Chapt 24 - Malam Minggu

3.1K 155 0
                                    

"Gak usah tegang gitu, ini cuma malam mingguan kok bukan malam pertama."

⚘⚘⚘

Malam minggu atau satnight adalah malam yang spesial bagi mereka yang memiliki pasangan. Namun, tak sedikit pula yang menyebut malam itu sebagai sadnight atau malam kutukan, malam horor atau yang lainnya. Padahalkan setiap malam itu sama saja tak ada bedanya, sama-sama gelap. Iya gelap, selayaknya kasus percintaannya para jones yang setiap malamnya begitu-begitu saja. Tidak ada titik terangnya, apalagi kalau malam minggu datang. Setiap malam minggu cuma nonton TV atau dikamar dengerin musik terus baca wattpad sambil peluk guling.

Amanda sama seperti para jones pada umumnya, yang menganggap malam minggu sama sekali tak ada sepesial-sepesialnya. Karena setiap malam minggu gadis itu hanya menghabiskan malam itu dengan membaca novel kesukaannya sambil mendengarkan musik melalui earphone. Atau lebih baik nonton drama korea dilaptopnya. Gadis itu tak pernah tertarik sedikitpun keluar dari kamarnya setiap malam minggu. Meskipun Farel abangnya sering mengajaknya keluar, tetap saja ia menolak dengan berbagai alasan.

Namun, ada yang berbeda pada malam minggu Amanda kali ini. Saat ini ia dan Fahrez sedang berada diatas satu motor yang sama. Entahlah laki-laki itu ingin mengajaknya kemana, Amanda tidak tahu. Bukan ia tidak bertanya, hanya saja Fahrez tak juga mengindahkan pertanyaannya dengan baik. Saat disekolah tadi Fahrez hanya mengajaknya jalan malam ini, lelaki itu juga tak mengatakan akan kemana dan mau apa.

Motor Fahrez memasuki sebuah kafe yang bertuliskan, "KAFE COUPLE". Setelah memarkirkan motornya, Fahrez meraih tangan Amanda untuk mengajaknya masuk kedalam kafe tersebut. Belum ada yang membuka suara diantara keduanya. Semenjak saat Fahrez melajukan motornya keluar dari pekarangan rumah Amanda hingga sekarang.

Setelah keduanya duduk ditempat yang telah Fahrez reserve sebelumnya, akhirnya lelaki itu bersuara. "Gak usah tegang gitu, ini cuma malam mingguan kok bukan malam pertama."

Amanda mendelikan matanya menatap Fahrez, "siapa yang tegang sih ? Aku ?" Ucapnya lalu menunjuk dirinya sendiri.

Fahrez mengangguk lalu tersenyum, karena melihat pipi Amanda bersemu merah.

"Kenapa aku harus tegang, ini bukan ujian naaional!" Ujar Amanda sebal.

Fahrez tersenyum khasnya, "pipi lo merah, lo dandan buat jalan sama gue ?" Ucapnya lalu menatap Amanda dan menaikkan sebelah alisnya.

Gadis itu langsung menyanggah pernyataan Fahrez sambil menutupi kedua pipinya. "GR banget sih jadi orang," ucapnya sinis.

"Aku tuh gak dandan, pipi aku merah karena gerah aja." Lanjut berkilah sambil mengipas-ngipaskan tangannya.

Fahrez tersenyum simpul, "lo gak pinter bohong pibol." Ucapnya lalu mencubit kedua pipi Amanda dengan gemas.

Gadis itu meringis kesakitan, "sakit tau."

"Lebih sakit mana ? dicubit sama gue atau kehingan gue ?" Ucap Fahrez.

Amanda meneguk salivanya kasar sebelum kemudian menjawab, "lebih sakit kehilangan kakak."

Fahrez tersenyum menatap Amanda, dan terjadilah acara saling tatap tanpa suara. Hingga kemudian suara seseorang datang mengejutkan keduanya.

"Permisi tuan dan nona, ini pesanannya." Ucap seorang pelayan dengan ramah sambil meletakan makanan dan minuman yang telah dipesan Fahrez sebelum mereka datang.

"Terimakasih," ucap Fahrez lalu diangguki oleh pelayan kafe itu. Setelahnya ia pergi meninggalkan meja Fahrez dan Amanda.

Kini keduanya kembali saling memandang satu sama lain.

My Fireflies!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang