Chapt 42 - Hari Minggu

2.1K 103 15
                                    

"Ada apa dengan kak Fahrez, dia seperti tidak melihatku. Apa ini rasanya ada, terlihat tapi tak dianggap."

⚘⚘⚘

Siang ini tepat pukul 10.30 wib, Amanda dan Farel sudah berada disalah satu mall terbesar di Jakarta. Sepertinya sepasang adik-kakak itu akan menghabiskan weekend bersama dihari minggu ini.

Farel mengajak Amanda berkeliling mall, keduanya tidak nampak seperti adik dan kakak melainkan nampak seperti sepasang kekasih. Banyak pasang mata yang memperhatikannya, menatap keduanya dengan tatapan kagum dan iri. Iri karena mereka terlihat seperti pasangan yang sempurna, cantik dan tampan, couple goals. Padahal kenyataannya mereka hanyalah sepasang adik dan kakak yang tengah jalan bersama.

"Kita makan dulu ya dek," ucap Farel ditengah2 perjalanan.

Amanda mengangguk tanda mengiyakan.

Kemudian keduanya masuk ke sebuah restaurant ternama dimall itu. Mereka duduk dikelas VVIP.

Setelah itu seorang pelayan datang menghampiri, lalu bertanya dengan ramah dan sopan perihal apa yang ingin Farel dan Amanda pesan. Farel menyebutkan beberapa nama makanan dan minuman yang ada didaftar menu itu, tentu saja untuk ia dan Amanda. Pelayan resto itu mencatatnya kemudian pergi.

Amanda menautkan kedua alisnya sambil menatap Farel bingung.

Farel menaikkan sebelah alisnya menatap Amanda, "why ?" Ucapnya.

"Abang gak salah pesan makanan sebanyak itu ?" Ucap Amanda.

"Enggak kok, memangnya kenapa ?" Ucap Farel.

"Kita kan cuma berdua, kenapa abang pesan banyak banget ? Kalo gak habis gimana ?" Ucap Amanda.

"Gapapa, sekali-kali kita makan banyak kaya gini dek. Pokoknya harus habis berdua, hehehe" ujar Farel.

Amanda hanya bergeleng-geleng kepala saja, "kalo gak habis abang yang tanggung jawab."

"Hahaha, tanggung jawab emangnya gue ngehamilin anak orang apa." Ujar Farel.

Amanda berdesis, "aiisshhhhh, terserah."

Farel hanya terkekeh geli.

Sambil menunggu pesanan mereka datang, keduanya menghabiskan waktu menunggu itu dengan bercerita masa kecil mereka. Sesekali keduanya tertawa, sehingga menunggu itu tidak terasa lama.

"Permisi tuan dan nona, ini pesanannya." Ucap salah seorang dari beberapa pelayan yang mengantar pesanan Farel dan Amanda tadi.

Kemudian tawa keduanya terhenti dan berubah menjadi senyum ramah.

"Terimakasih mbak," ucap Amanda ramah.

"Selamat menikmati, permisi." Ucap pelayan itu dengan ramah setelah meletakkan pesanan lalu pergi kembali.

Kini Amanda dan Farel saling bersitatap.

Keduanya berhitung bersama mulai dari, "1...2...3...". Mereka berdua menyantap makanan itu dengan lahap dan cepat. Nampak seperti orang kelaparan saja, keduanya berlomba-lomba menghabiskan makanan.

Sesekali Amanda tersedak, lalu Farel memberikannya minuman.

"Ing..ngguett.  guaakk.. wuaktu.. kuecill kuita suering muakan sampe kwayak gini," ucap Farel dengan mulut penuh.

Amanda tertawa tertahan, lalu mengangguk masih dengan mulut yang penuh makanan.

Farel tersenyum masih dengan mulut penuh.

Keduanya makan seperti anak kecil saja, tidak malu dilihat oleh orang lain yang juga ada disana. Meskipun hanya ada beberapa orang saja, karena itu merupakan kelas vvip.

My Fireflies!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang