"Izinkanlah aku menjadi egois sekali ini saja tuhan, aku hanya ingin tawanya kembali."
⚘⚘⚘
Deran dan Hanna kini sedang berada didalam mobil yang sama. Setelah menjenguk Fahrez dari rumah sakit, Deran sudah berjanji untuk mengantar Hanna ke rumah Amanda.
"Na, emangnya hari ini lo gak kerja ?" Ucap Deran memulai percakapan.
Hanna menoleh menatap Deran yang berada disampingnya sedang mengemudi. "Enggak kak, sedang libur."
Deran sedikit bingung, "libur sendiri maksudnya ?"
"Bukan, emang aku kalau libur itu gak tentu kak. Kadang hari senin, selasa atau hari kerja lainnya. Kecuali sabtu atau minggu, aku gak pernah libur." Ujar Hanna menjelaskan.
Lalu Deran ber'oh'ria.
"Namanya juga kerja di Kafe kak, sabtu minggu kan rame. Ya semua karyawannya pasti gaboleh libur, hehe." Ucap Hanna lalu terkekeh.
Deran tersenyum tipis.
"Na, ?" Ucap Deran sambil melirik Hanna sekilas lalu menatap kedepan lagi.
Gadis itu menoleh ke arah Deran karena merasa dipanggil. "Iya kenapa kak ?"
"Gue boleh nanya gak sama lo ? Tapi mungkin ini agak privasi." Ucap Deran ragu-ragu.
Hanna mengernyit bingung sambil menatap lelaki disampingnya itu.
"Nanya aja kak, aku gak akan tersinggung kok. Hehehe" ucapnya lalu terkekeh.
Deran menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "lo pernah pacaran ? Ehh, lo pernah gak jatuh cinta gitu sama cowok atau suka ?"
Hanna tertawa melihat Deran yang sedikit salting itu, "aku jawab yang mana dulu nih kak ?"
"Terserah lo Na," ucap Deran lalu menyengir kuda.
"Aku belum pernah pacaran kak," ucap Hanna jujur lalu tersenyum.
Deran melirik gadis itu sekilas.
"Kalau jatuh cinta atau suka sama seseorang itu pernah." Ucapnya lalu tersenyum getir, "tapi perasaan itu bertepuk sebelah tangan Kak," lanjutnya.
Deran melirik Hanna lagi sambil mengemudi, "apa orang itu Fahrez ?"
Hanna mengangguk lalu tersenyum kecil.
"Lo masih suka sama Fahrez Na ?" Tanya Deran.
Hanna menggeleng, "kalau sekarang mungkin lebih tepatnya kagum aja. Kak Fahrez emang baik, cool, ganteng, semua yang krang lihat gitu, termasuk aku."
"Yakin lo udah gak suka sama dia ?" Tanya Deran lagi.
Hanna mengangguk mantap, "aku suka sama dia dulu karna kak Fahrez pernah nolong aku sekali saat kelas 10. Dia bener-bener baik, aku bahkan masih inget sampe sekarang. Waktu kak Nadine ngebully aku, kak Fahrez dateng sebagai malaikat penolong. Dari situ aku jadi suka sama dia, dan aku berharap dia bisa jadi malaikat pelindungku selamanya. Tapi ternyata aku salah, kak Fahrez bukan ditakdirkan buat aku. Melainkan buat sahabat aku, Amanda."
Hanna tersenyum, "setelah aku sadar, perlahan-lahan perasaan suka itu berubah jadi kagum."
"Terus yang ditakdirkan buat lo siapa dong Na ?" Tanya Deran lalu tersenyum jahil.
Hanna balas tersenyum lalu menggendikkan bahu tanda tidak tahu.
"Kalo seandainya gue yang ditakdirkan tuhan buat lo gimana ?" Ucap Deran.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Fireflies!
FanfictionAmanda merupakan gadis berparas cantik dan sempurna dalam segala hal, dengan fasilitas mewah, serta hidup yang sangat berkecukupan. Namun ia memilih untuk hidup sederhana dan menjadi orang biasa saja. Ia adalah gadis yang ceria, hingga saat ia kehil...