekali bertanya pada Fahrez mengenai Amanda. Tapi, lelaki itu pun sama tidak masuk sekolah karena mungkin masih sakit. Hufftt, Hanna benar-benar merasa kesepian saat ini. Akhirnya gadis itu memutuskan untuk pergi ke kantin dan duduk sendirian sambil memesan es teh manis untuk mengilangkan dahaganya.
"Hai Na," ucap Deran yang baru saja menghampirinya sambil tersenyum, lalu duduk didepan gadis itu.
Hanna balas tersenyum.
"Sendirian aja ?" Deran menaikkan sebelah alisnya.
Hanna mengangguk tanpa menjawab.
Deran menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia merasa seperti sedang berbicara dengan robot saat ini. "Amanda kemana ? Biasanya lo kan sama dia terus ?" Ujarnya.
"Sudah 3 hari ini Amanda gak masuk sekolah kak," ucap Hanna.
"Dia sakit ?" Tanya Deran.
Hanna menggeleng, "gak tahu kak. Kata Hilman sih gitu." (Hilman sang ketua kelas XI IPA-1, yaitu kelas Hanna dan juga Amanda).
"Lo udah coba hubungin dia ?" Ucap Deran.
Tidak lama pelayan kantin datang membawakan minuman Hanna.
Hanna menatap pelayan itu lalu tersenyum, "makasih bu." Pelayan itu balas tersenyum lalu pergi.
Kemudian gadis itu kembali menatap Deran, "udah, tapi gak bisa." Hanna meneguk minumannya.
"Kenapa gak bisa ?" Tanya Deran lagi.
"Handphonenya gak aktif kak," ucap Hanna dengan rawut wajah sedikit muram.
"Lo khawatir sama dia Na ?" Ucap Deran.
Hanna mengangguk, "saat hari dimana kak Fahrez berkelahi dengan kak Panji. Hari itu juga Amanda bilang kalau dia ingin menemui kak Fahrez. Waktu itu saat jam istirahat pertama, dia bilang ada yang harus dibicarakan dengan kak Fahrez. Setelah itu Amanda pergi, dan sampai jam istirahat akan segera berakhir Amanda belum kembali ke kelas. Terus aku coba buat susul dia ke kelas kak Fahrez," gadis itu menatap Deran yang sedari tadi sangat setia mendengarkan Hanna. "Itu juga kelas kak Deran kan ?" Tanya gadis itu lalu diangguki oleh Deran.
"Aku gak nemuin Amanda, tapi aku malah lihat kak Fahrez yang udah pingsan dengan berlumuran darah. Aku juga sempet shock lihatnya. Disana juga sudah banyak orang yang berkerumun, ada kak Nadine juga. Tapi aku sama sekali gak lihat Amanda kak, bahkan hingga saat ini aku belum bertemu dengannya lagi." Ucap Hanna panjang lebar dengan raut wajah yamg sulit terbaca.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Fireflies!
FanfictionAmanda merupakan gadis berparas cantik dan sempurna dalam segala hal, dengan fasilitas mewah, serta hidup yang sangat berkecukupan. Namun ia memilih untuk hidup sederhana dan menjadi orang biasa saja. Ia adalah gadis yang ceria, hingga saat ia kehil...